Bondowoso, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya kemandirian pangan melalui praktik nyata di sekolah-sekolah. Hal itu disampaikannya saat meluncurkan program Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP), yang menggantikan program School Food Car, di SMAN 1 Tenggarang Bondowoso, Sabtu (1/11).
“Saya minta agar program School Food Car diubah menjadi SIKAP, karena pada dasarnya program ini memang berbasis ketahanan pangan, sesuai dengan prioritas nasional,” tegas Gubernur Khofifah.
Khofifah menjelaskan, kebijakan ini sejalan dengan arah Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional.
Ia mencontohkan bagaimana kreativitas sekolah mampu mengubah lahan tidak produktif menjadi kawasan hijau yang bermanfaat. “Yang semula area tumpukan sampah, kini bisa menjadi lahan subur dengan aneka tanaman, ikan, dan pupuk organik hasil olahan sendiri,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah berharap implementasi SIKAP dapat menumbuhkan semangat inovasi, kemandirian, dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. “Saya ingin anak-anak kita terbiasa mencintai bumi, berkreasi dengan alam, dan berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional,”terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyatakan bahwa pembelajaran di sekolah kini diarahkan agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan tantangan masa depan.
“Anak-anak kita diajarkan untuk siap berkompetisi di berbagai bidang, terutama dunia kerja. Melalui laboratorium alam dan kegiatan produktif, mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan keterampilan nyata,” jelasnya.
Ia mendorong setiap sekolah di Jawa Timur untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki secara produktif dan inovatif guna mendukung ketahanan pangan. Beberapa sekolah bahkan telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta, termasuk SPPG, untuk mengembangkan produk pertanian dan pangan lokal.
Implementasi program SIKAP akan dilakukan di seluruh SMA dan SMK di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan dukungan teknis dari Dinas Pertanian. “Kami ingin sekolah menjadi laboratorium edukasi sekaligus suplier pangan lokal bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Dengan semangat belajar, berinovasi, dan berkarakter, SMAN 1 Tenggarang Bondowoso kini menjadi teladan bagi sekolah lain dalam membangun kemandirian pangan sekaligus mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Program SIKAP menjadikan SMAN 1 Tenggarang Bondowoso sebagai pionir dalam transformasi pendidikan berbasis ketahanan pangan di Jawa Timur. Sekolah ini menghadirkan model pembelajaran yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter dan kepedulian lingkungan siswa.
Kepala SMAN 1 Tenggarang, Guntur Ananto menyebut program ini sebagai jati diri baru sekolah yang mengedepankan pembelajaran kontekstual dan berkarakter. “Kami ingin menghadirkan pembelajaran yang hidup, bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga menguatkan karakter siswa. Karena masa depan Bondowoso dan Jawa Timur lahir dari ruang-ruang kelas yang penuh semangat dan cinta belajar,” ujarnya.
Dengan kondisi tanah yang subur, sekolah ini mengembangkan laboratorium alam yang memungkinkan siswa belajar langsung dari potensi sekitar. Melalui kegiatan bercocok tanam, pengolahan pupuk organik, hingga produksi hasil pertanian, siswa dilatih menjadi generasi tangguh dan peduli lingkungan.
Selain di bidang pangan, sekolah juga menanamkan budaya peduli kebersihan dan keindahan lingkungan. “Sekolah yang bersih, indah, dan rapi mencerminkan jiwa yang berkarakter. Kami ingin setiap siswa merasa memiliki dan menjaga lingkungan sekolah dengan sepenuh hati,”tandasnya. [san.wwn]


