Kota Pasuruan, Bhirawa
Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan, Mualif Arif menegaskan, produksi garam di wilayahnya saat ini belum maksimal. Faktornya adalah cuaca yang masih tidak menentu. Sehingga, petani garam belum seluruhnya berproduksi. Bahkan, hingga pertengahan Agustus, produksi garam masih 65,75 ton.
”Padahal semua lahan petani garap digunakan. Tapi, cuaca di Kota Pasuruan berubah-ubah. Dampaknya pada produksi garam,” ujar Mualif Arif, Senin (29/9).
Terinci, dari enam kelompok usaha garam (kugar), yang diproduksi baru 65,75. Rata-rata produksi tiap kugar di bawah 17 ton. Meski luas lahan yang berproduksi tinggi, hingga 107,88 hektar, namun faktor cuaca berdampak besar terhadap produksi. Rata-rata produksi berkisar 4 ton sampai 16 ton per kugar.
”Atas kondisi ini membuat produktivitas garam rendah,” kata Mualif Arif.
Arif menambahkan, setiap kugar hanya memiliki produktivitas 0,27 sampai 1,44 per hektar. Meski demikian, pihaknya optimis hasil produksi garam tahun 2025 ini sama seperti tahun lalu, yakni mencapai 5.967 ton. Pasalnya, ada stok tersisa tahun lalu, sebanyak 120 ton.
”Kami sangat optimis, hasil produksi garam tahun ini bisa capai terget hingga mencapai 5.967 ton, atau seperti tahun kemarin,” papar Mualif Arif.
Diketahui, lahan kugar tersebar di tiga kecamatan. Adapun Rinciannya adalah empat kugar di Kecamatan Panggungrejo memiliki luas lahan 71,32 hektar. Kemudian, satu kugar di Bugul Kidul memiliki luas lahan 23,37 hektar dan produksi 781 ton. Serta satu kugar lainnya berasal dari Kecamatan Gadingrejo, memiliki luas lahan 13,3 hektar. [hil.fen]


