Kolaborasi Inovatif Lintas Jurusan Vokasi Jawab Tantangan Industri
Oleh:
Diana Rahmatus S, Dindik Jatim
Dari tangan kreatif para pelajar vokasi, lahirlah inovasi yang tak sekadar lezat, tapi juga menggungah selera. Namanya Multie Mie, mi instan cup rasa ayam kecap yang dikembangkan oleh siswa SMKN 2 Mojokerto dengan konsep sehat, bergizi, dan ramah lingkungan.
Inovasi ini dibuat Faisal Fikri Rushdi Shihab jurusan Agribisnis pengolahan Hasil Pertanian kelas XII dan Reyfan Akbar Lazuardi Anto jurusan Desain Komunikasi Visual kelas XII DKV 2.
Multi Mie disiapkan untuk Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) ditingkat Nasional yang akan digelar 27 Oktober mendatang di Jakarta.
Berbeda dari mie instan pada umumnya, Multie Mie dibuat dari tepung terigu yang difortifikasi dengan daun kelor, kunyit, dan buah bit. Tiga bahan merupakan salah satu produk potensi lokal yang dibudidayakan di Mojokerto.
Ketiganya dipilih karena mengandung antioksidan tinggi sekaligus menjadi pewarna alami yang memberi tampilan mie yang berwarna-warni dan menggugah selera.
“Bahan-bahan ini bukan hanya menambah nilai gizi, tapi juga memperkuat identitas lokal Mojokerto,” ujar salah satu anggota tim pembuat Multie Mie, Faisal.
Dalam proses produksi, siswa kelas XII Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian ini menyebut bekerja sama dengan Kelompok Tani Wanita (KWT) Putri Kencana di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, sebagai pemasok daun kelor dan kunyit.
Ia melanjutkan Multie Mie dikembangkan dengan prinsip ramah lingkungan melalui penggunaan edible film, yakni lapisan pengemas bumbu yang bisa langsung larut ketika diseduh.
“Lapisan ini kami buat sendiri dari pati singkong, sebagai upaya nyata mengurangi limbah plas tik multilayer yang banyak digunakan pada kemasan mie instan konvensional. Jadi saat buat mie, kemasan pembungkus bumbu bisa langsung dimakan. Karena sifat edible film itu seperti pembungkus sosis,” jelasnya.
Ditambahkan Reyfan, pembuatan Multie Mie ini didasari dari produk produk yang praktis, sehat, bergizi dan enak namun tetap peduli lingkungan. Kemasan utama Multie Mie pun tak kalah ramah lingkungan. Mereka menggunakan paper bowl biodegradable, wadah yang mudah terurai dan dapat didaur ulang.
Lebih lanjut, ide besar di balik Multie Mie berawal dari kebiasaan remaja usia 13-18 tahun yang gemar menyeduh mi instan cup setelah kegiatan sekolah. Fikri dan Reyfan kemudian melihat peluang untuk membuat versi yang lebih sehat.
“Kebanyakan mie instan di pasaran tinggi lemak dan rendah gizi. Kami ingin membuat versi yang tetap enak, tapi juga menyehatkan,” terangnya.
Inovasi dibidang kewirausahaan ini melibatkan kolaborasi lintas jurusan ciri khas pendidikan vokasi. Faisal berfokus pada riset dan pengembangan (R&D) produk, mulai dari mie oven, bumbu ayam kecap, sayuran kering, hingga edible film. Sementara rekannya, Reyfan Akbar Lazuardi Anto, siswa kelas XII Desain Komunikasi Visual, menangani desain kemasan dan digital marketing produk.
“Desain kemasan sangat penting karena menjadi identitas pertama yang dilihat pembeli. Kami ingin Multie Mie tampil modern, sesuai gaya anak muda, tapi tetap membawa pesan sehat dan hijau,” tambah dia.
Perjalanan riset mereka dimulai sejak Juli 2025 dengan banyak uji coba. Bagian paling sulit dikatakan Reyfan justru pada proses pembuatan edible film. Meski formula sama, hasilnya bisa berbeda. “Tapi dari situ kami banyak belajar tentang ketelitian dan konsistensi,” urainya.
Saat ini Multie Mie dijual di koperasi sekolah seharga Rp8.000 per cup. Untuk memastikan keamanan produk, tim juga telah melakukan uji laboratorium, serta tengah mengurus legalitas usaha seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal. Multie Mie sendiri telah diuji hedonik pada siswa usia 13-18 tahun, dengan hasil keseluruhan baik dari rasa, hingga kemasan mendapatkan nilai tertinggi pada kriteria suka.
Dengan semangat kolaborasi daninovasi berkelanjutan, Multie Mie kini siap melangkah ke ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI), mewakili semangat vokasi Jawa Timur yang tak sekadar mencipta produk, tetapi juga membawa solusi bagi gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Inovasi dan kreasi di bidang makanan ini pun diapreaiasi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim), Aries Agung Paewai, saat melakukan kunjungan kerja di SMKN 2 Mojokerto, Kamis (23/10). Aries bahkan mengapresiasi inovasi produk kewirausahaan yang dikembangkan oleh para siswa.
“Kami sangat mengapresiasi inovasi kreasi makanan yang inovatif dari produk Multie Mie. Produk ini bukti bahwa representasi sempurna dari inovasi vokasi yang peka terhadap perkembangan zaman,” ujar Aries.
Kadindik kelahiran Makassar ini juga menilai kemasan Mie dibuat cukup trendy untuk menarik pembeli. Namun yang terpenting, produk yang dibuat kedua siswa tanpa bahan pengawet dan komposisi gizinya terjaga.
“Ini menunjukkan bahwa siswa SMK mampu menciptakan solusi makanan yang sehat tanpa mengorbankan daya tarik pasar,” terangnya.
Keikutsertaan Multie Mie dalam Lomba FIKSI ditekankan, Aries, sebagai bukti bahwa keahlian Tata Boga di Jatim tidak hanya berkutat pada resep tradisional, tetapi juga mampu menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi dan siap bersaing di pasar nasional.
Lebih lanjut, kunjungan ini juga menyoroti aspek kolaborasi yang menjadi DNA keberhasilan produk Multie Mie. Selain dibuat oleh siswa Tata Boga, aspek pendukung seperti desain kemasan, promosi, hingga branding melibatkan kolaborasi aktif dari siswa jurusan lain, seperti Desain Komunikasi Visual (DKV).
“Ini adalah contoh ideal dari pendidikan vokasi yakni sinergi keahlian. Kami mendorong semua SMK di Jatim untuk terus memecah sekat jurusan dan berkolaborasi, karena di dunia industri, kesuksesan lahir dari kerja tim lintas disiplin,” ujar dia.
Dalam kunjungannya, Kadindik di dampingi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Mojokerto, Mudianto, dan Kepala Sekolah SMKN 2 Mojokerto, Akhmad Muklason.
Setelah mengapresiasi Multie Mie, Kadindik Jatim juga meninjau langsung jurusan tata boga melihat pembuatan produk makanan lainnya, yaitu Cheese Roll, Pastel, Molen, Kue Bakery Lainnya. Dalam peninjauan ini, Aries mendapati bahwa standar kualitas dan gizi tetap menjadi prioritas utama.
“Kami melihat langsung, mulai dari tepung pilihan hingga keju yang digunakan. Kualitas bahan baku ini adalah kunci. Kami pastikan produk yang dihasilkan oleh siswa SMK Jatim tidak hanya enak dan higienis, tetapi juga memenuhi standar gizi yang baik,” pungkas Aries.
Kehadiran Kadindik Aries memberikan semangat secara langsung akan karya inovatif siswa yang tentu mereka akan bangga bisa langsung diapresiasi oleh kepala Dinas pendidikan dan mendukung untuk mengikuti kompetisi sampai jenjang nasional. Diharapkan, dukungan dan apresiasi ini akan memacu semangat siswa SMKN 2 Mojokerto untuk meraih prestasi maksimal di ajang FIKSI dan menjadi inspirasi bagi seluruh siswa vokasi di Jawa Timur untuk terus berinovasi dan berwirausaha. [ina.gat]


