28 C
Sidoarjo
Tuesday, March 4, 2025
spot_img

Pantau Kegiatan Ramadan, Perlunya Kerja Sama Orang Tua dan Guru


Surabaya, Bhirawa
Kegiatan selama Ramadan dapat membentuk karakter dan keterampilan sosial siswa melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari. Karena inilah bulan Ramadan menjadi momentum bagi anak sekolah untuk mengembangkan diri, baik secara akademik maupun sosial.

Pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga, Prof Tuti Budirahayu Dra MSi menekankan aktivitas murid selama Ramadan sebaiknya mengikuti ritme ibadah dan nilai-nilai sosial yang diajarkan dalam bulan suci.

Kegiatan produktif selama puasa dapat meningkatkan prestasi akademik dan keterampilan sosial murid. Prof Tuti menjelaskan bahwa Ramadan melatih murid dalam menginternalisasi nilai-nilai sosial. “Dalam amalan ibadah Ramadan, murid dilatih untuk menerapkan disiplin, sabar, bertoleransi, dan menghargai sesama,” ujarnya.

Lebih jauh, Prof Tuti menyebutkan murid belajar mengelola waktu lebih baik melalui aktivitas terstruktur. Hal tersebut. sambungnya, dapat berpengaruh pada efektivitas belajar dan kesiapan menghadapi tantangan akademik setelah Ramadan. Jika dijalankan dengan baik, kegiatan Ramadan dapat membentuk kebiasaan positif jangka panjang.

Agar tetap produktif selama Ramadan tanpa merasa lelah berlebihan, penting bagi murid untuk memiliki jadwal harian yang seimbang. Ia menyarankan agar memulai hari dengan tadarus Al-Qur’an selama 10-15 menit setelah sahur dan sholat Subuh, sebelum melanjutkan dengan belajar serta mengerjakan tugas sekolah hingga waktu Dhuhur. Setelah Sholat Dhuhur, mereka disarankan untuk beristirahat dengan tidur siang secukupnya agar tetap bugar menjalani aktivitas di sore dan malam hari.

Berita Terkait :  Dukung Swasembada Pangan, Polres Jombang Panen Raya Jagung Tahap 1

Ia menekankan pentingnya pengelolaan waktu dengan baik agar siswa tetap aktif dan tidak terjebak dalam kebiasaan yang kurang produktif. “Berpuasa tidak identik dengan tidur atau bermain-main, apalagi diberi libur lalu dimanfaatkan untuk bermain game melalui gawainya atau bermain-main ke luar rumah tanpa tujuan yang jelas,” tegasnya.

Setelah menjalankan Sholat Ashar, murid dapat kembali mengerjakan tugas sekolah sambil menunggu waktu berbuka. Setelah berbuka puasa, mereka dianjurkan untuk melaksanakan ibadah seperti sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an. Jadwal tersebut, lanjutnya, membantu siswa tetap aktif dan tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Sekolah dan guru memiliki peran dalam membimbing murid selama Ramadan. Prof. Tuti menekankan pentingnya kesepakatan antara guru, siswa, dan orang tua dalam menyusun jadwal kegiatan. “Setiap anak harus berkomitmen dengan jadwal yang telah dibuatnya,” jelasnya.

Orang tua juga berperan dalam memastikan anak tetap produktif selama puasa. Prof. Tuti menyarankan orang tua mengecek aktivitas anak setelah pulang bekerja. “Ketika kembali ke rumah, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk mengecek kegiatan anak,” tambahnya.

Kecanduan gawai menjadi tantangan yang perlu diatasi selama Ramadan. Prof. Tuti menyarankan agar anak-anak dialihkan ke kegiatan ibadah dan aktivitas produktif. “Perlu kerja sama antara anak, orang tua, dan guru agar Ramadan menjadi lebih bermakna,” pungkasnya. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru