Tim Arya Jipang Universitas Bojonegoro (Unigoro) divisi technology development (TD) baru saja mengikuti seleksi wilayah II Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024, Kamis (15/8).
Bojonegoro, Bhirawa.
Tim Arya Jipang Universitas Bojonegoro (Unigoro) divisi technology development (TD) baru saja mengikuti seleksi wilayah II Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024, Kamis (15/8). Seleksi dilaksanakan secara daring di Lapangan Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas.
KRTI merupakan ajang dirgantara bergengsi yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek RI.
Tim divisi TD diperkuat oleh Nayla Fahrika, Nanik Fadilatun Nafisa, Ocha Silvia Kencana, Putri Puja Pratiwi, dan Novia Pramesti Dwi Cahyani memresentasikan inovasi wingspan pesawat yang terbuat dari buah gambas kering.
Nayla sebagai ketua kelompok menuturkan, ada beberapa alasan mengapa Tim Arya Jipang Unigoro divisi TD memilih buah gambas kering sebagai bahan utama wingspan pesawat. Pertama, gambas selama ini hanya diolah menjadi sayur dan spons alami. Kedua, belum ada penelitian khusus tentang pemanfaatan gambas sebagai material wingspan pesawat.
“Akhirnya kita berinovasi agar gambas ini memiliki nilai tambah,” tuturnya.
Mahasiswi-mahasiswi prodi teknik industri Unigoro membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk bereksperimen. Ocha mengungkapkan, proses terumit adalah mengumpulkan buah gambas kering kemudian dihaluskan menjadi serbuk. Gambas yang digunakan harus benar-benar kering di pohon. Selanjutnya, serat-serat gambas dihaluskan secara manual menggunakan alu dan blender.
“Saat gambas keringnya dikupas sebenarnya sudah sulit. Soalnya kulitnya benar-benar keras. Setelah itu dicuci dan dikeringkan lagi. Baru ditumbuk pakai alu. Biar tambah halus, serat-serat itu diblender lagi. Karakteristiknya buah gambas ini alot dan kering. Jadi sangat berbeda dengan sabut kelapa,” ungkapnya.
Ada tiga bahan utama membuat wingspan pesawat dengan takaran yang berbeda-beda. Serbuk gambas kering 20 gram, katalis 3 gram, dan resin 100 gram. Putri menjelaskan, wingspan pesawat berbahan gambas kering dibuat secara manual tanpa cetakan khusus.
Resin dan katalis dicampur telebih dulu, lalu dituangkan ke atas polyfoam yang dilapisi kertas layangan. Serbuk gambas kering kemudian ditaburkan di atasnya. Setelah bahan-bahan tersebut memadat, baru dibentuk sesuai dengan ukuran wingspan pesawat yang diinginkan.
“Mungkin ke depan akan diperbaiki lagi komposisinya. Agar takaran serbuk gambas keringnya lebih banyak, sedangkan takaran resinnya dikurangi,” jelasnya.
Tim Arya Jipang Unigoro divisi TD berhasil menjalani seleksi wilayah II KRTI 2024 dengan lancar. Novia mengatakan, setiap tim diberi waktu 20 menit untuk presentasi sekaligus demo pesawat.
“ Alhamdulillah pesawat kita bisa mengudara dengan sempurna. Kita juga diapresiasi oleh dewan juri karena inovasi wingspan pesawat berbahan buah gambas kering belum pernah ada sebelumnya,” ucapnya.
Senada dengan Novia, Nanik berharap tim yang dibimbing oleh Amalia Ma’rifatul M., S.Si., MT. bisa lolos ke tingkat nasional.
“Final KRTI 2024 di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Mudah-mudahan Tim Arya Jipang Unigoro bisa lolos sampai nasional dan dapat juara,” pungkasnya. (ba.hel).