Kota Kediri, Bhirawa
Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mengungkapkan realisasi investasi Kota Kediri Tahun 2024 menembus angka Rp.1,54 triliun.
Nilai investasi ini menyebar di 18.541 unit usaha dan berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 36.710 orang.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Kediri , Edi Darmasto, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp.1,34 triliun.
“Kalau di target Renstra DPMPTSP peningkatannya 5 persen dari tahun sebelumnya tapi realisasinya meningkat sebesarnya 15,36 persen,” terangnya.
Tiga sektor dengan nilai investasi terbesar, yakni: 1) sektor perdagangan dan reparasi mencapai Rp.526,6 miliar dengan penyerapan tenaga kerja 10.040 orang; 2) sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp.410,8 miliar dengan penyerapan tenaga kerja 534 orang; 3) sektor jasa lainnya mencapai Rp.194 miliar dengan penyerapan tenaga kerja 5.498 orang.
“Angka tersebut sudah mencapai target RPJMD bahkan meningkat dari tahun sebelumnya yaitu Rp.1,34 triliun,” terangnya. Di tahun 2025, Pemkot Kediri telah menetapkan target realisasi investasi sebesar Rp.1,41 triliun.
Menurut Edi, Kota Kediri memiliki sejumlah keunggulan yang membuat kota tahu tersebut patut diperhitungkan sebagai tujuan berinvestasi, antara lain: sebagai pusat karesidenan dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, menjadi kota jasa perdagangan terbesar di ex-Karesidenan Kediri dan Madiun, terdapat raksasa ekonomi yakni PT Gudang Garam yang membuat PDRB Kota Kediri besar.
“Yang tak kalah penting di sini iklim pemerintahannya kondusif, hal itu yang membuat Kota Kediri punya value ekonomi tinggi,” ucap Edi.
Ia mengungkap kunci utama agar investor berbondong-bondong ke Kota Kediri dengan mempertahankan good and clean government.
Selain itu, sejumlah upaya juga telah dilakukan Pemkot Kediri, di antaranya: menjaga iklim investasi tetap kondusif, mendukung pemetaan investasi, meningkatkan dokumen The Investment Project Ready to Offer (I-PRO), meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menerapkan zona integritas.
Tak kalah penting, keberadaan Mal Pelayanan Publik (MPP) juga memiliki daya tarik bagi pelaku usaha yang dapat berdampak pada investasi.
“MPP tujuannya untuk percepatan pelayanan publik, untuk mendapat kemudahan pelayanan tentunya berdampak ke investasi. Kalau semakin baik layanan maka pengguna puas dan alhamdulillah capaian kepuasan MPP Kota Kediri tinggi 96% yang artinya sangat puas,” tegasnya.
Dirinya berharap agar Pemkot Kediri dapat mencapai kembali target realisasi yang telah ditetapkan serta kepatuhan (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) LKPM semakin meningkat. [van.gat]