Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menggandeng pihak swasta untuk mengupayakan percepatan penurunan angka stunting. Bersama swasta, pemkot menggelar kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Batu, Rabu (8/10.
Melalui kegiatan ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mengoptimalkan penyuluhan kesehatan kepada ratusan ibu balita untuk menekan angka stunting.
Kegiatan Posyandu Pendopo Rumah Dinas ini merupakan langkah pemkot untuk memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha (TJSLBU) agar bisa memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Dan sedikitnya 150 balita mengikuti kegiatan Posyandu spesial ini.
“Beragam kegiatan digelar mulai dari pengukuran dan penimbangan berat badan, imunisasi, lomba bayi merangkak, hingga edukasi Pijat ILU,” ujar Nurochman, Wali Kota Batu dalam arahannya, Rabu (8/10).
Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud kepedulian dunia usaha/ swasta terhadap kesehatan masyarakat, khususnya penanganan stunting. Selain itu mereka juga menggandeng UMKM di Kota Batu dengan memfasilitasi penjualan produk UMKM di gerai milik swasta.
Dan melalui para bidan sebagai pihak yang banyak menangani para balita, pemkot memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak dan praktik Pijat Tulus Hati bagi balita.
“Kami berterima kasih kepada pihak swasta yang telah bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pemerintah Kota Batu terbuka bagi semua pihak, termasuk dunia usaha, untuk berkolaborasi dalam program-program sosial dan kemasyarakatan,” jelas Nurochman.
Ia juga memastikan bahwa pemkot melalui Forum TJSLBU Kota Batu akan terus mendorong dunia usaha untuk berinovasi dalam kegiatan sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat. Dan inovasi yang telah dibuat akan menjadi contoh program CSR yang berkelanjutan.
“Pemerintah kota juga akan terus memberikan arahan dan saran agar kegiatan sosial dari dunia usaha tepat sasaran dan memberi manfaat luas,” tambah Cak Nur, panggilan akrab Nurochman.
Diketahui,Pemkot Batu tak ingin berlama- lama untuk mengejar penurunan angka bayi stunting di kota ini. Beberapa waktu lalu, Dinkes kota ini telah memulai program ‘Kelas Pozting’ sebagai bentuk transformasi dari Pozting (Pos Gizi Penanganan Stunting) yang sempat vakum di beberapa kelurahan di Kota Batu.
Gelar Kelas Pozting ini fokus menangani bayi bawah dua tahun (baduta) yang terindikasi stunting maupun beresiko stunting. Mereka akan mengikuti Kelas Pozting ini dalam kurun 10 pekan untuk diberi pemahaman untuk menerapkan pola penanganan bayi stunting dalam kehidupan sehari- hari.
Dikatakan Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Fauziyah Nurochman bahwa para ibu baduta yang mengikuti Kelas Pozting ini bukan berarti bayinya tidak sehat. Tetapi sang bayi membutuhkan perhatian khusus agar perkembangannya sesuai dengan umur.
“Diperlukan peran dan kasih sayang ibu- ibu untuk memberikan perhatian tambahan agar perkembangan bayinya bisa terpantau. Dan jangan merasa enggan untuk terus memeriksakan bayi ke posyandu ataupun pelayanan kesehatan lainnya,” pesan Fauziyah.
Menurutnya, dibutuhkan sebuah stimulan untuk terus merangsang pertumbuhan bayi. Dan dengan didampingi Dinkes Kota Batu, para ibu baduta diajak untuk berbuat yang lebih baik untuk anaknya. Dan semua ini demi terwujudnya Generasi Emas di tahun 2045 mendatang.
Dengan dimulainya Kelas Pozting ini menjadi semangat baru untuk terus menekan stunting di Kota Batu. Data di Dinkes Kota Batu saat ini stunting di kota ini masih berada angka 10,10 persen. Prosentase ini didapat dari jumlah 10.736 balita yang telah diukur dan ditimbang.
Artinya, jumlah balita stunting di Kota Batu berada di angka 1.084 bayi. Dan dengan dilaksanakannya Kelas Pozting diharapkan angka ini bisa ditekan menjadi 8 persen. [nas.gat]


