24 C
Sidoarjo
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

Pakar UB Sebut Tiga Paslon Pilkada Kota Malang Berpeluang Sama

Kota Malang, Bhirawa.
Karakter pemilih yang menjadi salah satu faktor utama dalam Pemilu akan sangat berpengaruh terhadap hasil pemungutan suara. Hal ini diulas dalam Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) bersama Pakar oleh Universitas Brawijaya (UB) Kamis (12/9) kemarin.

Ketua Tim Peneliti Perilaku Pemilih di Era Digital, Andhyka Muttaqin SAP MPA mengatakan, sebagai gerbang, Pemilu adalah sebuah starting point. Bagaimana pemimpin mengelola daerahnya, karena Pemilu yang baik akan menghasilkan pemimpin yang baik, demkian pula sebaliknya. Hal ini akan berimplikasi kepada pengelolaan daerahnya.

Andhyka menjelaskan, dalam konteks Kota Malang, saat ini tidak ada paslon yang dominan. Masing-masing berpeluang untuk menang. ”Dari hasil penelitian, ada tujuh karakteristik pemilih di Kota Malang, yang meliputi Tradisional vs Rasional; Peran patronase dan politik uang; segmen pemilih muda ada pengaruh kampus sehingga kampanye konvensional menjadi kurang efektif ; pengaruh media ; swing voters ; isu lokal dan kebijakan,” papar dosen Fakultas Ilmu Administrasi UB ini.

Sementara dalam perspektif politik akademisi, imbuh Andhyka, ketiga calon sama-sama berpeluang. Namun masing – masing ada tantangannya, seperti paslon Wahyu dan Ali, bagaimana mengakomodir banyaknya partai pendukung, karena bagaimanapun politik itu adalah siapa mendapatkan apa?. Sementara Paslon Moh Anton – Dimyati juga menghadapi keputusan MK yang tetap menjadi isu penetapan bakal calon.

”Di luar analisis, Paslon ketiga, ada Heri Cahyono yang berangkat dari independen tapi mau dilamar partai, sementara Ganis adalah kader partai yang sudah menjadi anggota dewan terpilih ternyata rela melepasnya demi menjadi kandidat calon wawali,” urainya.

Berita Terkait :  Babinsa Koramil 0815/06 Kemlagi-UPT Puskesma Gelar Fogging

Andhyka juga menyinggung triple helix dalam penyelenggaraan pemerintah, peran akademisi seharusnya menjadi penyejuk dalam panasnya Pilkada. ”Selama ini yang dilupakan adalah edukasi kepada masyarakat, bukan mobilisasi. Jadi kampus akan melihat karakter agar dapat memberi edukasi politik aktif yang sesuai. Ke depan bukan hanya momen Pilkada saja, tapi ada aplikasi digital tentang pendidikan politik kepada masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Kerjasama BP2M FISIP UB, Novy Setia Yunas SIP MIP menyampaikan, karakter masyarakat lewat sub kultur yang ada di masyarakat Jawa Timur. Pemilu 2024 menjadi penanda perubahan persepsi pemilih maupun pendekatan politik. Pertama adalah perkembangan teknologi IT dengan digitalisai yang cepat dan dinamis,” ujarnya.

Kedua, lanjut Yunas-sapaan akrab Novy Setia Yunas, jumlah demografi politik yang didominasi pemilih muda, seperti dirilis KPU bahwa pemilih muda saat ini jumlahnya sudah mencapai lebih dari 50%. Akan ada perubahan nyata atau disebut political disruption yang mulai bergerak dinamis di Indonesia dalam bentuk seperti pergeseran dalam model kampanye, dimana kini masyarakat lebih senang dengan cara – cara fleksibel.

Dikatakan Yunas, ini juga didukung pergeseran peran tokoh politik yang mulai digantikan para influencer. Sementara perubahan di level nasional akan berpengaruh pula kepada Jawa Timur sebagai battleground state.

”Khususnya dengan 4 sub kultur yang ada, yakni masyarakat matarama yang biasanya dominan dengan partai nasionalis lewat pendekatan budaya. Lalu ada Sub kultur arek yang heterogen dan dapat disebut grey zone,” urainya.

Berita Terkait :  Perkuat Ekraf Kota Batu dengan Promosikan Produk Lokal

Ditambahkan Yunas, ada pula sub kultur tapal kuda atau pendalungan hampir sama dengan kultur madura yang lebih suka partai yang religius, serta sub kultur madura itu sendiri. Keempat sub kultur inilah yang menarik sebagai sumber analisis karakteristik pemilih dalam Pilkada 2024.

Sebagai informasi Kota Malang akan mengadakan kegiatan pemilihan pemimpin daerah, dengan tiga Paslon yang diusung, yaitu Moh Anton – Dimyati Ayatullah, Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin, serta Heri Cahyono – Ganis Rumpoko.

Sekretaris UB, Dr Tri Wahyu Nugroho saat membuka Bonsai menyampaikan, salah satu peran universitas adalah bagaimana menyampaikan hasil riset kepada masyarakat luas.

”Berangkat dari hal ini, terkait Pilkada yang saat ini sedang hangat dapat menjadi proses demokratisasi yang lebih baik,” tuturnya.

Namun Tri Wahyu menegaskan, pihak UB akan berkolaborasi dengan siapapun yang akan menjadi kepala daerah. [mut.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img