Oleh :
Andre Kurniawan
Anggota Sub Kelompok 3 program pengabdian masyarakat Non Reguler 07 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Percepatan pembangunan ekonomi desa tidak lagi cukup hanya mengandalkan sumber daya alam. Di era digital dan persaingan yang ketat, kelompok pemuda seperti Karang Taruna perlu dibekali kompetensi manajerial dan komunikasi bisnis. Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, fokus pada penguatan ekosistem wirausaha muda. Kami mengidentifikasi bahwa Karang Taruna Balongsari memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi kelurahan, namun banyak yang masih kekurangan keterampilan praktis untuk memasuki dunia bisnis yang kompetitif.
Merespons kebutuhan tersebut, mahasiswa merancang program yang secara spesifik menargetkan anggota Karang Taruna melalui Pelatihan Teknik Pitching dan Negosiasi. Kompetensi pitching (presentasi ide bisnis) kini menjadi gerbang utama bagi setiap wirausaha baru. Dalam sesi yang kami selenggarakan, kami tidak hanya memberikan teori, tetapi juga simulasi merancang elevator pitch—yaitu seni merangkum ide bisnis secara efektif dan persuasif dalam waktu yang sangat singkat. Kami menekankan bahwa tanpa kemampuan ini, ide bisnis terbaik sekalipun akan sulit mendapatkan pendanaan dari calon investor, dukungan dari supplier, atau kemitraan strategis. Melalui simulasi, peserta belajar mengemas keunggulan produk lokal mereka, mengubah keunggulan tersebut menjadi nilai jual yang meyakinkan di hadapan audiens.
Selain pitching, Negosiasi kami anggap sama pentingnya, khususnya dalam konteks wirausaha desa. Sesi Negosiasi melatih kemampuan Karang Taruna untuk mencapai kesepakatan bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Dalam konteks wirausaha lokal, kemampuan negosiasi tidak hanya berkutat pada harga jual-beli produk. Lebih dari itu, ia mencakup negosiasi kemitraan dengan UMKM lain, negosiasi permodalan, hingga penentuan syarat kerja sama yang adil dan berkelanjutan. Melalui praktik negosiasi peran (role-playing), mahasiswa berupaya memastikan bahwa wirausaha muda Balongsari mampu membangun kemitraan yang kuat dan tidak mudah dirugikan dalam transaksi bisnis.
Pemberdayaan melalui akselerasi kompetensi komunikasi bisnis ini diharapkan menghasilkan dampak jangka panjang. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kelurahan Balongsari. Dengan bekal pitching dan negosiasi yang matang, para pemuda Karang Taruna diharapkan bertransformasi menjadi wirausaha yang profesional, berdaya saing, mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan pada akhirnya, memajukan perekonomian Kelurahan Balongsari. Investasi pada keterampilan komunikasi bisnis adalah investasi terbaik untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat lokal.
–——————- *** ———————–


