Surabaya, Bhirawa
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berinovasi membuat briket ramah lingkungan berbahan dasar limbah ampas kopi dan kulit ari kelapa. Karya dari mahasiswa Program Studi Teknik Industri berdampak bagi lingkungan dan masyarakat karena ampas kopi dan kulit ari kelapa dan tepung tapioka dan air sebagai perekat.
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Maulana Husein Syafri menyampaikan untuk membuatnya diperlukan alat pencetak briket yang dilengkapi dengan heater sebagai percepat proses pengeringan, teknologi ini membuat proses produksi lebih efisien.
“Desain alat pencetak juga fleksibel, sehingga bentuk cetakan dapat diubah sesuai kebutuhan pengguna,” kata Husein Syafri, Senin (17/2).
Proses pembuatan dengan mencampurkan bahan-bahan seperti ampas kopi, kulit ari kelapa di campur dengan tepung tapioca berserta air sebagai perekat, jika mendapatkan komposisi yang sesuai tinggal masukan mesin, maka akan menghasilkan briket dengan bentuk yang dapat disesuaikan.
Lanjut Maulana mengatakan pengujian dengan memanfaatkan imbah ampas kopi dari Coffee Shop Jokopi Indonesia mencapai 330 kg per bulan dan limbah kulit ari kelapa dari UMKM UMKM Ridho Abadi yang mencapai 240 kg per bulan.
“Briket ini memiliki daya tahan tinggi dengan mampu bertahan dua jam saat digunakan dan mengahasilkan lebih sedikit satu persen residu abu, jauh lebih sedikit dibandingkan arang konvensional,” kata Maulana.
Maulana melihat potensial besar dari inovasi buatanya, selanjutnya ingin mengembangkan menjadi usaha produksi penjualan briket berbasis limbah kopi dan kulit ari. “Inovasi saya dapat dikembangkan menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan meningkatkan volume produksi dan memaksimalkan hasilnya,” pungkasnya.
Sementara itu Dosen Pembimbing, Heri Murnawan, mengukapkan bahwa briket yang terbuat dari batok kelapa sekarang dapat dikembangkan dengan menambah limbah kopi dan serbuk kelapa, campuran tersebut dapat meningkatkan kualitas briket sekaligus memanfaatkan limbah yang sering terabaikan.
“Inovasi briket ini bereharap dapat menurunkan harga pokok prosuksi yang dapat meningkat keuntungan UMKM, dengan perhitungan tepat pelaku UMKM bisa mudah mengatur biyaya prosuksi dan mendapatkan untung lebih besar serta rama lingkungan” tuturnya. [ren.wwn]