Diskusi “Implementasi Beasiswa Pendidikan untuk Semua Kalangan”, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Jakarta, Bhirawa.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Esti Wijayati, menegaskan pentingnya membuka akses pendidikan tinggi bagi seluruh profesi, termasuk wartawan. Ia menilai profesi jurnalis memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang benar dan mendidik publik, sehingga layak mendapat dukungan beasiswa seperti LPDP maupun Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Peran wartawan sangat dibutuhkan untuk menyampaikan hal-hal penting yang bisa dipahami masyarakat dengan baik dan benar. Karena itu, saya mendukung sepenuhnya agar informasi dan kualitas pemberitaan bisa semakin baik,” tegas Esti saat diskusi “Implementasi Beasiswa Pendidikan untuk Semua Kalangan”, di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Diskusi ini sekaligus penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of understanding/MOU) antara Universitas Paramadhina dan Koordinatoriat Wartawan Parlemen/KWP untuk beasiswa S1 dan S2. MoU ditandatangani Wakil Rektor Univ. Paramadina Bidang Mutu dan Kerja Sama Prof. Iin Mayasari dan Ketua KWP Dr. Ariawan.
Lebih lanjut Esti menjelaskan, Komisi X DPR RI bersama mitra kerja di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong pemerataan akses pendidikan tinggi. Salah satunya melalui program KIP Kuliah yang diperuntukkan bagi sekitar satu juta mahasiswa dari keluarga berpenghasilan di bawah Rp4 juta per bulan.
Selain itu, pentingnya memberikan peluang yang sama kepada wartawan untuk melanjutkan studi S2 atau S3 melalui program beasiswa LPDP yang berada di bawah Kementerian Keuangan. Menurut Esti, kemampuan jurnalis untuk menghadapi situasi lapangan yang kompleks perlu ditunjang dengan pendidikan yang lebih tinggi. “LPDP sebenarnya memberi ruang bagi siapa pun yang memenuhi syarat, termasuk wartawan. Tapi tetap harus dipastikan perguruan tingginya terdaftar di Dikti, nilai akademiknya memenuhi standar, dan masa kerjanya menjadi pertimbangan,” kata Esti.
Komitmen penerima beasiswa juga menjadi hal penting. Tidak boleh dua semester berturut-turut nilainya di bawah 3. Kalau jarang masuk kuliah atau tidak serius, itu bisa jadi persoalan. Esti berharap ke depan universitas dapat menjalin kerja sama dengan lembaga pers atau asosiasi wartawan agar biaya pendidikan tidak terlalu mahal, sekaligus memperluas kesempatan jurnalis untuk meningkatkan kapasitas akademik.
“Ruang bagi wartawan untuk kuliah jangan sampai tertutup. Pendidikan adalah hak semua profesi, termasuk mereka yang bekerja menyuarakan kebenaran bagi masyarakat,” pungkasnya.
MoU KWP – Universitas Paramadina
Universitas Paramadina membuka peluang bagi para jurnalis untuk melanjutkan pendidikan melalui program beasiswa S2, sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan media dalam menyebarkan pengetahuan berbasis data dan empati sosial.
Wakil Rektor Univ. Paramadina Bidang Mutu dan Kerja Sama Prof. Iin Mayasari mengatakan bahwa kerja sama dengan para jurnalis bukan hal baru, melainkan kelanjutan dari komitmen kampus dalam mengembangkan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kolaborasi. Ia menegaskan, dunia pendidikan dan media memiliki tanggung jawab yang sama dalam memastikan masyarakat menerima informasi yang benar dan berbasis data.
“Kami meyakini ilmu pengetahuan harus dikembangkan lewat kolaborasi dan diseminasi. Jurnalis adalah mitra penting dalam menyebarkan pengetahuan agar masyarakat tidak salah menerima informasi,” ujarnya.
Menurut Iin, program beasiswa dan kemudahan pembayaran kuliah yang ditawarkan Paramadina merupakan bentuk apresiasi terhadap profesi jurnalis sekaligus dorongan agar mereka terus mengasah kemampuan berpikir kritis. Ia menambahkan, pembelajaran di kampus diharapkan membantu para wartawan memahami teori komunikasi yang baik, sehingga bahasa dan struktur pemberitaan menjadi lebih kuat dan bertanggung jawab.
“Belajar itu tidak harus sendiri. Kami ingin jurnalis bisa mempelajari teori-teori komunikasi agar pemberitaan tidak asal, tapi berbasis data. Ini penting untuk mendorong diseminasi informasi yang berkualitas,” kata Iin.
Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan (continuity) dalam kerja sama ini agar menjadi warisan (legacy) yang dapat diteruskan bagi generasi berikutnya, baik dari pihak kampus maupun komunitas jurnalis. “Kepedulian terhadap masa depan jurnalis adalah investasi penting. Kami menghargai perhatian terhadap kemampuan berpikir kritis dan berbasis data, bukan sekadar menyampaikan informasi,” ungkapnya.
Sementara itu Ariawan, berharap semua wartawan di bawah naungan KWP bisa melanjutkan kuliah ke jenjang S2 atau magister dan bahkan doktor. “Ini untuk membuktikan meski para wartawan sibuk bertugas setiap harimya, tapi masih bisa melanjutkan kr pendidikan lebih tinggi lagi. Untuk itu, KWP menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia,” tambahnya. (ira.hel).


