Herland April Yanto
Sejak memimpin Kantor Kesyahbandaran Otorita Pelabuhan (KSOP) Panarukan, Situbondo, Herland April Yanto, sudah lama dikenal koleganya sebagai pecinta tanaman bonsai.
Meski tanaman bonsai yang ia koleksi belum bernilai ratusan juta rupiah, Antok-panggilan akrabnya, tetap menikmati pada tanaman elok dan cantik di rumahnya tersebut. Kini salah satu tanaman bonsai miliknya ditawar di harga 25 juta rupiah.
Kata Antok, ia mencintai tanaman kate itu sekitar 4 tahun belakangan ini. Antok juga mengaku ikut kontes baru di sekitar wilayah tapal kuda Jatim. Artinya, sebut Antok, tidak sampai ditingkat internasional seperti rekan sejawatnya.
“Ya saya aslinya masih pemula untuk pecinta tanaman bonsai. Untuk tingkat lomba atau kontes bonsai paling juga di Jember dan Banyuwangi serta di Malang. Tidak sampai di level dunia,” ungkap pria asli kelahiran Kabupaten Situbondo itu.
Masih kata Antok, mencintai tanaman bonsai itu butuh kesabaran dan ketelatenan karena perawatannya yang cukup lama. Yang paling menyita perhatian Antok, tanaman bonsai merupakan tanaman yang rimbun, kecil dan indah jika dipandang serta memiliki usia yang tua.
“Ya, bahkan ada tanaman bonsai yang usianya lebih dari usia kita. Ada banyak jenis bonsai, cuma karena saya tergolong pemula hanya mengoleksi bonsai jenis beringin, santri dan Kimeng,” ungkap Antok.
Pria yang suka bermain tenis lapangan itu melanjutkan, hingga saat ini dirinya belum pernah meraih juara karena jarang mengikuti kontes bonsai dilevel besar. Untuk penilaian bonsai terbaik, menurut Antok, dilihat bentuk pohon dan percabangannya, ranting serta usianya.
“Mencintai tanaman bonsai itu termasuk seni ya. Jadi kalau ditanya bonsai yang mahal itu tergantung orang yang menyukainya. Orang mau beli mahal harga sebuah bonsai tetapi ada sebagian yang tidak mau. Jadi relatif. Tetapi yang terbaik itu bonsai jenis Santeki,” pungkas Antok seraya mengakui event kontes bonsai di Situbondo terakhir digelar di kawasan Karang tekok, Banyuputih Situbondo tahun 2018 silam. [awi.gat]
