Surabaya, Bhirawa
Belasan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) bersama aktivis lingkungan dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menggelar aksi damai di depan kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Surabaya.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kondisi Kali Surabaya yang semakin tercemar dan menuntut tindakan tegas dari pemerintah provinsi.
Dengan membawa spanduk, poster, dan miniatur ikan mati, massa aksi meneriakkan berbagai tuntutan agar pemerintah segera menangani pencemaran limbah industri dan rumah tangga yang mencemari Kali Surabaya salah satu sumber air baku utama warga kota.
Koordinator aksi dari mahasiswa Untag, Ozza Jadid Risko Ferdinan, menyampaikan orasi bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian generasi muda terhadap mirisnya kondisi Kali Surabya saat ini yang sedang terjadi di depan mata.
“Kami menuntut Gubernur Jawa Timur turun tangan langsung menyelesaikan pencemaran Kali Surabaya. Sungai ini adalah urat nadi kehidupan warga Surabaya, bukan tempat pembuangan limbah,” tegas Ozza.
Bukan hanya itu saja ditemukannya empat ribu bangunan liar yang berdiri di atas lahan bantaran kali Surabaya yang mana bangunan itu merupakan bangunan liar dan ilegal karena tanah yang digunakan merupakan milik negara dan dan setiap tahun bangunan itu terus bertambah, semua sampah dan limbah domestik kebanyakan berasal dari masyarakat yang tinggal di atas tanah bantaran itu, ujar Ozza dalam orasinya.
Selain orasi, massa aksi juga melakukan aksi simbolik dengan memnuat beberapa poster dan pick up yang bertuliskan “Isok ta Kali Surabaya bebas dari mikroplastik”. Aksi ini menarik perhatian masyarakat dan para pengguna jalan yang melintasi kawasan tersebut.
Perwakilan massa kemudian menyerahkan dokumen pernyataan sikap dan hasil pemantauan kualitas air Kali Surabaya kepada staf dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Mereka berharap data tersebut bisa menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang lebih berpihak kepada lingkungan dan masyarakat.
Respons Pemerintah Masih Dinanti
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Gubernur Jawa Timur. Namun para demonstran menyatakan akan terus mengawal isu ini dan siap melakukan aksi lanjutan jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah. Beberapa peserta aksi menyampaikan kekecewaannya atas minimnya keterbukaan dan respons cepat dari pihak pemerintah. Mereka menilai bahwa persoalan Kali Surabaya bukan hal baru dan sudah bertahun-tahun diadvokasi, namun selalu berujung pada wacana tanpa implementasi nyata di lapangan.
ECOTON telah lebih dari dua dekade aktif memantau dan mengadvokasi kondisi sungai di Jawa Timur. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka aktif menggandeng kampus-kampus untuk melibatkan mahasiswa dalam riset dan advokasi lingkungan.
Aksi ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara lembaga swadaya masyarakat dan civitas akademika memiliki kekuatan besar dalam menyuarakan kepentingan ekologis. Mahasiswa bukan hanya agen perubahan di kelas, tapi juga di jalanan menuntut keadilan bagi lingkungan yang selama ini kerap terabaikan. [why]


