Pemain dan tim produksi menyapa ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rangkaian acara TKMT Goes To Campus, Selasa (21/10).
Kota Malang, Bhirawa.
Menjelang penayangan perdana film Tak Kenal Maka Ta’aruf (TKMT) pada 13 November 2025 mendatang, para pemain dan tim produksi menyapa ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rangkaian acara TKMT Goes To Campus, Selasa (21/10) kemarin.
Acara yang digelar di Hall Rektorat lantai 5 itu menghadirkan empat pemeran utama: Saskia Chadwick, Dinda Mahira, Ina Marika, dan Avit Kribo. Mereka didampingi oleh penulis novel TKMT, Mim Yudiarto, produser Wahyudi, dan sutradara Toma Margens.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Malang, Prof. Triyo Supriyatno, menyambut hangat kegiatan ini dan menilai bahwa film Tak Kenal Maka Ta’aruf membawa pesan moral yang dalam, relevan dengan tantangan dan pilihan hubungan anak muda masa kini.
“Kalau dulu ada istilah tak kenal maka tak sayang, sekarang sudah bergeser jadi tak kenal maka ta’aruf. Ini adalah nilai sastra yang dikembangkan penulis dan tim. Sastra tidak hanya berkembang dari rasa dan bahasa, tetapi juga dari filosofi dan logika berpikir,”ujar Prof. Triyo.
Pihaknya berharap film ini bisa menjadi inspirasi positif bagi generasi muda agar lebih memahami makna hubungan yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
Saskia Chadwick, pemeran karakter Zoya, mengaku tertantang memerankan tokoh mahasiswi yang tampak lurus namun menyimpan ketakutan terhadap cinta (philophobia).
“Ini karakter yang kompleks. Zoya punya ketakutan jatuh cinta, dan itu menjadi tantangan tersendiri. Tapi saya senang, karena antusiasme mahasiswa UIN Malang luar biasa meski filmnya belum tayang,” ujarnya.
Bergabung dalam proyek film ini juga mengubah perspektif Saskia terhadap konsep ta’aruf.
“Ternyata ta’aruf nggak seseram itu. Selama promo film ini kami juga ikut banyak kajian, jadi banyak belajar,” tambahnya.
Sementara itu, Dinda Mahira yang memerankan karakter Cleopatra (Cleo), mengaku mendapat banyak pelajaran spiritual selama proses syuting.
“Cleo ini awalnya galak dan cenderung jahat, tapi di akhir cerita berubah jadi pribadi yang lebih baik. Saya jadi belajar tentang Islam dan memperdalam bacaan Al-Qur’an selama proses syuting,” ungkap Dinda.
Ia berharap film ini bisa menjadi alternatif tontonan yang mengedukasi sekaligus menyentuh, terutama dalam hal hubungan yang sesuai dengan tuntunan agama.
Penulis novel TKMT, Mim Yudiarto, menyebut film ini diangkat dari semangat untuk menyuguhkan hiburan yang membawa nilai kebaikan dan menjadi penyeimbang dari dominasi tontonan percintaan yang ada saat ini.
“Kami ingin memberikan pilihan cerita yang lebih sehat dan penuh makna bagi Gen Z. Konsep ta’aruf dalam Islam itu indah, dan bisa kita angkat dalam bahasa yang ringan dan bisa diterima,” jelasnya.
Roadshow TKMT Goes To Campus sendiri akan berlanjut ke berbagai UIN di kota lain sebagai bagian dari promosi dan edukasi.
Produser film TKMT, Wahyudi, menyatakan bahwa antusiasme mahasiswa UIN Malang sangat tinggi. Ia bahkan berencana mengundang empat mahasiswa terpilih ke acara Gala Premiere di Jakarta.
“Kalau animonya terus seperti ini, bukan tidak mungkin kita buat versi series dari film ini. Target penonton kami minimal satu juta, dan anggaran produksi film ini mencapai Rp5 miliar,” ujarnya.
Sutradara film, Toma Margens, menutup acara dengan apresiasi mendalam kepada pihak kampus.
“Terima kasih kepada UIN Malang yang telah memfasilitasi acara ini dengan luar biasa. Kami berharap film ini bisa terus berkembang, bahkan menjadi series ke depannya,” pungkasnya. (mut.hel)