25 C
Sidoarjo
Monday, January 6, 2025
spot_img

Minimalisir Penyebaran PMK, Peternak Harus Terapkan Bio Sekuriti


Disnak Jatim Siapkan Ribuan Dosis Vaksin
Pemprov, Bhirawa
Dinas Peternakan Jawa Timur meminta agar peternak sapi maupun kambing/domba harus melaksanakan tindakan bio sekuriti untuk mengendalikan penyakit menular dan meminimalisir penyebaran PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang massif terjadi di Jawa Timur sebulan terakhir.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani , Minggu (5/1) menyampaikan, penerapan bio sekuriti tersebut diantaranya seperti membuat protokol membantu pengecekan berkala kondisi peternakan. Kemudian membuat jadwal harian yang terperinci dan detail sehingga seluruh pekerja memahami dan melaksanakan tugasnya.

Peternak juga harus melaksanakan sanitasi dan desinfeksi dengan membersihkan dan mendisinfeksi kandang, kendaraan, dan pegawai secara rutin. Kemudian mengisolasi hewan sakit dengan memisahkan hewan yang sakit di kotak isolasi khusus.

Selain itu harus dilakukan pembatasan akses dengan menetapkan SOP akses keluar-masuknya manusia, alat, maupun hewan ke dalam area peternakan. Kemudian membatasi hewan yang masuk ke peternakan dengan memelihara kawanan tertutup dan melakukan karantina selama beberapa minggu.

Sedangkan untuk lalu lintas ternak, dengan peningkatan PMK maka diharapkan agar tidak memasukkan ternak baru ke kandang untuk mengamankan ternak di kandang.

“Jika memang terpaksa harus beli ternak, maka harus dipastikan ternak harus sehat dengan bantuan pemeriksaan oleh dokter hewan untuk memastikan ternaknya tidak terkena PMK. Sebelum digabung dengan ternak lainnya, sebaiknya dipisahkan terlebih dulu atau dikarantina dulu, jangan masuk dikandang utama, dan terakhir selalu amati ternaknya tiap hari,” paparnya.

Berita Terkait :  Wujudkan Zero Pasung, Dinsos Jatim Gelar Family Gathering Korban Pasung di Kabupaten Blitar

Indyah juga menegaskan perlunya pembatasan pengunjung untuk memakai sepatu bot yang bersih dan melakukan disinfeksi sebelum memasuki dan meninggalkan lokasi peternakan. Dan selalu amati hewan ternak setiap harinya.

“Terpenting jika ada ternaknya yang mengalami tanda tanda tidak mau makan dan ngiler, ada luka di kaki atau mulut maka harus segera lapor petugas agar bisa segera ditangani. Jika langsung dilakukan penanganan maka hasilnya tingkat kesembuhannya tinggi, kalau penanganan lambat makan tingkat kesembuhan rendah, ” tambahnya.

Sementara terkait pasar ternak yang berada di kantong PMK ditemukan hewan yang sakit, lanjut Indy, maka harus didiskusikan dengan Pemerintah Kabupaten Kota jika memang perlu segera ditutup, agar tidak menambah penyebaran penyakit.

“Tentunya penutupan dengan mempertimbangkan banyak aspek dan yang tahu adalah Pemerintah kabupaten Kota, ” tandasnya.

Sementara terkait vaksinasi ternak sebagai pencegahan semakin meluasnya PMK di Jatim, Indyah memastikan program ini tetap dijalankan sebagaimana tahun sebelumnya. Pihak Pemprov Jatim dalam hal ini Dinas Peternakan, lanjutnya, telah mengupayakan penyediaan vaksin dengan berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

“Dan terpenting program vaksinasi harus selalu diteruskan. Vaksin sudah dilakukan sejak tahun 2022, dan ada program vaksin juga dilakukan di tahun 2023 atau 2024,” katanya.

Ia mengingatkan agar peternak tetap melaksanakan vaksinasi berkala terhadap ternak yang dimiliki.

“Tetapi banyak peternak merasa penyakit sudah selesai kemudian vaksin tidak dilanjutkan, padahal vaksin harus dilakukan berkala. Karena vaksin ini menciptakan kekebalan dan membutuhkan waktu jangka panjang, ” imbuhnya.

Berita Terkait :  Wakil Wali Kota Surabaya: QR Code Jadi Solusi Atasi Penimbunan Pertalite

Untuk vaksin, Indy juga menyampaikan, kalau saat ini masih terus diupayakan. Pada Januari awal ini, Jatim dapat droping dari Pemerintah Pusat sebanyak 12.500 dosis. Tetapi akan lebih diupayakan lagi dari Pemerintah Pusat untuk 1,5 juta dosis dan Pemprov Jatim akan mengupayakan tambahan vaksin.

“Sehingga pada bulan Januari ini bisa melakukan vaksinasi massal seperti yang dilakukan pada tahun tahun sebelumnya. Rencananya akan diberikan dalam tahap pertama sebanyak 320 ribu dosis dan akan diupayakan tambahan lainnya,” katanya.

Lebih lanjut Ia juga mengatakan, Disnak Jatim juga mendorong agar peternak yang sudah berskala bisnis untuk bisa melakukan vaksin secara swadaya secara mandiri. Karena vaksin PMK ini sudah tersedia secara umum di pasar.

Ada empat vaksin yang memiliki izin edar dan dibeli secara bebas oleh masyarakat, tetapi untuk menyuntikkan harus melalui tenaga medik. “Pelaksanaan vaksin, selain dari pemerintah juga didorong bagi peternak yang memiliki skala industri atau usaha atau bisnis bisa melakukan secara swadaya maupun bisnis. Jadi harus berbagi peran,” katanya.

Ia menegaskan, prinsipnya pemerintah mendorong agar peternak yang sudah mampu berskala bisnis untuk swadaya dalam membeli vaksin secara mandiri, disisi lain pemerintah mengupayakan vaksin bagi peternak kecil seperti biasanya namun jumlahnya juga tidak bisa seperti yang tahun tahun sebelumnya.

Indy juga mengatakan PMK tidak hanya menular pada sapi, tapi bisa juga ke kambing domba dan babi (termasuk hewan rentan). Hewan rentan tersebut bisa terserang PMK, namun relatif tidak menunjukkan tanda klinis.

Berita Terkait :  Pendaftaran Dimulai Besok, Pemprov Jatim Buka 2.314 Lowongan Mulai dari Lulusan SMA/SMK

“Untuk itu peternak harus lebih hati hati walaupun tidak menunjukkan tanda sakit tapi kambing /domba sudah terjangkit penyakit,” katanya.

Untuk sementara ini, laporan PMK yang masuk ke Disnak Jatim masih di dominasi sapi potong. “Memang ada peningkatan kasus, saat ini diperkirakan rata rata 100 ekor per hari. Jika per 31 Desember Jumlah 6.000 an ekor kini per Sabtu (4/1/24) sudah menjadi 6.800 an ekor,” katanya.

Terkait dengan konsumsi daging sapi ditengah merebaknya PMK, Kadisnak Indy juga menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging sapi karena PMK tidak menular ke manusia atau tidak zoonosis.

“Sehingga, tidak berbahaya dan tidak perlu khawatir, dengan mengkonsumsi daging sapi, maka meningkatkan asupan protein hewani dan juga meningkatkan kesehatan,” katanya. [rac.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img