Jombang, Bhirawa.
Musim penghujan berdampak pada naiknya harga sayuran di pasar tradisional di Kabupaten Jombang. Kenaikan mencapai 100 persen, bahkan lebih. Seperti yang terjadi di Pasar Pon Jombang, Senin (02/12). Kondisi ini terjadi karena pasokan sayuran mengalami keterlambatan, lantaran sayuran di petani banyak yang mengalami kerusakan akibat hujan. Sehingga pasokan sayur di pasar berkurang. Sementara, jumlah permintaan konsumen terus meningkat mendekati perayaan natal dan tahun baru (Nataru) 2024.
Di Pasar Pon Jombang, harga Tomat, yang biasanya harganya Rp 7 Ribu per Kilogram, naik menjadi Rp 15 Ribu per Kilogram. Mentimun juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Sebelumnya dijual dengan harga Rp 4 Ribu per Kilogram, naik mencapai Rp 12 Ribu per Kilogram.
Pedagang sayur di Pasar Pon Jombang, Heri Kurniawan menuturkan, kenaikan harga sayuran terjadi sejak sepekan yang lalu. “Masalah harga, sebagian ada yang tetap, tapi ada juga yang naik sedikit tapi ada juga yang naik drastis. Ya naiknya agak tinggi,” tutur Heri Kurniawan.
Heri Kurniawan mengatakan, ada beberapa jenis sayuran yang harganya naik drastis, yakni Mentimun, Tomat dan Terong. “Yang naiknya tinggi sekali itu Mentimun. Habis itu Tomat juga, dan Terong. Tomat dulu harganya Rp 7 Ribu, sekarang naik jadi Rp 15 Ribu per Kilogramnya,” kata Heri Kurniawan.
“Mentimun kemarin harganya cuma Rp 4 Ribu per Kilogramnya, sekarang naik jadi Rp12 Ribu per Kilogramnya. Terong juga, harga biasanya Rp 4 Ribu per Kilogramnya, sekarang naik jadi Rp 8 Ribu,” tutur Heri Kurniawan.
Lalu Heri menambahkan, jika harga sayuran lainnya tidak mengalami kenaikan yang cukup drastis, karena di tingkat petani masih bisa didapatkan. “Yang naik lagi, cuma gak drastis itu seperti Wortel, Kentang, Kubis, sama Cabe, itu ya naik tapi gak banyak, rata-rata Rp1 Ribu per Kilogramnya,” ungkap Heri Kurniawan.
“Cabe Rawit, sebelumnya per Kilogramnya Rp 22 Ribu per Kilogramnya, sekarang naik jadi Rp 24 Ribu per Kilogramnya. Cabe Besar sebelumnya Rp 18 Ribu, sekarang naik jadi Rp 21 Ribu per Kilogramnya,” beber Heri Kurniawan.
Lebih lanjut Heri Kurniawan mengatakan, naiknya harga sejumlah sayuran ini karena saat ini memasuki musim hujan, sehingga tanaman sayur di tingkat petani banyak yang rusak. “Sayurannya banyak yang rusak di petani, sehingga pasokan kurang, dan pembelinya banyak. Jadi yang beli sekarang dikurangi jumlah pembeliannya. Biasanya beli 2 Kilo, sekarang beli 1 Kilo,” ungkapnya lagi.
Sementara itu, salah seorang pembeli sayuran di pasar setempat, Muhammad Iqbal mengaku, kenaikan harga sayuran ini tidak terlalu besar pengaruhnya. Karena, meski naik, dia juga membutuhkan sayuran di pasar untuk keperluan dagangannya di warung. “Tadi belanja sayur buat sambal, belanja Tomat, Cabe, Kemiri. Harganya naik sih mas jelang Natal dan tahun baru yang utama ini Tomat sama Cabe, buat bahan sambal,” tutur Iqbal.
Iqbal berharap pemerintah segera melakukan upaya intervensi pasar, sehingga harga sayuran di pasar kembali normal. “Kalau Bawang Merah sama Bawang Putih masih sama. Ya memang naik harganya, kalau kita bilang keberatan ya gak enak mas, karena kita juga butuh buat bahan sayuran. Tapi kalau bisa ya harganya normal, biar enak buat pedagang,” pungkasnya.[rif.ca]