Mahasiswa KKN NR 01 sub 07 UNTAG Surabaya Suhardi Prasetyo saat melakukan pengabdian masyarakat di Kelurahan Menanggal, Surabaya, kemarin.
Surabaya, Bhirawa.
Program pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Kelurahan Menanggal RT 7 RW 5 kembali membawa angin segar bagi upaya pengelolaan sampah organik. Melalui pelatihan budidaya maggot, warga diajak melihat bahwa persoalan sampah sebenarnya bisa diatasi dengan metode sederhana namun berdampak besar.
Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa Untag Surabaya Suhardi Prasetyo menjelaskan mulai dari pengenalan maggot Black Soldier Fly (BSF), manfaat ekologisnya, hingga alasan mengapa maggot menjadi salah satu solusi pengurai sampah paling efisien saat ini. Warga diberi pemahaman bahwa maggot bekerja cepat mengurai limbah dapur tanpa bau menyengat, sehingga cocok diterapkan di lingkungan padat penduduk seperti Menanggal.
Sesi berikutnya berfokus pada praktik teknis. Warga diajarkan cara membuat media budidaya, memilih jenis sampah organik yang ideal, serta menjaga kelembapan dan kebersihan biopond agar larva dapat tumbuh optimal. Mahasiswa juga mempraktikkan cara memindahkan maggot, mengatur pakan, hingga mengenalkan tahap metamorfosis BSF yang banyak belum diketahui masyarakat.
Tidak hanya aspek teknis, pelatihan ini juga menyinggung potensi ekonominya. Maggot yang sudah dipanen dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, unggas, hingga dijual kepada peternak. Penjelasan ini membuat warga melihat bahwa pengelolaan sampah tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat membuka peluang usaha kecil yang produktif.
Antusiasme warga Menanggal terlihat ketika mereka mencoba langsung menyortir sampah organik dan menyiapkan wadah budidaya. Banyak pertanyaan muncul terkait cara menjaga siklus maggot tetap berjalan, cara mengatasi masalah bau, hingga tips agar produksi larva stabil. Interaksi seperti ini menunjukkan bahwa pelatihan berhasil membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat mencoba.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNTAG Surabaya tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan kebiasaan baru dalam mengelola sampah rumah tangga. Pelatihan budidaya maggot diharapkan menjadi langkah awal bagi warga RT 7 RW 5 untuk membangun lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan mandiri. Inisiatif sederhana ini membuktikan bahwa edukasi yang tepat dapat membawa perubahan nyata di tengah masyarakat. (why.hel)


