Surabaya, Bhirawa
Keluarga besar Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya menapakkan langkah ke Nusa Tenggara Barat pada 22-24 Agustus 2025 dalam kegiatan wisata bertema “Jejak Cinta dan Cita untuk Ibu Pertiwi”. Peserta terdiri dari tiga direktorat di bawah naungan YPTA Surabaya, yakni Direktorat Sistem Informasi (DSI), Direktorat Umum dan Sumber Daya Manusia (DUSDM), dan Direktorat Keuangan, serta Rektor Untag Surabaya, kepala sekolah SMPTAG dan SMATAG Surabaya.
Beberapa mitra kerja juga hadir, seperti Jatayu, Bank Jatim, BNI, PT Kiss, Mega Berlian, dan Reborn Outbound Organizer. Dihari pertama kunjungan (22/8), rombongan mengunjungi Desa Sukarara, pusat tenun tradisional Lombok. Di lokasi ini, para peserta dipersilakan merasakan proses pembuatan kain tenun yang sarat makna dan tradisi.
Perjalanan berlanjut ke Desa Sade, kampung adat suku Sasak. Sambutan meriah datang lewat alunan Gendang Beleq dan pertunjukan Peresehan, seni bela diri khas Sasak, sebelum berkeliling melihat rumah-rumah beratap ilalang dan berlantai tanah liat.
Selanjutnya, rombongan berkesempatan mengunjungi Sirkuit Mandalika dan masuk ke tribune, merasakan atmosfer sirkuit internasional secara langsung.
Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., mengatakan perjalanan ini menjadi sarana memperkuat solidaritas dan tekad bersama untuk mengabdi pada Ibu Pertiwi melalui Untag Surabaya.
“Pengurus YPTA berharap agar kita lebih merapatkan barisan, membangun solidaritas dalam kebersamaan untuk mengabdi dan berbakti kepada Ibu Pertiwi melalui Untag Surabaya. Kebersamaan itu bisa kita capai apabila semua mau bersatu padu, bergotong royong, jujur, bekerja keras, dan yakin bahwa kita sedang beramal ibadah. Untag Surabaya memegang teguh ideologi nasionalis. Semua dosen dan tendik di Untag harus tersenyum, layaknya burung garuda yang tegap dan berwibawa,” ujarnya, Selasa (26/8).
Sambutannya kian hidup saat memaparkan filosofi Garuda sebagai lambang negara yang erat kaitannya dengan identitas Kampus Merah Putih Untag Surabaya. Simbol angka 17-8-1945 yang tersembunyi pada jumlah bulu sayap, leher, dan ekor Garuda pun ia kupas, mengajak semua untuk tak sekadar tahu, tetapi juga menghayati pentingnya menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza demi menumbuhkan jiwa nasionalisme.
Sementara itu, Pembina YPTA Surabaya, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan perjalanan ini selaras dengan tema kegiatan, menjadi sarana mempererat ikatan dan meneguhkan komitmen bersama bagi kemajuan pendidikan.
“Gala Dinner ini diadakan karena kita adalah satu keluarga besar. Yang pertama harus dimiliki adalah cinta, saling menjaga, memiliki, bekerja keras, dan bergotong royong. Dengan cinta, kita menyatukan cita, yaitu harapan dan tujuan bersama untuk mengembangkan pendidikan berlandaskan ideologi nasionalisme, tanpa intoleransi maupun rasisme,” tutur Plt. Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017.
Djarot pun menegaskan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan perekat. Ia menyebut Garuda Pancasila mengajarkan nilai-nilai luhur. Salah satunya menjaga nama Untag Surabaya dan YPTA dengan integritas, kejujuran, dan inovasi.
Perwakilan Direktorat Sistem Informasi YPTA Surabaya, Gabrielle Noventrya Rattu, S.I.Kom., M.I.Kom, mengungkap rasa syukur dan kesannya. Ia mengatakan bahwa perjalananya bersama YPTA ini mengajarkan untuk tetap solid dan kompak.
Perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan jembatan yang menghubungkan hati, memperkuat rasa persaudaraan, menanamkan semangat nasionalisme, dan meneguhkan tekad membangun pendidikan yang berkarakter. Di setiap tawa, langkah, dan kebersamaan yang terjalin, tersimpan jejak cinta dan cita yang tak lekang dimakan waktu, sebuah persembahan untuk Ibu Pertiwi. [ina.wwn]


