Proses Forum Group Discussion mengenai Agro-Eco Cultural Tourism di Desa Jajar Trenggalek.
Trenggalek, Bhirawa.
Akademisi UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Tulungagung (Unita) dengan jajaran organisasi perangkat Desa Wisata Jajar Gumregah, Kab. Trenggalek, yang meliputi pemerintah desa, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan Poktan (Kelompok Tani) mengelar Forum Group Discussion desa wisata mengenai topik Agro-Eco Cultural Tourism, Sabtu (13/7).
Pada sambutannya, Imam Mukaryanto Edy, selaku Kepala Desa Jajar menyatakan Universitas memiliki peran sebagai pentahelix atau rekanan desa dalam membantu pengembangan ekonomi desa agar dapat berputar dan spirit untuk maju. Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi UPN Veteran Jawa Timur maupun Universitas Tulungagung dalam penelitian dan pengabdian masyarakat untuk membantu perputaran perekonomian masyarakat desa.
Dalam Forum FGD yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak, menghasilkan dorongan dari pihak UPN Veteran Jawa Timur dan Unita untuk mengadakan UMKM ikonik sebagai branding desa, rancangan untuk mengaplikasikan smart farming, serta pengelolaan bank sampah pada kawasan Desa Jajar Gumregah dan menggagas ide mengenai showcase atau miniatur relief Jajar Gumregah sebagai daya tarik budaya dan produk Desa Jajar Gumregah.
Dari pihak desa Jajar Gumregah sendiri, menginginkan adanya rancangan atraksi workshop untuk membuat karya khas Desa Jajar Gumregah sebagai aspek wisatawan yang berupa murid sekolahan. Wahyu Dwi Lestari, sebagai ketua tim akademisi UPN Veteran Jawa Timur, menyambut gembira harapan dari Desa Jajar Gumregah.
“Tentu kami akan berusaha keras untuk dapat memenuhi harapan dari Desa Jajar. Sebagai lembaga pendidikan tinggi sudah menjadi tugas dan kewajiban dari kami juga untuk mendampingi perkembangan masyarakat di desa, khususnya Desa Jajar Gumregah di Kabupaten Trenggalek ini”.
Selain mengadakan FGD dengan masyarakat, tim gabungan akademisi dari UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Tulungagung melakukan pelatihan rantai pasok pertanian, yang diantaranya meliputi penjabaran pengelolaan dan produksi pupuk organik untuk petani lokal serta rencana komersialisasi jika produksi pupuk organik tersebut berhasil melebihi permintaan dari petani lokal di Desa Jajar.
Hal ini dirasa penting karena para petani lokal di Desa Jajar sudah berbulan-bulan belum mendapatkan distribusi pupuk dari pemerintah.
Silas, ketua Kelompok Tani (Poktan) Dewi Sri menyampaikan inisiatif dari para dosen UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Tulungagung ini merupakan berkah.
“Selain kami dibantu untuk memproduksi pupuk organik kami juga dibantu dengan pengadaan mesin penghancur kotoran ternak dan pengaduk pupuk organik. Teman-teman petani kurang lebih sudah familiar dengan penggunaan mesin tersebut, yang menjadi kendala ya kami tidak bisa membeli alat semahal itu,” jelas Silas.
Kelompok Tani Dewi Sri Desa Jajar mencoba mengoprasikan mesin penghancur kotoran ternak bersama mahasiswa dan dosen dari UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Tulungagung
Mufida, dosen pelaksana lapangan dari Universitas Tulungagung, mengatakan bahwa adanya kegiatan ini tidak lepas dari kontribusi dari Kemendikbudristek RI yang telah membantu pendanaan kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan pendanaan dari Dirjen Penelitian, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendikbudristek RI melalui skema program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB). Tim yang multidisiplin ini, mulai dari Teknik Mesin, Agribisnis, Bisnis Digital, dan Pariwisata, diharapkan bisa berkolaborasi untuk membantu masyarakat, terutama pegiat pertanian lokal dan pariwisata, di Desa Jajar,” jelas Mufida. (why.hel)
