Surabaya, Bhirawa.
Kota Surabaya untuk pertama kalinya menjadi tempat upacara Hari Juang Polri. Momen upacara tersebut digelar di depan Monumen Perjuangan Polri, Jalan Darmo, Surabaya, Rabu (21/8).
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi turut hadir bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya. Ia merasa senang dan bangga lantaran Kota Pahlawan dipercaya sebagai tuan rumah upacara Hari Juang Polri yang pertama dalam sejarah. “Alhamdulilah, Hari Juang Polri bisa dilakukan dengan lancar di Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri ditemui usai upacara.
Menurut Wali Kota Eri Cahyadi upacara Hari Juang Polri yang digelar hari ini menegaskan bahwa Kota Surabaya adalah kota yang menyimpan banyak cerita sejarah kepahlawanan Indonesia.
“Upacara ini menunjukan semangat bahwa perjuangan-perjuangan penuh kepahlawanan ada di Kota Surabaya,” imbuhnya.
Gelaran upacara Hari Juang Polri yang berlangsung di sisi timur Jalan Darmo itu dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Prosesi upacara dibuka dengan pembacaan sejarah Hari Juang Polri oleh Kapusjarah Polri, Brigjen Pol Hari Nugroho. Setelah itu dilanjutkan pembacaan naskah Proklamasi Polisi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Untuk bersatu dengan rakyat dalam perjuangan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan ini menyatakan polisi sebagai Polisi Republik Indonesia. Surabaya, 21 Agustus 1945. Atas nama seluruh warga polisi. Moehamad Jasin, Inspektur Polisi Kelas I,” bunyi naskah Proklamasi Polri yang dibacakan Kapolri Jendral Listyo Sigit.
Kemudian upacara ditutup dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan pertunjukan teater kolosal yang menceritakan perjuangan pasukan Polisi Istimewa, yang kala itu dipimpin oleh Moehamad Jasin dalam merebut Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Surabaya. Pertunjukan teater melibatkan sejumlah komunitas pecinta sejarah dan juga pihak kepolisian.
Untuk diketahui, Hari Juang Polri resmi ditetapkan melalui Keputusan Kapolri Nomor: KEP/95/I/2024 tanggal 22 Januari 2024 tentang Hari Juang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Keputusan Kapolri Nomor: KEP/1325/VII/2024 tanggal 12 Agustus 204 tentang Tata Upacara Hari Juang Polri.
Dalam konferensi persnya usai acara, Kapusjarah Polri, Brigjen Pol Hari Nugroho menjelaskan, upacara Hari Juang Polri ditetapkan melalui proses panjang dengan mempertimbangkan literatur sejarah.
“Sudah diteliti sejak 14 tahun yang lalu, kemudian pada 2023 kita secara intens mulai melaksanakan Focus Grup Discussion (FGD). Kita buat naskah akademik untuk Hari Juang dan pada tanggal 22 Januari 2024 ditetapkan melalui keputusan Kapolri,” ungkapnya.
Brigjen Pol Hari Nugroho mengatakan, hari bersejarah Polri memang berkaitan dengan sejarah Kota Surabaya, yakni momen Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November.
Ia mengungkapkan, usai Kemerderdekaan RI dikumandangkan tanggal 17 Agustu 1945, saat itu polisi dibawah kepemimpinan Moehamad Jasin mulai mengambil sikap.
“Tanggal 21 Agustus 1945 itu starting poin untuk butterfly effect perjuangan Polri berikutnya. Dari sana mulai ada perlawanan pelucutan senjata, pembagian senjata, mengirim senjata ke wilayah lain untuk membantu perjuangan, serta menurunkan Bendera Jepang dan menaikkan Bendera Merah Putih di Hotel Yamato yang saat ini bernama Hotel Mojopahit, dan seterusnya sampai dengan peristiwa 10 November,” terangnya.
Dirinya berharap, dengan adanya peringatan Hari Juang Polri setiap tahunnya bisa menjadi refleksi untuk seluruh anggota Polri dalam meneladani sikap dan sifat kepemimpinan Moehamad Jasin.
“Beliau orang yang humanis. Literatur mengatakan bahwa beliau juga mengamankan orang Belanda saat peperangan terjadi. Beliau juga sosok yang pemberani dan taat beragama, itulah nilai yang perlu diteruskan pada generasi Polri saat ini,” pungkasnya. [dre.wwn]