Bondowoso, Bhirawa
Kabupaten Bondowoso kembali menegaskan jati dirinya sebagai The City of Megalith melalui gelaran Megalit Fest Bondowoso 2025. Namun kali ini, festival tersebut bukan hanya menjadi ajang perayaan budaya, melainkan juga langkah nyata untuk mengubah warisan megalitik menjadi ruang edukasi interaktif dan inovasi budaya bagi generasi muda.
Bertempat di Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, festival ini menghadirkan suasana semarak. Ratusan warga, seniman, pelajar, dan pegiat budaya tumpah ruah mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang memadukan unsur pendidikan, kreativitas, dan teknologi, Jumat (7/11) malam.
Melalui konsep “Edu Fun Tourism”, Megalit Fest memperkenalkan situs-situs megalitik Bondowoso secara menarik, mulai dari virtual tour, vlog wisata, video dokumenter, hingga lomba sketsa dan pameran kuliner tradisional.
Festival yang dibuka secara resmi oleh Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid, juga menandai peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso, sebuah ruang pembelajaran terbuka di kawasan situs megalitik Pekauman.
Mengusung tema “Merajut Budaya, Menyambung Peradaban,” kegiatan yang berlangsung selama empat hari di 22 kecamatan ini menjadikan kebudayaan sebagai medium pembelajaran lintas generasi.
Puncak acara ditutup dengan pagelaran seni “Sang Leluhur”, menampilkan perpaduan antara tari, musik, dan teater yang menggambarkan perjalanan panjang peradaban megalitik Bondowoso.
Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid menegaskan pentingnya menghadirkan nilai-nilai leluhur dalam bentuk yang bisa dipahami generasi muda masa kini.
“Melalui kegiatan Megalit Fest dan peresmian Museum Terbuka Megalitik Bondowoso, kita tidak hanya merayakan warisan leluhur, tetapi juga menyiapkan ruang edukasi bagi generasi muda agar mencintai dan memahami akar budayanya sendiri,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Bondowoso ini berharap, museum terbuka tersebut menjadi laboratorium budaya yang menginspirasi pelestarian warisan dunia.
“Museum ini diharapkan menjadi ruang belajar terbuka, tempat interaksi budaya, dan simbol kebanggaan Bondowoso yang dapat menginspirasi upaya pelestarian warisan budaya dunia,” terangnya.
Selain sebagai ajang pelestarian, Megalit Fest juga mendorong kolaborasi kreatif antara pelaku budaya, akademisi, dan masyarakat lokal. Festival ini memperlihatkan bagaimana tradisi bisa dihidupkan kembali melalui pendekatan modern yang tetap berpijak pada nilai-nilai lokal.
Sebagai bentuk apresiasi, pemerintah daerah memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba dari berbagai kategori yang diselenggarakan selama festival.
Dengan Megalit Fest Bondowoso 2025, pemerintah daerah meneguhkan arah baru pelestarian budaya, bukan hanya menjaga peninggalan leluhur, tetapi juga mentransformasikannya menjadi sumber pembelajaran, inovasi, dan kebanggaan daerah.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah, Asisten Sekda, tokoh budaya, pelaku seni, pendidik, dan masyarakat umum yang antusias menyambut lahirnya wajah baru kebudayaan Bondowoso. [san.kt]
Megalit Fest Bondowoso Jadi Ruang Edukasi dan Inovasi Budaya


