Probolinggo Kota, Bhirawa
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo fasilitasi forum Diskusi Kelompok Terpumpun Biografi Dokter Mohamad Saleh yang merupakan pemerhati sejarah Kota Probolinggo, Senin (14/10) pagi.
Dalam pembukaan forum, Penjabat Wali Kota Probolinggo, M. Taufik Kurniawan, mengatakan bahwa forum diskusi sejarah ini memiliki peranan penting, “Melalui sejarah kita akan memahami perilaku manusia dan nilai-nilai masyarakat, jadi sejarah sangat penting untuk kita, karena sejarah dapat kita gunakan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan apa yang sesuai dengan kultur dan budaya kita di Probolinggo,” jelasnya.
Diskusi ini bertujuan untuk memenuhi syarat pengusulan Gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh besar yang berjasa dalam bidang kesehatan, pendidikan dan politik di masa penjajahan Belanda itu.
Turut hadir dalam kegiatan diskusi tersebut diantaranya Sekretaris Daerah drg. Ninik Ira Wibawati, Asisten Administrasi Pemerintahan Madihah, Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan Dan Sumber Daya Manusia Surya Darmawati, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi Dan Keuangan Slamet Swantoro dan Kepala Disdikbud Siti Romlah.
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber ahli, yang pertama adalah perwakilan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Desi Eka Rahmawati yang membawakan materi mengenai Prosedur Tata Cara Pengusulan Calon Pahlawan Nasional.
Desi menjelaskan, ada beberapa tahapan dalam pengajuannya, yakni diawali dari masyarakat yang mengajukan usulan Calon Pahlawan Nasional (CPN) kepada Bupati/Wali Kota. Selanjutnya diteruskan ke Gubernur melalui Dinas Sosial Provinsi beserta persyaratan administrasi.
Kemudian uulan tersebut dibahas oleh Tim TP2GD (Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah) yang dibentuk oleh Gubernur, dan setelah melalui proses kajian mendalam, usulan yang memenuhi syarat diajukan kepada Gubernur untuk diteruskan sebagai rekomendasi kepada Menteri Sosial RI. Hingga pada akhirnya kewenangan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional adalah hak prerogatif Presiden.
Narasumber berikutnya adalah pengajar program doktor Departemen Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang, Abdul Latif Bustami, yangmana adalah penyusun biografi berjudul dr. Mochammad Saleh: Pahlawan Pergerakan Nasional Yang Diabaikan.
Selain itu, Pj. Taufik juga menyampaikan harapannya agar melalui diskusi terpumpun ini, para peserta bisa saling bertukar informasi mengenai tokoh yang lahir di Salatiga Tahun 1888 itu semasa hidupnya.
“Tentunya, cikal bakal penyusunan diskusi ini menjadi awal untuk membuktikan bahwa Kota Probolinggo nantinya akan punya pahlawan nasional,” harapnya. [fir]