Gresik, Bhirawa
Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik menggandeng 9 lembaga filantropi yang tergabung dalam FOZDA (Forum Organisasi Zakat Daerah Gresik). Kerja sinergis ini direncanakan menggarap tiga program utama, yaitu pesantren buruh, pesantren mantan warga binaan (Narapidana), dan pesantren pemberdayaan umat.
Lembaga filantropis yang tergabung dalam FOZDA Gresik antara lain; Nurul Hayat, LAZISNU, LAZISMU, YDSF, Yatim Mandiri, Dompet Dhuafa, Dompet Qur’an, Al Haramain, dan BMH (Baitul Maal Hidayatullah).”Pada tahun lalu FOZDA Gresik berhasil mengelola dana ZIS sebesar Rp 27 miliar, ” kata M Amin Komandan FOZDA Gresik pada acara silaturahmi dengan pengurus MUI Gresik, Minggu (12/10/2025).
Dalam rapat yang diadakan di Kantor MUI Gresik ini, hadir dari unsur MUI Gresik, Wakil Ketua Umum Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag, Sekretaris Umum Makmun, M.Ag, Ketua Bidang Dakwah Drs. Nur Fakih, serta Ketua Komisi Dakwah Ali Sodikin, M.Pd.I.
Sekretaris Umum MUI Gresik Makmun, M.Ag, menyampaikan terima kasih atas kehadiran para pihak, terutama para pimpinan lembaga filantropi di Kabupaten Gresik ini.”MUI, dalam hal berpandangan, bahwa antara MUI dan lembaga-lembaga filantropi ini ada titik temu, karena MUI ini salah satu fungsi utamanya adakah himayatul dan khodimul umat yaitu melindungi dan melayani umat,” jelas Sekretaris Umum.
Wakil Ketua Umum MUI Gresik Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag, dalam sambutannya mengatakan, bahwa dalam upaya menjawab problem-problem keumatan, tidak bisa dilakukan oleh satu lembaga saja, namun harus kolaborasi.”MUI Gresik ini, sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang terlihat kecil namun kontinu, dan dampaknya sangat dirasakan oleh umat, seperti membuat pesantren di Rumah Tahanan, bimbingan rohani di Rumah Sakit, serta bimbingan konseling di Pengadilan Agama,” jelas Wakil Ketua Umum.
Dalam menjalankan program-program itu, lanjut Prof. Chalik, juga terus melibatkan para mitra, seperti dengan Baznas dan Nurul Hayat.”Selain program yang sudah berjalan, MUI juga punya banyak konsep kegiatan yang lahir dari permasalahan umat, namun masih tahap perencanaan, seperti Program Pesantren Pasca Rutan, Kader Keluarga Bahagia, dan Kader Penggerak MUI Desa,” lanjut Prof Chalik.
Sementara itu, Ketua Forum Zakat Daerah (Fozda) Kabupaten Gresik, Sholikhul Amin, yang sekaligus Kepala Cabang Nurul Hayat Gresik, merespon pentingnya kolaborasi antar lembaga, termasuk antara MUI dan lembaga-lembaga Filantropi.”MUI ini, kalau bisa kita nilai, adalah gudangnya masalah keumatan di Gresik, bahkan sampai buka hotline layanan umat, artinya masalah umat benar-benar jadi perhatian utama MUI,” kata Amin.
Maka, kata Amin, jika MUI sudah punya design jangka panjang, itu sangat memungkinkan untuk dikolaborasikan dengan lembaga filantropi.”Kita ini, yang tergabung dalam Fozda Gresik saja ada 9 lembaga, artinya kita insyaallah cukup kuat, kekuatannya apa? Ya di zakatnya umat, sedekahnya, dan infaqnya. Maka insyaallah kita siap berkolaborasi lebih lanjut dengan MUI Gresik,” pungkasnya.
Selain LAZNAS Nurul Hayat, hadir pula dalam pertemuan tersebut, LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama), LAZISMU (Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah), YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah), Yatim Mandiri, Dompet Dhuafa, Dompet Qur’an, Al Haramain, dan BMH (Baitul Maal Hidayatullah). [eri.fen]


