Kadindik: Kami Sudah Bentuk SAC di Tingkat Sekolah
Dindik Jatim, Bhirawa
Ide inovatif pemanfaatan kulit dan bonggol nanas mengantarkan siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jawa Timur berhasil mengukir prestasi pada kejuaraan 3rd Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2025 pada 11-14 Januari 2025 lalu. Di ajang bergengsi international yang diikuti 11 negara ini, Felix, Maulana Cornelius Rolando, Ghani Anargya, Mehaga Qhusni, Nadya Putri berhasil meraih Gold Medal di kategori Life Science.
Atas capaian ini, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai mengucapkan selamat atas prestasi siswa. Meski sekolah berbasis ketarunaan, namun tekad siswa untuk berprestasi di bidang akademik patut diapresiasi.
Aries juga menyebut prestasi yang diukir siswa ini sebagai awal dari pencanangan tahun inovasi pendidikan yang digagas di tahun 2025 ini. Melalui program ini, sekolah akan berlomba-lomba dalam mencetuskan inovasi untuk kemajuan pendidikan.
“Alhamdulillah prestasi siswa kita terus diukir. Semangat sekolah dalam memfasilitasi para siswanya untuk berkompetisi juga semakin tinggi. Kita berharap iklim prestasi ini terus meningkat di sepanjang tahun 2025,” ujar Aries, Kamis (16/1).
Dikatakan Aries, munculnya inovasi-inovasi baru dari kalangan pelajar akan sangat membantu persoalan yang ada di masyarakat. Tak hanya itu, dari hasil inovasi siswa juga akan terbiasa berpikir kritis dengan kondisi di lingkungan.
“Ide ide inovatif sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya dengan iovasi dari kulit dan bongkol nanas ini rupanya bisa jadi dimanfaatkan jadi eco-enzym untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Pembuatannya pun sederhana, masyarakat bisa mencoba. Nah, ini jadi salah satu solusi penanganan nyamuk Aedes aegypti,” jabarnya.
Saat ini, tambah Aries, Dindik juga menggagas Student Achievement Center (SAC). Program ini meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikan di Jatim. Di masing-masing sekolah program ini juga didirikan sebagai pusat pemantapan dan penyiapan siswa berprestasi.
Sementara itu, pebimbing tim siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara Eva Roliyah Hartini, menjelaskan penelitian siswanya tersebut terkait pemanfaatan kulit dan bonggol nanas dengan judul Larvex (Larvae Extermination With Eco-enzyme, An Innovative Eco-enzyme Solution Made From Pineapple Peel and Core Waste (Ananas comosus (L) Merr.) As Extermination Agent For The Aedes aegypti Larvae).
Guru mata pelajaran Kimia ini juga menjelaskan penelitian inovasi ini dilakukan di laboratorium kimia milik sekolah selama 6 bulan. “Inovasi kami ditujukan untuk membasmi larva nyamuk aedes aegypti sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran kasus demam berdarah di Indonesia,” jelasnya.
Inovasi ini, lanjut dia, dengan membuat eco-enzyme yang berbahan dasar kulit dan bonggol nanas. Dipilihnya kulit dan bonggol nanas ini karena mengandung enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai biolarvasida dengan dosis paling ideal untuk digunakan adalah 10mL/100mL air.
Ia menyebut, biolarvasida yang dibuat akan disemprotkam di tempat yang diabaikan oleh masyarakat. Seperti pot bunga, atau bak mandiserta tempat-tempat tersembunyi lainnya, penggunaan dalam bentuk cairan dengan takaran.
Untuk membuat eco-enzym, dibutuhkan gula Jawa, kulit nanas dan bonggol nanas serta air dengan perbandingan 1:3:10. Difermentasi diwadah tertutup selama 3 bulan. Kemudian panen eco-enzym dengan disaring dan bisa dipakai.
“Cara ini bisa dibuat sendiri oleh masyarakat luas dan ampuh. Karena kita sudah mencobakan ke kolam yang berisi ikan cupang dan ini aman bagi ikan,” jabar dia.
Diakui Eva keberhasilan inovasi siswanya tidak lepas dari usaha dan kerja keras dari semua pihak, baik peserta didik, pembina, maupun pihak sekolah. Melalui ajang ini, Eva berharap akan ada regenerasi dalam kompetisi serupa yang dapat membanggakan sekolah, utamanya dalam hal akademik. [ina.wwn]