Pemprov Jatim, Bhirawa
Produksi padi dan beras di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2025 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), total produksi padi tahun 2025 mencapai 10,53 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 13,6 persen dibanding 2024 yang sebanyak 9,27 juta ton GKG.
Kepala BPS Jatim melalui Statistisi Ahli Madya, Debora Sulistya Rini menjelaskan, kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya luas panen dan pergeseran waktu puncak panen. “Tahun ini, puncak panen padi terjadi pada bulan Maret 2025 dengan luas panen mencapai 0,36 juta hektare, atau naik 0,13 juta hektare dibanding Maret 2024. Sementara itu, panen pada April 2025 juga masih cukup tinggi, yakni 0,31 juta hektare, ” katanya, Selasa (04/11/2025)
Sepanjang Januari hingga September 2025, luas panen padi mencapai 1,56 juta hektare, meningkat 11 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 1,41 juta hektare.
Adapun potensi panen padi Oktober hingga Desember 2025 diperkirakan sekitar 0,28 juta hektare, sehingga total luas panen padi tahun ini mencapai 1,84 juta hektare, naik 13,69 persen dibandingkan 2024.
Disampaikan Debora, dari sisi wilayah, Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, dan Ngawi menjadi tiga daerah dengan total produksi padi tertinggi, sedangkan Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Kediri tercatat sebagai daerah dengan produksi terendah.
Kenaikan terbesar terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, dan Jombang, sementara Sidoarjo, Kota Kediri, dan Kabupaten Pasuruan justru mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil amatan fase tumbuh padi dalam survei KSA September 2025, produksi padi Januari-September 2025 mencapai 8,82 juta ton GKG, meningkat 10,69 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,97 juta ton GKG.
Potensi produksi Oktober-Desember 2025 mencapai 1,71 juta ton GKG, sehingga total produksi padi tahun ini diperkirakan 10,53 juta ton GKG.
Ia juga menambahkan, jika dikonversikan ke dalam bentuk beras, produksi beras Jawa Timur tahun 2025 mencapai 6,08 juta ton, naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2024 yang sebanyak 5,35 juta ton.
Produksi beras tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan 1,18 juta ton, sedangkan terendah pada bulan Januari dengan 0,22 juta ton. Pola ini mirip dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana puncak produksi selalu terjadi saat panen raya pada kuartal pertama.
Kenaikan produksi padi dan beras ini mencerminkan kinerja sektor pertanian Jawa Timur yang terus membaik. Selain didukung kondisi cuaca yang relatif stabil, peningkatan juga dipicu oleh optimalisasi lahan tanam, perbaikan irigasi, serta kebijakan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas produksi pangan.
Dengan capaian ini, Jawa Timur semakin menegaskan posisinya sebagai lumbung padi nasional yang berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. [rac.ca]


