28 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Mengatasi Keruwetan Lingkungan dengan Literasi

Judul Buku : Simulakra Lingkungan: Mengurai Problematika Menguatkan Literasi
Penulis : Dr Husamah, M.Pd. & Prof. Dr. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si.
Penerbit : CV Bildung Nusantara, Yogyakarta
Cetakan : I, Juli 2024
Tebal : x + 84 halaman
ISBN : 978-623-8588-39-8
Peresensi : Ahmad Fatoni
Pengajar Fakultas Agama Islam UMM

Isu lingkungan hidup di Indonesia menjadi problem yang paling ruwet dan memprihatinkan. Permasalahan lingkungan ini disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari faktor alam hingga faktor ulah manusia. Kebanyakan dari permasalahan lingkungan tersebut belum memiliki solusi untuk mengatasinya.

Faktanya, berbagai kerusakan alam dan lingkungan di negeri ini terus saja terjadi. Kondisi tanah, air, dan udara yang semakin terdegradasi akibat aktivitas manusia memerlukan penanganan serius dan mendesak. Selain itu, rendahnya kesadaran dan literasi lingkungan masyarakat umum turut menjadi akar persoalan yang perlu diatasi.

Buku Simulakra Lingkungan: Mengurai Problematika Menguatkan Literasi ini hadir sebagai upaya menjelaskan permasalahan-permasalahan krusial yang dihadapi di bidang lingkungan saat ini. Dalam tiga bagian utama buku ini mengingatkan tentang problematika tanah, air, dan udara. Penulis mengupas secara komprehensif tantangan besar bagi keberlanjutan lingkungan hidup.

Selama 5 tahun terakhir, misalnya, ada 64 dari 470 daerah aliran sungai mengalami kondisi yang kritis. Hal ini disebakan oleh beberapa hal seperti limbah industri yang terkandung berbagai macam zat kimia di dalamnya, limbah pertanian, limbah domestik seperti limbah rumah tangga yang secara sengaja dibuang ke sungai, dan masih banyak lainnya.

Berita Terkait :  Saatnya Mengakui Taiwan dalam Peta Politik Global

Demi mengatasi permasalahan limbah, tentu dibutuhkan kerja sama antara pihak pemerintah, masyarakat, serta pelaku-pelaku industri. Pihak pemerintah wajib untuk memberlakukan aturan bentuk penyimpangan sosial baik bagi industri atau masyarakat agar jangan sampai membuang limbah di sungai. Masyarakat pun senyatanya menyadari pentingnya air sungai untuk kehidupan.

Masalah lainnya terkait kerusakan hutan akibat penebangan liar, penggundulan hutan, hingga pembakaran hutan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan menyebabkan berkurangnya kawasan hutan yang berakibat pada ketidakstabilan ekosistem. Dampak lanjutan dari kerusakan hutan tersebut bisa menjadi penyebab menurunnya keaneka ragaman hayati yang ada di Indonesia.

Problem lingkungan yang lain yaitu pencemaran udara yang disebabkan oleh semakin banyaknya industri dan transportasi. Hal ini berpengaruh pada pasokan udara bersih yang semakin berkurang. Data yang diungkapkan aplikasi penyedia data kualitas udara Indonesia menunjukkan bahwa Jabodetabek, Yogyakarta, dan Surabaya menjadi tiga daerah paling berpolusi. Beberapa pihak memprediksi penyebab utama polusi adalah kendaraan bermotor.

Petakanya, berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah, sepertinya kita masih akan dijajah polusi udara. Kebijakan yang muncul belum bersifat menyeluruh, ala kadarnya, dan terkesan hanya respon sesaat. Kebijakan yang berlaku juga hanya bersifat lokalitas, tidak menjadi semangat nasional alias belum menjadi gerakan (hal. 40).

Pencemaran udara, yang berasal dari berbagai sumber seperti kendaraan, pabrik, rokok, pembakaran sampah, dan lain-lain jelas akan memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, dan kanker paru-paru. Pencemaran udara dapat menyebabkan berkurangnya kadar oksigen di dalam darah, sehingga membahayakan kesehatan. Celakanya lagi, anak-anak dan remaja merupakan golongan yang sangat rentan sebab tubuh, organ, dan sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang.

Berita Terkait :  Pilkada Serentak; Paslon Tunggal dan Kegagalan Parpol

Banyak hal kecil yang dapat kita lakukan sebagai kebiasaan baik. Meskipun kecil, jika dilakukan secara kolektif maka akan berdampak besar. Ambil misal, masyarakat perlu bijak membuat pilihan yang tepat tentang penggunaan transportasi. Dalam aktivitas sehari-hari masyarakat dapat naik sepeda, jalan kaki, atau naik angkutan umum. Masyarakat dapat menciptakan momentum positif dalam upaya mengurangi tingkat pencemaran udara dengan memanfaatkan strategi seperti kampanye kesadaran, insentif, dan acara komunitas.

Terdapat strategi yang terjangkau untuk mengurangi emisi, misalnya pada level kebijakan kota. Intervensi ini dapat memberikan manfaat lain seperti berkurangnya lalu lintas dan kebisingan, peningkatan aktivitas fisik, dan penggunaan lahan yang lebih baik. Kota-kota yang menerapkan tersedianya ruang terbuka hijau dengan jumlah yang memadai, niscaya berkontribusi terhadap peningkatan kualitas udara sekaligus bermanfaat bagi peningkatan kesehatan penghuninya.

Di tengah minimnya kepustakaan tentang pemeliharaan lingkungan hidup, kehadiran buku semacam ini dimaksudkan dapat membuka wawasan pembaca mengenai keruwetan problematika lingkungan, sekaligus menawarkan pemahaman yang komprehensif untuk memecahkan aneka persoalan lingkungan. Tak pelak, upaya peningkatan literasi lingkungan menjadi kunci penting agar masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan

———– *** ————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img