30 C
Sidoarjo
Wednesday, April 16, 2025
spot_img

Krom Bank dan Tantangan Industri Perbankan Digital


Oleh:
Wahyu Kuncoro
Penulis adalah Wartawan Harian Bhirawa

Perkembangan teknologi digital telah mengubah wajah berbagai industri, termasuk sektor perbankan. Munculnya bank digital yang semakin populer di kalangan masyarakat, menawarkan kemudahan, kecepatan, dan aksesibilitas yang belum pernah ada sebelumnya. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pengawas membuat regulasi khusus terkait penyelenggaraan bank digital demi meminimalisasi risiko kepada warga negara Indonesia yang ingin menikmati kenyamanan serta kemudahan pelayanan perbankan yang ditawarkan secara maksimal.

Dalam Peraturan OJK nomor 12/POJK.03/2021 menyebutkan bahwa bank digital merupakan lembaga perbankan yang masuk ke dalam bank berbadan hukum Indonesia (BHI). Bank digital memiliki fungsi untuk menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha perbankan melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat atau menggunakan kantor fisik terbatas. Penerbitan layanan bank digital bisa dilakukan oleh bank baru maupun bank lama yang bertransformasi menjadi bank digital.

Layanan atau kegiatan usaha perbankan yang dijalankan melalui saluran elektronik ini secara penuh beroperasi dengan metode daring. Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan nasabah yang sebelumnya dilakukan pada kantor cabang, seperti pembukaan rekening tabungan, deposito, cetak rekening koran, pengajuan kredit, hingga bantuan customer service bisa dilakukan oleh bank digital tanpa harus ada sesi tatap muka secara langsung antara nasabah dan juga pihak bank.

Untuk bisa memberikan pelayanan dengan baik, tentu saja lembaga bank digital perlu terus secara aktif mengembangkan teknologi daring yang ada untuk bisa memberikan kenyamanan kepada para nasabah atau pengguna aplikasi bank digital. Dengan demikian, kemampuan melakukan inovasi teknologi menjadi salah satu syarat dalam penyelenggaraan layanan bank digital.

Di dalam peraturan OJK tersebut, dijelaskan bahwa bank digital memiliki model bisnis dengan penggunaan teknologi yang inovatif dan aman dalam melayani kebutuhan nasabah. Selain itu, bank digital harus memiliki kemampuan mengelola model bisnis perbankan digital yang bijaksana dan berkesinambungan sebagai syarat penyelenggaraan bank digital

Beberapa syarat lainnya yang harus dijalani oleh lembaga bank digital untuk bisa beroperasi di Indonesia harus memiliki model bisnis dengan penggunaan teknologi yang inovatif dan aman dalam melayani kebutuhan nasabah. Syarat lainnya yang tertera dalam peraturan OJK tersebut adalah memiliki manajemen risiko yang memadai.

Syarat terkait manajemen risiko ini mendukung pernyataan dari syarat sebelumnya, yaitu bertujuan untuk memberikan rasa aman dalam melayani kebutuhan nasabah, terutama pada aspek keamanan data nasabah. Selain itu, bank digital juga wajib memberikan upaya kontributif terhadap pengembangan ekosistem keuangan digital dan inklusi keuangan. Oleh karena itu, OJK juga mengeluarkan persyaratan tentang tata kelola terkait pemenuhan direksi yang mempunyai kompetensi di bidang teknologi informasi dan kompetensi lain sesuai dengan ketentuan OJK mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan bagi pihak utama lembaga jasa keuangan.

Berita Terkait :  Wujudkan Strategi Adaptasi Kurikulum di Era AI

Kehadiran Krom Bank
Menabung tidak mengenal usia. Untuk itu, menabung merupakan hal mendasar dalam pengelolaan keuangan yang mudah diterapkan oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Konsistensi dalam menabung sangat penting untuk menghadapi kebutuhan mendesak dan merencanakan tujuan finansial jangka panjang seperti pendidikan, rumah, atau modal usaha.

Dengan kebiasaan menabung, generasi muda akan memiliki pondasi finansial yang kuat, mampu mengurangi ketergantungan pada utang, serta siap menghadapi situasi darurat tanpa menambah beban keuangan di masa depan. Namun demikian, merujuk hasil studi dari Populix justru mengungkapkan bahwa lebih dari 50% generasi Z dan Y menggunakan bank digital hanya untuk transaksi, sementara hanya 36% yang menggunakannya untuk menabung.

Menanggapi fenomena ini, Krom Bank sebagai salah satu pelaku perbankan digital, merancang produk dan layanan perbankan digitalnya agar tidak hanya mampu menjadi solusi yang relevan dengan gaya hidup dan kebutuhan generasi muda, namun juga membantu dalam menabung dan investasi menjadi lebih seamless.

Di tengah derasnya arus digitalisasi di sektor keuangan, hadirnya PT. Krom Bank Indonesia Tbk menandai sebuah babak baru dalam evolusi layanan perbankan di Indonesia. Bank digital ini bukan hanya menawarkan kemudahan, tetapi juga mengubah paradigma lama tentang cara masyarakat menabung, bertransaksi, dan bahkan berinvestasi.

Sejak dahulu, masyarakat Indonesia terbiasa menyimpan uang di bank konvensional dengan buku tabungan fisik sebagai bukti kepemilikan. Namun, seiring waktu dan kemajuan teknologi, konsep tersebut mulai ditinggalkan. Krom Bank hadir sebagai bank digital yang tidak membutuhkan kantor cabang fisik maupun dokumen cetak. Cukup dengan mengunduh aplikasi, proses pembukaan rekening dapat selesai dalam hitungan menit.

Salah satu fitur andalan Krom Bank adalah kemudahan dalam bertransaksi. Dengan antarmuka aplikasi yang intuitif, pengguna bisa melakukan transfer, pembayaran tagihan, hingga pembelian produk digital dengan cepat dan aman. Penggunaan teknologi keamanan mutakhir seperti biometrik, enkripsi data, dan verifikasi dua langkah menjadikan Krom Bank sebagai platform yang bisa dipercaya.

Fitur unggulan lainnya adalah integrasi dengan berbagai layanan digital lain seperti e-wallet, e-commerce, dan layanan investasi, yang membuat transaksi antar platform menjadi seamless. Hal ini membuat Krom Bank tak hanya menjadi bank, tetapi juga sebuah ekosistem keuangan digital.

Berita Terkait :  Pemanfaatan Potensi Pangan Lokal

Bahwa meskipun terkesan sederhana, konsistensi menabung merupakan fondasi yang perlu dibangun kuat sebelum mengakses produk keuangan lainnya seperti investasi. Menabung bukan hanya tentang menyisihkan uang, tetapi juga tentang membangun disiplin dan kebiasaan yang baik untuk masa depan yang lebih terencana.

Di kalangan anak muda, Krom Bank melihat mereka cenderung menabung dengan tujuan spesifik, seperti untuk liburan, membeli gadget, pendidikan lanjutan, atau down payment rumah. Ini hal yang baik, karena punya tujuan yang jelas membantu mereka lebih disiplin. Oleh karena itu, inovasi digital yang dibawa oleh bank digital seharusnya tidak hanya semakin mempermudah proses menabung bagi generasi muda, tetapi juga membuat menabung jadi lebih fun dan relevan bagi gaya hidup mereka.

Guna menjawab tantangan dan kebutuhan generasi muda dalam menabung, Krom Bank telah memiliki fitur yang memungkinkan nasabah untuk memiliki 20 tabungan untuk berbagai kebutuhan dalam satu rekening. Fitur ini memudahkan nasabah, yang mayoritas generasi muda, untuk mengalokasikan dana sesuai tujuan keuangannya.

Selain itu, deposito dapat menjadi pilihan bagi generasi muda untuk mendapatkan keuntungan yang lebih optimal. Untuk membantu nasabah menumbuhkan uang, Krom Bank juga memungkinkan nasabah untuk memiliki 20 deposito.

Fleksibilitas berbagai jenis tabungan dan deposito dalam satu rekening akan membantu nasabah mengatur dan memantau tujuan spesifik finansial mereka dengan lebih terstruktur sekaligus memaksimalkan keuntungan. Berbagai inovasi dan fleksibilitas ini dihadirkan Krom Bank untuk membangun kebiasaan menabung bagi anak muda, sejalan dengan fokus Krom Bank untuk membantu generasi muda mencapai kemandirian finansial. Kehadiran inovasi digital telah merevolusi cara mengelola keuangan, khususnya bagi anak muda.

Merespon Tantangan Perbankan Digital
Bahwa agar tetap kompetitif pada 2025, bank digital perlu menerapkan strategi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga adaptif dalam merespons berbagai tantangan. Setidaknya ada tiga tantangan utama yang akan berdampak besar bagi kehidupan bank digital di tahun 2025 ini.

Pertama, Pengetatan Likuiditas Akibat Daya Beli Turun. Pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang 2024 menjadi tantangan besar bagi perbankan digital di 2025, terutama karena dampak langsung terhadap likuiditas bank. Minimnya kenaikan upah serta harga barang yang tetap tinggi mendorong nasabah menarik simpanan mereka, menyebabkan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan perlambatan pertumbuhan kredit. Untuk menghadapi tantangan ini, bank digital perlu menerapkan strategi inovatif, seperti menghadirkan produk pinjaman berbasis teknologi yang mempermudah akses kredit, serta menawarkan deposito fleksibel yang lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah. Di sisi lain, kebijakan penurunan suku bunga BI menjadi 5,75 persen dapat menjadi peluang bagi bank digital untuk meningkatkan permintaan kredit dan perlahan memulihkan daya beli masyarakat.

Berita Terkait :  Gencarkan Pasar Murah

Kedua, Perang Bunga di Antara Bank Digital. Persaingan suku bunga simpanan yang kompetitif menjadi tantangan bagi bank digital di 2025. Suku bunga tinggi memang efektif dalam menarik nasabah, tetapi tanpa strategi berkelanjutan, hal ini dapat membebani struktur keuangan bank. Untuk itu, bank digital perlu mengadopsi pendekatan yang lebih holistik, mengombinasikan suku bunga menarik dengan inovasi produk dan layanan bernilai tambah. Diversifikasi produk menjadi strategi utama untuk mempertahankan daya saing tanpa menimbulkan risiko likuiditas jangka panjang. Dengan pendekatan yang terintegrasi, bank digital dapat memanfaatkan suku bunga kompetitif sebagai daya tarik, sekaligus menjaga stabilitas keuangan dan profitabilitas di tengah persaingan industri yang semakin dinamis.

Tiga, Kondisi Global yang Tak Menentu. Ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik, kebijakan proteksionisme, dan fluktuasi harga komoditas meningkatkan volatilitas pasar, yang dapat berdampak pada stabilitas perbankan digital. Oleh karena itu, pendekatan manajemen risiko yang proaktif serta strategi diversifikasi aset menjadi esensial dalam menjaga ketahanan finansial. Analisis berbasis data analitik dan respons cepat terhadap perubahan kebijakan global menjadi faktor kunci dalam memitigasi risiko dan memastikan stabilitas operasional di tengah dinamika ekonomi global.

Berkaca pada tantangan di atas, Krom Bank perlu menegaskan komitmen untuk bertumbuh secara berkelanjutan dengan strategi adaptif dan berorientasi pada kebutuhan nasabah. Penguatan likuiditas, penyaluran kredit yang prudent, serta pengembangan produk keuangan inovatif menjadi kunci dalam menjaga daya saing di tengah lanskap perbankan digital yang dinamis. Dengan pendekatan ini, Krom Bank dipercaya mampu menjaga profitabilitas dan memastikan kesehatan bank demi mendukung keberlanjutan jangka panjang, sekaligus menciptakan nilai lebih bagi ekosistem keuangan digital di Indonesia.

Bahwa dengan strategi yang tepat, pengelolaan risiko yang disiplin, dan inovasi yang berkelanjutan, Krom Bank dapat terus memberikan nilai tambah bagi nasabah sekaligus memperkuat posisi kami dalam industri perbankan digital di tahun 2025 dan seterusnya. Singkatnya, transformasi digital bukan lagi masa depan, ia adalah masa kini. Krom Bank membuktikan bahwa dengan pendekatan inovatif, teknologi bisa digunakan untuk menyederhanakan dan memperkaya pengalaman keuangan. Krom Bank tentunya bukan hanya sekadar aplikasi, ia adalah pintu masuk menuju masa depan keuangan yang lebih cerdas, inklusif, dan memberdayakan. Semoga [***]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru