Kota Malang, Bhirawa
Koordinasi solid yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang mampu menjaga inflasi daerah. Rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri tanggal 5, 12, 19 dan 26 Agustus 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Agustus 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,04% (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm).
Kepala Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina menyampaikan secara tahunan, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,88% (yoy) dan 1,88% (ytd). Dengan demikian, inflasi tahunan periode Agustus 2024 di Kota Malang masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi.
Inflasi periode Agustus 2024 terutama didorong oleh kenaikan harga kelompok transportasi dengan andil 0,07% (mtm), kelompok pendidikan 0,05% (mtm) dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,04% (mtm). “Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil -0,19% (mtm),”tutur Febrina.
Ia lantas menyebut berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama didorong oleh peningkatan tarif akademi/perguruan tinggi, harga bensin, cabai rawit, kopi bubuk dan emas perhiasan masing-masing dengan andil 0,05%, 0,04%, 0,04%, 0,03%, dan 0,02% (mtm).
Kenaikan tarif akademi/perguruan tinggi terjadi seiring penyesuaian biaya pendidikan tinggi pada momen pembukaan tahun ajaran baru. Kenaikan harga bensin terjadi seiring penyesuaian harga BBM Umum oleh Pertamina dalam rangka pengimplementasian Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum jenis bensin dan minyak solar.
“Kenaikan harga cabai rawit terjadi seiring menipisnya pasokan setelah berakhirnya masa panen raya. Sementara kenaikan harga kopi bubuk dan emas perhiasan terjadi seiring kenaikan harga komoditas kopi dan emas dunia,”tuturnya.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada komoditas bawang merah, daging ayam ras, daun bawang, jagung manis dan telur ayam ras masing-masing dengan andil -0,06%, -0,05%, -0,03%, -0,03% dan -0,03% (mtm).
” Penurunan harga pada komoditas bawang merah, daun bawang dan jagung manis terjadi seiring terjaganya pasokan pada masa panen raya di berbagai sentra produksi,”sambungnya. Sementara penurunan harga pada komoditas daging dan telur ayam ras terjadi seiring melimpahnya populasi di kalangan peternak.
Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy).[mut.ca]