33 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Mahasiswa UB Gagas Kawasan Industri Mikroalga untuk Dorong Energi Bersih dan Ekonomi Biru

Lima orang mahasiswa UB menggagas Kawasan industri Mikroalga.

Kota Malang, Bhirawa.
Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) merancang konsep kawasan industri lepas pantai berbasis mikroalga yang terintegrasi lintas sektor. Gagasan ini diusung melalui proyek bertajuk SAGARITA+ (Sistem Alga Generatif Terintegrasi untuk Bioetanol, Pengolahan Air Limbah, dan Akuakultur) yang mendukung transisi energi bersih dan penguatan ekonomi biru secara berkelanjutan.

Ketua tim, Vincenzio Jocelino, menjelaskan bahwa potensi sumber daya kelautan Indonesia menjadi dasar pengembangan konsep ini.

“Dengan garis pantai lebih dari 108 ribu kilometer dan intensitas sinar matahari tinggi, laut Indonesia menyimpan potensi besar sebagai ruang produksi energi dan pangan,” ujar Vincenzio, Selasa 7/10 kemarin.

Menurutnya, mikroalga dipilih karena memiliki kemampuan tumbuh cepat, menyerap karbon dioksida lebih efektif dibanding hutan tropis, serta menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi.

“Melalui pendekatan SAGARITA+, mikroalga tidak hanya menjadi sumber energi terbarukan seperti bioetanol dan biodiesel, tetapi juga dapat dikembangkan untuk kebutuhan pangan, kesehatan, pertanian, hingga pariwisata edukatif,” tuturnya.

Konsep industri yang ditawarkan tim mahasiswa ini berbasis pada kawasan produksi terpadu di laut lepas, mikroalga dibudidayakan dalam skala besar. Mikroalga kemudian dimanfaatkan dalam berbagai sektor berkelanjutan, di antaranya,

Bioenergi Produksi biodiesel dan bioetanol dari kandungan lipid mikroalga. Pangan dan Kesehatan sumber protein, omega-3, dan antioksidan untuk suplemen dan pangan fungsional. Agrikultur biomassa mikroalga sebagai pupuk organik atau pakan ternak. Polimer Ramah Lingkungan ekstraksi senyawa polisakarida untuk bahan baku bioplastik.

Berita Terkait :  Media dan Sensasi

Selian itu akan menumbuhkan pariwisata Edukatif, kawasan industri ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran energi hijau dan ekonomi biru. SAGARITA+ juga dirancang untuk mendorong terciptanya lapangan kerja baru, diversifikasi industri, dan memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan ekonomi biru global

Pihaknya optimis konsep ini bisa menjadi prototipe kawasan industri masa depan yang hijau, biru, dan mandiri energi. Diakui dia, bahwa realisasi ide tersebut membutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku industri, hingga masyarakat pesisir.

“Dengan dukungan yang tepat, Indonesia tak hanya menjadi konsumen energi bersih, tapi juga pelopor dalam pembangunannya,” tugasnya.

Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Pertanian UB, Dr. Ir. Mochamad Bagus Hermanto, S.TP., M.Sc., menyebut ide ini sudah matang dan siap ditampilkan dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

“Ide ini sangat komprehensif. Tinggal bagaimana tim mampu menyampaikan gagasan mereka secara optimal dalam bentuk poster dan presentasi di ajang PIMNAS nanti,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UB Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, Dr Setiawan Noerdajasakti, SH MH, juga memberikan dukungan penuh. Ia menilai karya tersebut tidak hanya layak untuk kompetisi, tetapi juga memiliki potensi nyata untuk diimplementasikan di masyarakat.

“Inovasi ini dapat menjadi kontribusi nyata UB dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi bangsa,” ujarnya.[mut.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru