Jakarta, Bhirawa
Momentum pelantukan pengurus dan Rapat Kerja Asosiasi Program Studi Ilmu Politik Indonesia (APSIPOL) menjadi momentum penting bagi keberlanjutan peran APSIPOL sebagai organisasi keilmuan yang menaungi perguruan tinggi pengelola program studi Ilmu Politik di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Dewan Penasehat APSIPOL Prof. Dr. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si di Jakarta, Kamis (20/11).
Menurut Caroline, dalam beberapa tahun terakhir, APSIPOL telah menunjukkan kontribusi nyata dalam memperkuat kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi Ilmu Politik dan meningkatkan peran bidang ilmu ini dalam menjawab berbagai tantangan perkembangan nasional maupun global.
Secara khussu Caroline juga menegaskan tiga mandat utama yang perlu terus diperkuat. Pertama, memperkokoh fondasi keilmuan Ilmu Politik melalui pengembangan standar akademik, forum akademik, dan kolaborasi keilmuan antarinstitusi. Penguatan fondasi ini sangat penting untuk memastikan Ilmu Politik tetap menjadi disiplin yang relevan dan memiliki kontribusi strategis bagi kehidupan bernegara.
Kedua, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Ilmu Politik, baik melalui pelatihan, penguatan metodologi, pengembangan profesi, maupun penciptaan ruang pengembangan karier yang lebih sistematis. SDM yang kuat merupakan prasyarat utama bagi kualitas pendidikan dan riset politik di Indonesia. Dan ketiga, memastikan Ilmu Politik memiliki keterhubungan langsung dengan kebutuhan pembangunan nasional, melalui kontribusi ilmiah terhadap penguatan tata kelola demokrasi, perumusan kebijakan publik, serta peningkatan kualitas pemerintahan yang beretika dan berintegritas. Dalam konteks ini, APSIPOL berperan sebagai jembatan antara dunia akademik dan dinamika kebutuhan masyarakat.
Pelantikan Pengurus APSIPOL periode 2025-2028, yang dilanjutkan dengan rapat kerja seluruh bagian dan koordinator wilayah menandai dimulainya periode kerja baru yang memerlukan komitmen, integritas, dan kolaborasi yang kuat. Dengan tema “Bergerak Bersama Membangun Apsipol yang Lebih Maju dan Berdampak”,
kami berharap para pengurus dapat melanjutkan upaya pemajuan Ilmu Politik di Indonesia secara lebih terarah, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Prof. Dr. Maswadi Rauf, MA yang diundang khusus menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan Ilmu politik telah mengalami perkembangan yang pesat dalam 50 tahun terakhir ini, dilihat dari tersedianya tiga tingkatan studi (sarjana, magister, dan doktor), jumlah jurusan/departemen, dan jumlah mahasiswa dan dosen.
Di samping itu, pemahaman masyarakat dan pemerintah terhadap ilmu politik semakin membaik sehingga ilmu politik tidak lagi dianggap sebagai ilmu yang tidak dikenal. Namun perkembangan fisik ilmu politik perlu diimbangi dengan perbaikan kurikulum sehingga kurikulum yang digunakan oleh Jurusan/Departemen Ilmu Politik adalah benar-benar kurikulum ilmu politik.
Ketua Umum APSIPOL 2025-2028) Dr. Asep A.Sahid Gatara, M.Si saat dikonfirmasi di tempat yang sama mengakui bahwa hingga saat ini keberadaan ilmu politik banyak dipertanyakan seiring dengan bermunculannya masalah-masalah politik, seperti tren kemunduran demokrasi di sejumlah negara, termasuk di Amerika Serikat sebagai kiblatnya demokrasi dunia dan negara-negara Asia Tenggara.
Terutama kemunduran demokrasi yang diukur dari aspek Proses Pemilu yang pluralis, jujur dan adil; Fungsi pemerintah yang terbebas dari pengaruh militer dan asing; Partisipasi politik yang setara; Budaya politik berbasis konsensus dan kohesi sosial; Dan kebebasan sipil dalam berekspresi serta berkeyakinan. Selain itu, muncul juga masalah tentang tren kemandegan kompetensi mayoritas politisi. Baik kompetensi pengetahuan politik, kompetensi sikap politik, dan kompetensi perilaku serta keterampilan dalam bidang politik. Maka, diperlukan peningkatan kompetensi politisi melalui pelatihan bidang ilmu politik oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang bereputasi dan terakreditasi. [why]