Di Bojonegoro 10 ribu liter Disalurkan
Sampang, Bhirawa
Distribusi air bersih di Kabupaten Sampang, yang sangat dibutuhkan selama musim kemarau, kini tengah dilakukan meski terkendala turunnya anggaran. Ratusan desa terdampak bencana kekeringan mulai menerima droping air bersih sejak 27 Agustus 2024.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Candra Romadhani Amin, menyatakan bahwa distribusi air bersih terus berjalan meski menggunakan dana talangan. Hingga kini, enam kecamatan sudah menerima pasokan air, dengan prioritas untuk desa-desa yang mengalami kekeringan kritis.
“Distribusi air bersih sudah dimulai sejak 27 Agustus 2024. Setiap desa akan menerima kuota lima tangki air, yang didistribusikan secara bertahap,” ujar Candra Rabu (4/9).
Desa-desa yang mengalami kekeringan kritis menjadi prioritas utama dalam distribusi ini. Enam kecamatan yang sudah mendapatkan pasokan air bersih meliputi Kecamatan Banyuates, Robatal, Kedungdung, Sampang, Pengarengan, dan Sreseh.
Terkait anggaran, Candra menjelaskan bahwa distribusi air bersih saat ini menggunakan dana talangan karena anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur diperkirakan baru akan turun pada pertengahan September 2024.
“Kami menggunakan dana talangan sementara sambil menunggu anggaran dari Provinsi Jawa Timur yang kemungkinan turun pertengahan bulan ini. Kami berupaya secepat mungkin mendistribusikan air bersih karena masyarakat desa terdampak sangat membutuhkan,” tegasnya.
Candra juga memaparkan bahwa Kabupaten Sampang memiliki 102 desa yang terdampak kekeringan. Dari jumlah tersebut, 81 desa masuk dalam kategori kering kritis, 6 desa mengalami kering langka, dan 15 desa masuk kategori kering langka terbatas.
Kekeringan kritis terjadi ketika pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter atau lebih per orang per hari, dengan jarak tempuh untuk mendapatkan air bersih mencapai 3 kilometer atau lebih. Kering langka terjadi ketika kebutuhan air di dusun berada di bawah 10 liter per orang per hari, dan jarak tempuh untuk air bersih sekitar 0,5 hingga 3 kilometer. Kering langka terbatas terjadi jika jarak antara permukiman dan sumber air kurang dari 3 kilometer.
“Dari 102 desa terdampak, yang masuk kategori kering kritis tersebar di 10 kecamatan, antara lain Kecamatan Kedungdung dengan 15 desa, Sreseh 12 desa, Tambelangan 10 desa, Sokobanah 9 desa, Robatal 9 desa, Sampang 7 desa, Karang Penang 7 desa, Pangarengan 6 desa, Torjun 4 desa, dan Banyuates 2 desa. Kami mendahulukan distribusi air ke desa-desa yang mengalami kekeringan kritis,” tutupnya.
Sementara itu banyak 10 ribu liter air bersih disalurkan kepada warga terdampak kekeringan di Desa Tlogohaji, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, pada Rabu (4/9).
Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro melalui Satuan Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) terhadap masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses air bersih akibat kemarau panjang.
Terpisah, Kapolres Bojonegoro, AKBP Mario Prahatinto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial kepolisian terhadap masyarakat.
“Kami memahami betapa sulitnya situasi yang dihadapi warga Desa Tlogohaji saat ini. Oleh karena itu, kami merasa perlu turun tangan untuk meringankan beban mereka dengan menyalurkan air bersih,” ujar Kapolres Bojonegoro.
Penyaluran air bersih ini dilakukan langsung oleh Ka SPKT Ipda Basuki beserta anggotanya yang dibantu oleh warga setempat. Mobil pick up yang dimodifikasi membawa air bersih tersebut mendistribusikan ke berbagai titik di Desa Tlogohaji. Warga menyambut baik bantuan ini dan merasa sangat terbantu di tengah krisis air yang sedang mereka alami.
Sejak beberapa minggu terakhir, Desa Tlogohaji memang mengalami kekeringan yang cukup parah. Sumur-sumur yang biasanya menjadi sumber air bagi warga mulai mengering, sementara sumber air alternatif juga semakin sulit didapatkan. Kondisi ini membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan air sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga maupun pertanian.
“Bantuan air bersih ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara bagi warga Desa Tlogohaji hingga kondisi kembali normal. Polres Bojonegoro juga berkomitmen untuk terus memantau situasi dan akan menambah pasokan air jika diperlukan,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu warga Winaryo menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polres Bojonegoro atas bantuan yang diberikan.
“Kami sangat bersyukur atas kepedulian Polres Bojonegoro. Bantuan ini sangat berarti bagi kami, terutama di saat-saat sulit seperti sekarang,” ujarnya.
Kegiatan ini bukan kali pertama Polres Bojonegoro memberikan bantuan air bersih kepada warga. Sebelumnya, mereka juga telah menyalurkan bantuan serupa ke beberapa desa lain yang juga terdampak kekeringan. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Polres Bojonegoro dalam membantu masyarakat dan menjaga keamanan serta ketertiban di wilayahnya.
Dengan adanya penyaluran air bersih ini, diharapkan warga Desa Tlogohaji dapat sedikit terbantu dan kebutuhan air bersih mereka dapat terpenuhi. Polres Bojonegoro akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi berbagai situasi darurat seperti kekeringan ini. [lis.gat]