Digelar Sepekan Sekali, Semangat Menimba Ilmu Tak Kalah Dengan Siswa Muda
Oleh:
Sawawi, Kabupaten Situbondo
Di Kota Santri, Pancasila Situbondo ada sebuah pusat belajar mengajar namun siswa siswinya bukan anak anak dan remaja, melainkan sudah lanjut usia (lansia). Mereka layaknya anak sekolah pada umumnya, rajin mengikuti proses belajar mengajar dihalaman rumah warga yang berada di Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Rini Yuli Astutik salah satu pengajar di sekolah lansia mengungkapkan, sekolah tersebut ada berkat adanya swadaya dari sekolah lansia setempat. Kata Rini, kegiatan pembelajaran khusus lansia murni swadaya di lingkungan sini (sekolah lansia). Tidak ada kaitannya dengan program pemerintah maupun dari para guru.
“Ya, kegiatan Ini sudah berjalan sejak tahun 2015 lalu. Ini awalnya ada ibu-ibu yang mau bersekolah disini dan mereka sudah lansia yang juga penerima PKH. Mereka rata rata tidak bisa baca dan tulis. Mereka lalu kompak berinisiatif ingin belajar bersama disini, ” aku Rini.
Masih kata Rini, para lansia berkomitmen mau sekolah diusia tua karena ingin tahu membaca seperti warga pada umumnya. “Ya para ibu-ibu lanjut usia disni sangat besar sekali keinginan untuk bisa menulis dan membaca. Sehingga tidak heran sampai saat ini mereka sudah pandai dalam hal membaca dan menulis,” tambah Rini.
Rini kembali menerangkan, khusus untuk proses belajar mengajar bagi para lansia hanya dilakukan dalam sepekan sekali. Itu agar, aku Rini, para ibu-ibu lansia tidak cepat bosan dalam menimba ilmu, sehingga diberi jeda waktu.
“Awalnya kami sangat susah mencari mereka (para lansia). Seiring dengan berjalannya waktu, mereka bisa merasakan kebahagiaan dalam belajar di sekolah lansia ini. Saya awal mula pesimis namun karena mereka penuh semangat, akhirnya saya juga ikut bersemangat mengajar para lansia tersebut,” ucap Rini.
Rini berharap kedepan keberadaan sekolah lansia itu mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat. Paling tidak, ucap Rini, para lansia ini mendapatkan bantuan sarana yang layak untuk kelangsungan proses belajar mengajar di sini.
“Saya berharap kepada pemerintah ada perhatian lebih bagi sekolah lansia ini. Sebab mereka rata-rata sudah tidak memiliki penghasilan dan tidak memiliki suami lagi. Meski mereka tidak berharap bantuan, tetapi semangat mereka untuk belajar patut untuk diapresiasi. Bahkan keinginan untuk maju jauh lebih besar dari siswa muda dan remaja. Meski tidak mendapatkan bantuan, para ibu ibu tetap mau bersekolah, “ujar Rani.
Sementara itu salah satu siswa bernama Mariyani (68 tahun) mengaku sangat bersemangat dengan adanya sekolah lansia. Sebab kegiatan tersebut bisa memberikan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sejak kecil.
“Saya dari dahulu tidak pernah sekolah. Maka dari itu saya sampai sekarang masih merasa bodoh. Adanya sekolah lansia ini membuat saya kembali bersemangat untuk belajar. Meski saya sudah tua, selain bisa refreshing pikiran juga bisa berbagi kebersamaan,” ungkap Mariyani.
Tak hanya itu, imbuh dia, pihaknya juga ingin fokus untuk menuntaskan belajar di sekolah lansia, “Disisa waktu yang saya miliki ini ingin digunakan untuk hal hal yang positif. Misalnya digunakan untuk belajar membaca, menulis, berhitung dan kegiatan sejenis. Alhamdulillah mulai ada sekolah lansia ini saya sudah bisa menulis,” pungkas Mariyani. [awi.gat]


