32 C
Sidoarjo
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

Museum Dawet Jabung Diresmikan, Gali Pengetahuan Kuliner Khas Ponorogo


Ponorogo, Bhirawa
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko meresmikan Museum Dawet Jabung di Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo, Senin (9/7). Peresmian ditandai pemotongan pita oleh Kang Bupati yang didampingi Rektor UMPO, dan Camat Mlarak. Museum ini nantinya akan membantu melestarikan dawet jabung yang merupakan kuliner khas Ponorogo.

Bupati Sugiri mengatakan, ketika masih kecil, ia nekat bersepeda sejauh 30 km untuk menikmati dawet jabung. ”Waktu saya masih muda dulu, saya beberapa kali bersepeda onthel demi dawet jabung. Dari rumah saya ke Jabung ini jaraknya 30an km. Dulu rasanya selalu menggoda, sampai sekarang pun cita rasanya tetap terjaga,” katanya.

Menurut Kang Bupati, market dawet jabung akan terbatas jika pembelinya hanya dari Ponorogo. Orang dari luar pun harus menjadi target pasar dawet jabung supaya marketnya meluas dan pembelinya meningkat.

“Maka agar banyak dikunjungi wisatawan, kami membuat wisata pemikat sehingga dapat menjadi episentrum ekonomi baru, misalnya Museum Reog, event Grebeg Suro, dan lainnya,” terangnya.

Museum Dawet Jabung adalah karya mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO). Dari aspek rasa dan kekhasan, dawet jabung tidak diragukan. Para akademisi diharapkan dapat mengembangkan dawet jabung dari aspek pengetahuan.

“Selamat atas dilaunchingnya museum. Tugas kita adalah mengembangkan aspek pengetahuannya melalui Museum Dawet Jabung. Mulai dari sejarah, bahan baku, cara pembuatan, cara penyajian, sampai alat – alatnya serta filosofi yang terkandung di dalamnya,” jelas Rido Kurnianto, Rektor UMPO.

Berita Terkait :  Unars Bersama PTN dan PTS Gelar Seminar Nasional Pemanfaatan AI

Salah satu alatnya yang terkenal adalah gayung dawet dari batok kelapa dengan gagang berbentuk wayang. Cara penyajian pun ada keunikan, yaitu alas cangkir tidak boleh disentuh. Jika disentuh, mitosnya penjual dawet harus dinikahi pembeli yang menyentuh alas cangkir.

Dawet jabung telah turun temurun menjadi usaha ekonomi masyarakat Desa Jabung. Dulu tidak dijual di tepi jalan atau warung, namun berkeliling ke kampung dan sawah (ketika panen). Dawet itu tidak dibeli dengan uang namun dibarter / tukar dengan padi hasil panen. [yan.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img