26 C
Sidoarjo
Tuesday, January 14, 2025
spot_img

Mendikdasmen: Pendisiplinan Jangan Menentang Nilai Pendidikan


Jakarta, Bhirawa
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan seluruh pihak sekolah di tanah air agar tidak menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan dalam penegakan kedisiplinan.

“Ke depan kami mohonlah supaya sekolah ya, baik negeri maupun swasta, tidak menggunakan cara-cara yang berkaitan dengan disiplin, baik disiplin akademik maupun disiplin administrasi, yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan,” ujar Mu’ti saat ditemui usai mengikuti rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, Senin.

Dia lalu menyampaikan bahwa nilai pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan itu harus dilakukan dengan tindakan-tindakan yang mulia, baik kepada murid, guru, maupun ilmu.

“Pendidikan ini harus menjadi proses yang memuliakan, memuliakan murid, memuliakan guru dan memuliakan ilmu,” kata dia.

Hal tersebut disampaikan Mu’ti untuk menanggapi video rekaman yang viral di media sosial mengenai anak yang dihukum duduk di lantai lantaran belum membayar SPP di Medan, Sumatera Utara.

Menurutnya, cara seperti itu tidak mencerminkan nilai pendidikan yang seharusnya memuliakan murid. Sebelumnya, diketahui bahwa M (10), siswa kelas 4 di SD swasta di Kota Medan, harus menjalani hukuman dengan duduk di lantai selama dua hari pada 6-7 Januari 2025 saat kegiatan belajar mengajar. M duduk di lantai mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.

M dihukum oleh wali kelasnya, guru berinisial H, karena menunggak SPP selama tiga bulan, yakni Oktober hingga Desember 2024.

Berita Terkait :  Semarak SD Muhammadiyah 6 Rayakan Hari Pahlawan dan Milad Muhamadiyah ke-112

Menurut Mu’ti, berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Utara, permasalahan tersebut telah diselesaikan oleh para pihak terkait.

“Masalahnya sudah dianggap selesai dan sudah ada jalan keluar yang bisa diterima oleh kedua pihak,” kata dia.

Mu’ti mengatakan masalah itu terjadi karena adanya miskomunikasi antara guru di kelas dan kebijakan yayasan.

“Anaknya itu sudah tidak ada masalah dengan gurunya itu, bahkan guru itu sebenarnya guru idolanya anak itu,” ucapnya. [ant]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img