25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Ning Ita Apresiasi Kerukunan Umat Beragama di Mojokerto


Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, kalau ingin melihat keharmonisan yang luar biasa, antara umat seagama dan umat antar beragama dari berbagai suku bangsa bisa hidup rukum berdampingan datanglah ke Kota Mojokerto.

Meski masuk kota yang wilayahnya terkecil ke 3 di Indonesia, di Kota Bumi Majapahit ini, masyarakatnya bisa hidup rukun, damai. Bahkan telah terjadi kolaborasi antar dua budaya yang menyatu di tempat ini, Demikian antara lain poin penting disampaikan Wali Kota Ning Ita saat menghadari pagelaran wayang kulit peringatan HUT ke-1065 Y.M. Makco Thian Shang Sheng Mu yang digelar TITD Hok Sian Kiong, di klenteng Hok Sian Kiong, Sabtu (19/4) malam.

Lebih lanjut ditambahkan Ning Ita, karena itu saya memberikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi budaya yang dihadirkan dalam peringatan ini. Kehadiran wayang kulit sebagai salah satu warisan budaya leluhur di tengah perayaan umat Tridharma menjadi simbol nyata perpaduan dua budaya yang hidup berdampingan secara harmonis di Kota Mojokerto.

“Ini menunjukkan sebuah harmoni yang sangat indah. Ada sebuah kolaborasi antara dua budaya yang menyatu di tempat ini. Luar biasa untuk Kota Mojokerto tercinta,” ungkap Ning Ita.

Ia berharap nilai-nilai toleransi dan keberagaman seperti ini dapat terus dijaga dan diwariskan sebagai bagian dari identitas Kota Mojokerto. “Semoga keharmonisan ini bisa terus kita rasakan, terus kita nikmati, dan bahkan kita wariskan kepada generasi-generasi Kota Mojokerto setelah kita,” imbuhnya

Berita Terkait :  Keterlibatan Aktif Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak Pengaruhi IQ dan EQ

Ia juga menyebut bahwa keharmonisan Kota Mojokerto merupakan teladan yang patut dibanggakan dan disampaikan kepada masyarakat luas. “Kalau ingin melihat keharmonisan yang luar biasa, lihatlah kota kecil ini, bumi Majapahit, Kota Mojokerto. Kota yang penuh dengan toleransi, kota yang penuh dengan kedamaian. Semua pemeluk agama bisa hidup rukun dan damai di kota kita yang indah ini,” pungkasnya.

Pagelaran wayang kulit di klenteng menjadi penegas bahwa budaya dan keberagaman membentuk wajah Kota Mojokerto sebagai kota inklusif, damai, dan penuh toleransi. [min,oky.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru