25 C
Sidoarjo
Sunday, March 16, 2025
spot_img

Meski Hanya 15 Siswa, SMP-SMK Sains Inklusif Jatim Konsisten Gelar KBM Berkualitas


Situbondo, Bhirawa
SD Sains Inklusif sudah cukup lama eksis di dunia pendidikan Kota Santri Pancasila Situbondo. Sekolah swasta non profit itu rata rata menampung siswa disabilitas atau anak berkebutuhan khusus, meski ada sebagian ada siswa berstatus reguler.

Menurut Kepala SD-SMP-SMK Sains Inklusif Jatim, ST. Wati Sulasminingsih, agar proses kegiatan belajar mengajar atau KBM berkesinambungan, pihaknya mulai tahun ajaran 2025 resmi membuka jenjang SMP dan SMK.

“Ya siswanya berasal dari SD Sains Inklusif Jatim Sendiri. Jumlahnya untuk siswa SMP masih empat anak dan siswa SMK berjumlah tiga orang. Jadi total siswa SMP dan SMK sebanyak tujuh orang,” tutur Wati.

Masih kata Wati, dasar dibukanya jenjang SMP dan SMK karena banyak siswa SD Sains Inklusif Jatim maupun wali orang tua meminta untuk membuka jenjang anak anaknya di sekolah yang satu lembaga (Yayasan Sains Inklusif Jatim). “Ya awalnya saya mempersilahkan anak lulusan SD untuk melanjutkan ke SMP atau madrasah. Tetapi kebanyakan orang tua tidak mau karena tidak pasrah dengan keberadaan putra putrinya. Meski ada beberapa yang diterima di sekolah negeri,” ungkap Wati.

Namun demikian, lanjut Wati, sebagian besar wali murid tidak yakin anak anaknya bisa cepat bersosialisasi, maka Wati muncul ide untuk menyediakan fasilitas sekolah 9 tahun, jenjang SD sampai SMP.

“Nah setelah lulus SMP muncul permasalahan lagi, mau kemana setelah lulus. Akhirnya kami melanjutkan ke jenjang SMA atau SMK sehingga tidak nanggung. Karena sekarang pendidikan dasar harus sampai ke jenjang SMA atau SMK,” ujar Wati.

Berita Terkait :  Buka Dua Gerai Sekaligus di Jawa Timur, Haraku Ramen Hadirkan Ramen Halal

Daripada siswa lulusan SD dan SMP Sains tidak diterima disekolah negeri, urai Wati, akhirnya dirinya menyediakan jenjang pendidikan SMA atau SMK. Selain itu Wati khawatir sekolah lain tidak memberikan pelayanan pendidikan yang all out seperti di Sains Inklusif Jatim.

“Akhirnya kami berusaha mengurus perizinan meski dengan jatuh bangun. Karena kami pendidikan luar sekolah benar benar sangat berat. Pertama menyiapkan akademik dan sarana prasarana secara kedinasan,” Tukad Wati.

Lebih jauh Wati mengaku bingung dengan kondisi sekolah yang tidak layak dan perlu segera direhab. Karena sudah harus diperbaiki, aku Wati, dan ada BUMN seperti PLN UP3 Situbondo yang berencana menyalurkan dana CSR, akan disambut dengan gembira. “Wah itu sangat menggembirakan. Ini juga akan meringankan yayasan agar terus eksis kedepannya,” aku Wati.

Jika kabar tersebut benar, Wati mengaku sangat optimis akan dapat membantu anak anak siswa SMP dan SMK yang belajar di sekolah Sains Inklusif Jatim ini bisa belajar dengan nyaman. “Semoga saja itu bukan kabar wacana ya. Dan jika itu terealisasi kami patut berterimakasih. Apapun namanya. Apakah itu CSR PLN, kami berterimakasih ya,” kupas Wati. [awi.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru