Surabaya, Bhirawa.
Tidak ada yang menyangka, suara merdu yang mengalun di panggung utama saat penutupan Jatim Fest 2025 di Grand City Surabaya berasal dari seorang eks Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Dialah Abdi Gunawan, salah satu penerima manfaat Balai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial (PRS PMKS) Sidoarjo Dinas Sosial (Dinsos) Jatim. Di hadapan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Abdi tampil percaya diri membawakan lagu yang menjadi simbol kebangkitannya dari masa kelam.
Sebelum terpuruk dalam gangguan jiwa, pria kelahiran 1985 itu hidup sederhana sebagai pengrajin tas di Tanggulangin, Sidoarjo. Ia bekerja bersama kakaknya dan menafkahi istri serta anak semata wayangnya. Namun, badai kehidupan datang ketika sang istri meninggal dunia. Sejak itu, Abdi mencoba melupakan kesedihannya dengan minuman keras, yang justru menjerumuskannya dalam lingkaran gelap gangguan jiwa.
“Ketika pertama kali kami menerima Abdi, kondisinya masih labil, mudah tersulut emosi. Namun dibalik itu kami melihat ada potensi besar dalam dirinya, terutama di bidang musik,” ujar Pekerja Sosial Dinsos Jatim, Aulia Fitria Sari, mengenang awal mula proses rehabilitasi Abdi di Balai PRS PMKS Sidoarjo pada tahun 2024.
Kehidupan Abdi saat mengalami gangguan jiwa sangat tidak menentu. Ia mengamen di jalanan, berjalan tanpa arah, bahkan mengaku sebagai musafir. Perjalanannya membawanya hingga ke Jawa Tengah, sebelum akhirnya terjaring razia dan diserahkan ke Dinsos Jateng. Dari sana, Abdi dipulangkan ke Jawa Timur tepatnya di Dinsos Jatim, dan pada 3 April 2024 resmi menjalani rehabilitasi di Balai PRS PMKS Sidoarjo Dinsos Jatim.
Di Balai PRS PMKS Sidoarjo, Abdi menempuh berbagai program rehabilitasi sosial yang menyeluruh. Mulai dari bimbingan fisik, sosial, konseling psikososial, hingga kegiatan keagamaan. Ia juga dilatih disiplin, belajar keterampilan seperti budidaya lele dan perkebunan anggur, serta dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan seperti membantu di dapur, mengecat, dan mencuci kendaraan. Semua itu dilakukan untuk menumbuhkan kembali rasa tanggung jawab dan percaya dirinya.
Motivasi terbesar Abdi datang ketika ia dikunjungi oleh anaknya. Pertemuan itu menjadi titik balik dalam perjalanan kesembuhannya. “Kami melihat perubahan besar setelah Abdi bertemu dengan anaknya. Dari situ muncul semangat baru dalam dirinya untuk sembuh dan menjadi sosok ayah yang lebih baik,” tutur Aulia.
Sejak saat itu, Balai PRS PMKS Sidoarjo secara rutin mengajak Abdi menjenguk anaknya yang kini berada di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Hubungan yang kembali terjalin itu menjadi penguat tekadnya untuk bangkit. Abdi berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti, ia akan membanggakan anaknya lewat sesuatu yang positif.
Dari hobi bernyanyi dan bermain gitar yang dulu hanya sekadar pelarian, Abdi menemukan terapi baru. Ia menyalurkan emosi dan harapan melalui nada dan lirik. Di bawah bimbingan di Balai PRS PMKS Sidoarjo, bakat musiknya diasah hingga akhirnya ia berani tampil di berbagai kegiatan, lalu di ajang yang lebih besar, Jatim Fest 2025.
Momen ketika Abdi bernyanyi di hadapan Wakil Gubernur menjadi simbol nyata keberhasilan proses rehabilitasi sosial. Bukan hanya soal sembuh dari gangguan jiwa, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa kembali menemukan makna hidup.[rac.ca]


