25 C
Sidoarjo
Sunday, October 6, 2024
spot_img

Lestarikan Songket Silungkang, PT Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket di Sawahlunto

Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis saat seremonial Peletakan Batu Pertama Landscaping (tata ruang) kampung songket yang diberi nama Kampung Dolas Songket di Desa Lunto Timur, Lembah Segar, Sawahlunto, Sumatra Barat.

Gresik, Bhirawa.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya, PT Semen Padang. Menjaga pelestarian songket silungkang, songket khas dan warisan budaya dari Sawahlunto, Sumatra Barat. Dukungan dibuktikan dengan pengembangan destinasi wisata kampung songket, di Desa Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat.

Pengembangan kampung songket telah dimulai pada 25 April 2024 lalu, PT Semen Padang telah melakukan seremonial Peletakan Batu Pertama Landscaping (tata ruang) kampung songket yang diberi nama Kampung Dolas Songket. Pemberian nama Kampung Dolas Songket, merupakan apresiasi terhadap perhatian dan upaya UMKM Dolas Songket terhadap pelestarian songket silungkang.

Pengembangan Kampung Dolas Songket meliputi, pembangunan gapura, perbaikan akses jalan, pembangunan fasilitas assembly point (titik kumpul) untuk wisatawan, hingga bantuan mesin tenun. Dolas Songket didirikan oleh Anita Dona Asri pada 2014.

Anita Dona Asri yang akrab disapa Dona (38 tahun), adalah seorang local hero kelahiran Lunto. Memperjuangkan kelestarian songket silungkang, dengan memberikan edukasi dan pelatihan menenun bagi masyarakat di desanya. Keahlian menenun songket telah dimiliki sejak duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar, yang ia pelajari dari orangtuanya. Hingga mampu membiayai studinya di salah satu perguruan tinggi di Sumatra Barat, hingga selesai pada 2010.

Berita Terkait :  Gelar Diseminasi, Buld DPD RI Tekankan Penguatan Kebijakan PDRD

“Modal awal Rp10 juta dan dibantu seorang kerabat pada 2014, sekarang saya memiliki teamwork profesional sebanyak 29 orang. Memiliki kemampuan menenun usia remaja, produk yang ditawarkan bermacam-macam. Kain, sarung, kemeja pria dan gaun wanita, dengan harga bervariasi mulai dari Rp400 ribu-Rp3,5 juta. Pembelian dapat dilakukan di galeri dolas songket, atau melalui media sosial dan marketplace. Per bulannya rata-rata ada 120 item terjual dengan, peningkatan omzet sebesar 65% dibandingkan awal usaha,” ungkap Dona.

Pencapaian ini tidak lantas membuatnya lupa, sekitar 15 penenun lainnya. Intens berkomunikasi, karena ingin songket silungkang dikenal lebih luas lagi hingga mancanegara. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke desa, nantinya tidak hanya membeli songket tetapi juga bisa mencoba menenun songket tapi memberikan kesan mendalam.

“Impian tersebut mendapat dukungan dari PT Semen Padang, perusahaan semen tertua di Indonesia kebanggaan masyarakat minang dan Bangsa Indonesia. Sejak menjalin komunikasi dengan PT Semen Padang pada akhir 2023, sejumlah bantuan telah diberikan oleh PT Semen Padang untuk mendukung pengembangan Dolas Songket, seperti pelatihan membuat desain songket berbasis digital Pada Maret 2024.”ungkapnya.

Pelatihan yang diadakan PT Semen Padang, sangat membantu dan membuat waktu pembuatan desain menjadi sangat cepat. Dari yang awalnya butuh 7 hari dengan cara manual menjadi hanya 3 jam saja. Juga mendapat bantuan komputer dan mesin printing. Terima kasih banyak PT Semen Padang dan SIG. Semoga terus maju, dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Berita Terkait :  Kerjasama Pengangkutan LNG Donggi Senoro PGN dan PIS, Tingkatkan Efektifitas Layanan Hilir Gas Nasional

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, salah satu fokus SIG dalam menyusun dan menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Adalah dengan mengoptimalkan potensi sumber daya dan kearifan lokal, serta isu strategis pada suatu daerah, sehingga dapat menciptakan nilai dan manfaat secara berkelanjutan.

”Pengembangan kampung Dolas Songket yang dilakukan oleh PT Semen Padang, adalah langkah strategis yang sejalan dengan semangat keberlanjutan SIG. Untuk menjaga eksistensi songket silungkang, sebagai warisan budaya bangsa agar tetap lestari dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan pendampingan secara menyeluruh akan melahirkan penenun-penenun andal, yang mampu membawa songket silungkang ke kancah global dan mengharumkan nama Indonesia,” kata Vita Mahreyni. (kim.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img