33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Merajut Asa UMKM Sidoarjo Menuju Pasar Global


Ekosistem Digital BRI Mengubah Wajah UMKM Sidoarjo

Di antara hiruk pikuk transaksi tunai yang masih mendominasi pasar-pasar tradisional, Bank Rakyat Indonesia (BRI) perlahan namun pasti mendorong digitalisasi transaksi pelaku usaha kecil. Transformasi ini dibutuhkan bukan saja agar pelaku usaha kecil mampu bertahan hidup namun juga mampu tumbuh dan bersaing di era digital, melalui sentuhan teknologi dan pendampingan yang konsisten dari BRI.

Oleh:
Wahyu Kuncoro, Harian Bhirawa

Kabupaten Sidoarjo, dengan lebih dari 207.000 UMKM, adalah raksasa ekonomi mini di Jawa Timur. Mulai dari warung kopi (warkop) yang menjamur di sudut desa, pengrajin tas di Buduran, hingga produsen bandeng asap di kawasan pesisir, semuanya menggantungkan hidup pada perputaran rupiah harian. Selama puluhan tahun, transaksi dilakukan secara tunai. Uang fisik berpindah tangan, pembukuan dicatat di buku usang, dan jangkauan pasar terbatas pada area lokal.

Di sinilah peran BRI dimulai. Sebagai bank yang memiliki jaringan hingga pelosok negeri, BRI memahami betul tantangan yang dihadapi para pelaku usaha mikro ini: akses permodalan yang sulit, literasi keuangan yang rendah, dan resistensi terhadap perubahan teknologi.

Memasuki era 4.0, tantangan bertambah. Konsumen mulai beralih ke transaksi digital, menuntut kecepatan dan kemudahan. UMKM yang tidak beradaptasi terancam tertinggal. BRI melihat ini sebagai peluang sekaligus tanggung jawab. Mereka bukan sekadar menyalurkan kredit, tetapi membawa sebuah “jembatan digital”.

Perjumpaan dengan QRIS UMI
Di sebuah kios kecil di Pasar Pekauman, Sidoarjo, Bu Lastri, penjual bumbu pecel legendaris, dulunya skeptis dengan istilah “QRIS” atau “dompet digital”. Baginya, uang tunai adalah raja. “Kalau tidak pegang uangnya langsung, rasanya kurang mantep, Mas,” ujarnya sambil terkekeh. Namun, sejak dua tahun lalu, Lastri mulai dikenalkan dengan QRIS UMI (QRIS untuk Usaha Mikro Indonesia) dari BRI. Program ini dirancang khusus untuk memudahkan UMKM bertransaksi non-tunai tanpa biaya Merchant Discount Rate (MDR) untuk porsi tertentu, menjadikannya solusi transaksi digital yang menarik.

Berita Terkait :  Ekonomi Wilayah Bank Indonesia Malang Tumbuh Solid 5,20 Persen

“Awalnya diajari oleh Mantri BRI yang sering mampir ke pasar,” kenang Bu Lastri. “Sekarang, pembeli tinggal scan dari HP mereka. Uang langsung masuk ke rekening BRI saya. Tidak perlu repot cari uang kembalian lagi. Pembukuan juga lebih rapi karena tercatat otomatis di aplikasi mobile banking BRImo.”

Kisah Bu Lastri merefleksikan ribuan kisah serupa di Sidoarjo. BRI, bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Pemkab Sidoarjo, memang giat mendorong digitalisasi transaksi di pasar-pasar tradisional. Hasilnya, adopsi transaksi digital diyakini dapat mendorong UMKM untuk “naik kelas”.

Inovasi digital BRI tidak hanya berhenti pada QRIS. Melalui aplikasi seperti BRImo, pelaku UMKM dapat mengelola keuangan, membayar tagihan, hingga mengajukan pinjaman mikro secara daring, memangkas birokrasi dan waktu yang sebelumnya terbuang.

Dikonfirmasi terpisah, Regional CEO Region 12 Surabaya, Reza Syahrizal Setiaputra, menegaskan komitmen perseroan untuk memberdayakan UMKM, khususnya segmen mikro, agar dapat naik kelas dan terintegrasi dalam ekosistem digital.

“Program QRIS UMI ini adalah wujud nyata dukungan kami untuk meringankan beban operasional para pedagang mikro di Jawa Timur,” ujar Syahrizal di Surabaya, Kamis (27/11). Lebih lanjut menurut Syahrizal pihaknya semakin gencar mendorong digitalisasi Usaha Mikro Indonesia (UMI) melalui program unggulan QRIS UMI.

“Dengan kemudahan ini, kami berharap semakin banyak pelaku UMi yang beralih ke transaksi nontunai, sehingga pencatatan keuangan mereka lebih rapi dan efisien,” lanjut Syahrizal

BRI Regional Surabaya tidak hanya meluncurkan program secara umum, namun juga aktif melakukan edukasi dan pendampingan langsung ke sentra-sentra ekonomi kerakyatan. Beberapa lokasi, seperti Sentra Wisata Kuliner (SWK) Tunjungan dan Pasar Pekauman Sidoarjo, telah menjadi percontohan sukses dalam penerapan QRIS.

Berita Terkait :  Disperindag Kabupaten Malang Edukasi Digital Marketing Pelaku IKM

“Kami melihat adopsi yang sangat positif di lapangan. Para pedagang merasa terbantu karena transaksi menjadi lebih cepat, aman, dan mereka tidak perlu khawatir tentang uang kembalian atau risiko uang palsu,” tambah Syahrizal. Untuk bergabung dalam program ini, merchant UMi hanya perlu melengkapi dokumen sederhana seperti KTP, rekening BRI, dan foto lokasi usaha melalui aplikasi BRI Merchant. Melalui program QRIS UMI, BRI Regional Surabaya optimistis dapat menjangkau ribuan merchant baru di seluruh wilayah Jawa Timur, mempercepat inklusi keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Transformasi Sang Pengrajin Parfum
Pemberdayaan BRI tidak hanya menyentuh aspek transaksi harian, tetapi juga membuka cakrawala pasar yang lebih luas. Mari kita tengok kisah sukses PT Andara Cantika Indonesia, produsen parfum lokal asal Sidoarjo.

Pemiliknya, Yudi Aulia, memulai usahanya dari skala rumahan. Tantangannya adalah menembus pasar yang didominasi merek-merek besar dan menjangkau pembeli di luar negeri. Yudi membutuhkan lebih dari sekadar modal; dia membutuhkan ekosistem pendukung.

Melalui program pemberdayaan BRI, Yudi mendapatkan pendampingan intensif. “BRI tidak hanya memberikan kami akses pembiayaan yang kompetitif, tetapi juga literasi manajemen usaha dan akses ke pasar digital,” ungkap Yudi.

BRI memfasilitasi Yudi untuk berpartisipasi dalam pameran UMKM berskala nasional, seperti BRI UMKM Expo, dan menghubungkannya dengan platform e-commerce. Mereka juga membantu dalam sertifikasi dan standardisasi produk yang diperlukan untuk ekspor. Hasilnya? PT Andara Cantika Indonesia kini sukses menembus pasar ekspor dan meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan. Produk parfum lokal Sidoarjo itu kini harum di panggung internasional, sebuah bukti nyata bahwa dengan dukungan digitalisasi dan pemberdayaan yang tepat, batasan geografis bisa terlampaui.

Peran “Mantri” di Era Algoritma
Di balik layar digitalisasi ini, ada sosok-sosok kunci yang tak tergantikan: para Mantri BRI. Mereka adalah garda terdepan, jembatan antara teknologi canggih bank dan realitas di lapangan.

Berita Terkait :  Bersama Maudy Ayunda, Frank & co. Gelar Sesi Styling SesMoi di Tunjungan Plaza

Di Sidoarjo, Mantri seperti Pak Budi bukan hanya petugas bank yang menawarkan pinjaman. Mereka adalah konsultan, pendidik, dan terkadang, teman curhat bagi para pelaku UMKM.

“Tugas kami sekarang lebih kompleks,” jelas Pak Budi, seorang Mantri senior di wilayah Buduran. “Kami harus memastikan mereka tidak hanya menggunakan QRIS atau BRImo, tapi juga paham manfaatnya, tahu cara mengelola keuangan digitalnya, dan terhindar dari risiko keamanan siber.”

Pendekatan hybrid ini-menggabungkan kekuatan fisik jaringan unit kerja yang luas dengan layanan digital-adalah strategi jitu BRI. Keberadaan fisik Mantri membangun kepercayaan, sementara layanan digital memberikan efisiensi dan jangkauan yang lebih luas.

BRI juga mengimplementasikan program Klasterku Hidupku dan Desa BRILiaN, yang memberdayakan UMKM secara kolektif dalam sebuah ekosistem. Di Sidoarjo, klaster pengrajin kerupuk didorong untuk mendigitalisasi proses produksi hingga pemasaran bersama-sama, menciptakan efek domino ekonomi yang kuat.

Sidoarjo hari ini adalah laboratorium hidup transformasi digital UMKM. Dari 207.000 UMKM, semakin banyak yang mulai melek teknologi, bertransaksi secara digital, dan membuka toko daring. Bank BRI, dengan visi menjadi bank paling bernilai di Asia Tenggara, terus berinovasi. Transaksi digital BRI telah mencapai angka yang signifikan, menunjukkan kepercayaan tinggi dari masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Mereka berinvestasi besar dalam ekosistem digital untuk memastikan UMKM tetap relevan di masa depan.

Di tangan BRI, teknologi perbankan menjelma menjadi alat pemberdayaan yang kuat, merajut asa para pelaku usaha kecil Sidoarjo untuk tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh besar, dan bahkan menembus pasar global. Perjalanan masih panjang, namun roda digitalisasi telah berputar kencang di Kota Petis. Dan di setiap putarannya, ada nama BRI yang turut menggerakkan. [why]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru