Oleh:
Ali Kusyanto
Sekitar 46 orang pengurus maupun anggota dari Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Sidoarjo, Sabtu pagi (6/7) akhir pekan lalu, menuju dusun Kepetingan, Desa Sawohan Kecamatan Buduran, wilayah terpencil di Kabupaten Sidoarjo, untuk memberikan santunan kepada kaum dhuafa dan anak yatim di dusun tersebut.
Kegiatan sosial keagamaan itu, dipimpin langsung oleh Ketua PWRI Kabupaten Sidoarjo, MG Hadi Sutjipto. Pembagian santunan ditempatkan di area makam religi, Dewi Sekardadu, ibunda dari Sunan Giri.
Kasi Kesos Kecamatan Buduran, Dewi , mewakili warga dusun Kepetingan, menyampaikan terima kasihnya atas kepedulian dari para mantan ASN Sidoarjo yang sudah purna tugas tersebut.
“Semoga membawa berkah dan bermanfaat bagi warga kami,” kata Dewi, disela-sela kegiatan penyerahan santunan tersebut.
Dewi sangat apresiasi kepada anggota dan pengurus PWRI Sidoarjo. Karena, meski mereka sudah purna tugas, namun masih tetap aktiv dan peduli kepada masyarakat .
“Saya nanti kalau sudah purna tugas, akan aktiv di PWRI, agar meski sudah pensiun, tetap bisa aktiv berkegiatan seperti para senior -senior saya ini,” kata Dewi dalam kesempatan itu.
Dewi menyampaikan kalau lokasi dusun Kepetingan Desa Sawohan itu merupakan wilayah pinggiran di Kecamatan Buduran. Dan menjadi salah satu wilayah terpencil yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Dikarenakan, untuk bisa menuju ke dusun ini, akses transportasinya hanya menggunakan perahu mesin dan lewat jalan setapak di pinggir kawasan tambak. Panjangnya sekitar 10 km dengan lebar jalan 1.5 meter saja.
Ketua PWRI Sidoarjo, MG Hadi Sutjipto, yang juga mantan pejabat dan wakil Bupati Sidoarjo itu, dalam kegiatan tersebut mohon bantuan yang diberikan jangan dinilai dari nilainya. Namun niat dan manfaatnya.
“Doakan kami sehat dan diberikan umur panjang, sehingga tetap bisa melakukan kegiatan sosial keagamaan seperti ini,” katanya.
Pak Cip, juga menyampaikan terima kasih kepada anggota dan pengurus PWRI Sidoarjo, sehingga PWRI Sidoarjo bisa melakukan berbagai kegiatan untuk memperingati HUT PWRI ke 62 pada tahun 2024 ini.
Dalam kesempatan itu, Pak Cip, sempat mengenang kondisi dusun Kepetingan pada puluhan tahun silam. Karena geografisnya yang ekstrem, kalau pada saat musim hujan, wilayah ini sering menjadi banjir. Jalan-jalan di pinggir tambak tidak bisa dilewati oleh motor atau sepeda.
“Bukan motor atau sepeda yang dinaiki orang , tapi sebaliknya, orang yang dinaiki motor atau sepedanya,” kata Pak Cip, sehingga membuat semua yang hadir dalam kesempatan itu tertawa.
Dirinya berharap akses menuju dusun Kepetingan, kedepan akan semakin bagus. Karena wisata religi makam Dewi Sekar Dadu, saat ini semakin banyak pengunjung untuk ziarah. Tidak hanya dari Kabupaten Sidoarjo saja, namun juga sampai luar kota bahkan luar Provinsi.
“Jangan sampai gara-gara aksesnya sulit, sehingga pengunjung berkurang dan enggan datang,” katanya.
Pak Cip mengatakan rombongan anggota dan pengurus PWRI Kabupaten Sidoarjo, saat menuju ke makam Dewi Sekardadu ini, naik perahu dari dermaga perahu yang ada di pasar ikan Sidoarjo, di jalan lingkar timur Sidoarjo.
Perjalanan dari dermaga perahu pasar ikan menuju dusun Kepetingan memakan waktu sekitar 1.5 jam. Berangkat pukul 08.00, tiba di lokasi 09.30 WIB.
Pak Cip mengakui sungai menuju ke dusun Kepetingan itu, masih banyak sampah. Khususnya tanaman enceng gondok. Tumbuhan air ini kadang menganggu baling-baling perahu sehingga tidak bisa berputar.
Menuju ke dusun Kepetingan dengan naik perahu, ada kesan tersendiri. Diantaranya, Bisa menikmati naik perahu, dan melihat pemandangan alam yang masih alami sepanjang sungai. berupa tanaman bakau, burung-burung bangau yang hinggap di pohon, suara burung di alam bebas. Bahkan ada yang sampai bilang, kondisi tersebut seperti berada di dalam pedalaman hutan Kalimantan. [gat]