Pengguna Angkutan Umum Naik 3,5 Kali Lipat, Kemacetan Turun 64 Persen
Pemprov Jatim, Bhirawa.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menerima dokumen akhir rancangan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) Gerbangkertasusila plus. Diantaranya meliputi wilayah Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo – Lamongan-Tuban-Bojonegoro-Jombang.
Penyerahan SUMP tersebut dilakukan oleh perwakilan Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) Development Bank berupa buku laporan cetak oleh Olaf Goerke di Gedung Negara Grahadi, Senin (15/7).
Dari hasil kajian SUMP ini, Adhy menyampaikan beberapa manfaat yang dapat dirasakan masyarakat Jatim. Antara lain, panjang layanan umum mencapai 700 km berbasis jalan, rel dan air. Juga terdapat 25 intermoda HUN penting dan pengguna angkutan umum naik hingga 3,5 kali lipat. Selain itu, kemacetan lalu lintas ditarget berkurang 64 persen dan tersedia 9 potensi area pengembangan berbasis transit serta penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 38 persen.
“Ini menjadi tantangan besar bagi kami dalam upaya penyediaan layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan berkelanjutan serta pentingnya dukungan Perpres 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jatim, utamanya Project dan progam infrastruktur transportasi publik khususnya wilayah GKS+ yang perlu segera direalisasikan,” jelasnya.
Adhy menambahkan, Gerbangkertasusila merupakan wilayah yang memiliki potensi ekonomi sangat besar. Ia menyebut kontribusi wilayah GKS+ terhadap perekonomian Jatim mencapai 53,5 persen. Sedangkan mobilitas di wilayah GKS+ mencapai 10,55 juta per hari yang mana 49 persen total komuter di wilayah GKS+ berasal dari perjalanan komuter dari Kota Surabaya. “Semoga kerja sama yang terjalin dua tahun dapat dilanjutkan untuk melaksanakan implementasi dan adopsi rencana aksi SUMP di seluruh wilayah GKS+,” tuturnya.
Mengenai perlintasan sebidang, kata Adhy, merupakan kewajiban Pemprov Jatim dan sudah dilakukan pembiayaan dan memberikan bantuan kepada kabupaten kota yang mengalami kesulitan finansial. “Kami mohon Kemenhub dan Bappenas untuk mengalokasikan agar kabupaten dan kota yang sulit bisa menyelesaikan sehingga Project juga terselesaikan dengan baik,” ungkapnya.
“Momentum yang berarti bagi seluruh kepala daerah membantu iklim perekonomian serta dukungan transportasi publik di Surabaya raya,” imbuhnya.
Pj. Gubernur Adhy optimistis SUMP GKS+ ini menjadi dasar panduan komprehensif untuk pembangunan mobilitas yang terintegrasi dan kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jatim dan kabupaten/kota setempat.
Adhy mengatakan, penyusunan dokumen SUMP merupakan salah satu upaya meningkatkan layanan mobilitas masyarakat dengan memadukan berbagai rencana transportasi publik di GKS+.
“Laporan SUMP yang dicita-citakan akhirnya selesai dan akan menjadi dasar dalam mendetailkan master plan transportasi publik yang terintegrasi di wilayah gerbangkertasusila plus,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya, target selanjutnya pelaksanaan SUMP adalah proses implementasi. Sehingga penting untuk mendorong adanya akses-akses pembiayaan dan sumber pendanaan terhadap perencanaan yang prioritas, kelembagaan yang akan menjadi pengelola transportasi publik, termasuk otoritasnya, dan keterlibatan masyarakat dalam implementasi.
Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Suharto mengucapkan terima kasih terselesaikannya dokumen untuk menjadi rujukan langkah berikutnya. “Dokumen ini secara prinsip sudah diselesaikan,” katanya.
Ke depan, upaya menyelesaikan angkutan massal yang terintegrasi dengan berbagai moda akan mendorong kota lain di Indonesia untuk bisa mencontoh Surabaya. “Mudah-mudahan kota lain belajar integrasi dan pendanaan APBD di bidang angkutan umum,” ungkapnya.
Deputi Sarana Prasarana BAPPENAS Ervan Maksum mengaku, SUMP tidak sekedar menjadi rujukan dalam mengembangkan transportasi melainkan menjawab persoalan urban planning yang harus selaras seperti masalah sampah, air dan sanitasi. Sebab, penting untuk menyelaraskan tata ruang dan transportasi publik.
“Terima kasih kepada Pemprov Jatim sudah menjadi contoh terkait konsep di Jatim dengan mengoptimasi rel yang ada dari Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai penunjang perumahan pemukiman sehingga menghasilkan perencanaan dengan baik,” ucapnya. [tam.wwn]