25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Pastikan Penanganan KLB Berjalan Optimal, Menkes RI Tinjau Imunisasi Campak di Sumenep


Sumenep, Bhirawa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin turun langsung ke Kabupaten Sumenep untuk memantau pelaksanaan imunisasi campak di tengah status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kunjungan awal dilakukan di TK Qurrota A’yun, Desa Marengan Daya, Kecamatan Kota Sumenep, kemudian ke RSI Kalianget.

Menteri Kesehatan RI tiba di Sumenep didamping Bupati Ahmad Fauzi Wongsojudo, Sekda Edy Rasyadi, Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg. Ellya Fardasah dan sejumlah dokter.

“Saya datang ke sini ingin memastikan agar imunisasi campak ini benar-benar dijalankan. Kalau ada outbreak seperti ini, memang anak-anak harus divaksinasi ulang,” kata Menkes Budi di hadapan tenaga kesehatan dan para guru di Sumenep, Kamis (28/08)

Budi menjelaskan, campak merupakan penyakit dengan tingkat penularan yang sangat tinggi di kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura. Hal tersebut perlu penanganan serius agar penyebaran wabah tersebut tidak terus melebar.

“Apabila satu orang terkena, bisa menularkan pada 18 orang lainnya. Apalagi campak ini juga berisiko menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani,” tegasnya.

Menurutnya, pencegahan terbaik terhadap penularan campak ini dapat dilakukan melalui vaksinasi. Vaksin yang telah dilakukan sejak awal pekan ini terpantau berjalan optimal, sebab capaian setiap harinya sesuai target bahkan melebihinya.

“Untungnya sekarang ini sudah ada vaksin dan itu cukup efektif menekan penyebaran campak. Vaksin ini akan terus dilakukan hingga sesuai target yang telah ditentukan,” katanya.

Berita Terkait :  Persiapan Porprov, Dewan Minta Pemkot Segera Lakukan Perbaikan Venue

Sebagai langkah darurat, lanjutnya, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 11.000 vial vaksin campak ke Sumenep. Dengan perhitungan satu vial rata-rata untuk delapan anak, maka total vaksin yang tersedia dinilai mencukupi untuk sekitar 80.000 sasaran.

“Semua logistik sudah kami kirim ke Sumenep ini. Rasanya cukup untuk mengamankan kebutuhan imunisasi,” katanya.

Sesuai data Dinas Kesehatan Sumenep per 26 Agustus 2025, tercatat 2.268 suspect campak dengan 20 balita meninggal dunia. Seluruh korban meninggal diketahui tidak memiliki riwayat imunisasi atau imunisasi yang tidak lengkap. Kondisi ini membuat pemerintah menetapkan kasus campak di Sumenep sebagai KLB.

Untuk menekan penyebaran, sejak Senin (25/8) pemerintah daerah telah melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) campak rubella secara massal. Program tersebut berlangsung selama dua pekan di seluruh Puskesmas dan Puskesmas Pembantu se-Kabupaten Sumenep, termasuk dengan menyasar sekolah-sekolah agar cakupan imunisasi anak benar-benar terpenuhi. [sul.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru