Surabaya, Bhirawa.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan Teknologi Smart Biokonversi untuk mengelola limbah ternak menjadi pupuk organik ramah lingkungan melalui program Matching Fund Vokasi 2023.
Teknologi Smart Biokonversi merupakan hasil riset dosen beserta laboran dan mahasiswa program studi Sistem Pembangkitan Energi ini didukung pendanaan dari program Inovasi Kreatif Mitra Vokasi (INOVOKASI) dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbudristek.
Ketua tim peneliti PENS, Hendrik Elvian Gayuh Prasetya, mengatakan sangat antusias dengan implementasi teknologi ini karena dapat membantu masyarakat Dusun Brau Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu. Inovasi ini mengurangi biaya rumah tangga melalui pemanfaatan limbah ternak, Serta program ini berkontribusi besar terhadap pelestarian lingkungan.
“Program ini bertujuan untuk mengubah limbah bioslurry hasil samping biogas dari limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan, pupuk organik yang dihasilkan dari bioslurry dapat dimanfaatkan untuk pertanian lokal, bahkan memiliki potensi untuk dipasarkan” Katanya.
Lanjut Hendrik, menjelaskan biokonversi kali ini menggunakan tiga tangki utama, yaitu tangki filtrasi, tangki fermentasi anaerob, dan tangki pencampur. Tangki filtrasi berfungsi untuk memisahkan bioslurry dari partikel padat yang tidak diinginkan, menggunakan kawat penjaring yang efektif menyaring pengotor.
“Tangki fermentasi anaerob bertugas mengolah bioslurry menjadi pupuk organik dengan kadar NPK yang tinggi, sedangkan tangki pencampur mengubah pupuk organik cair menjadi bentuk padat yang lebih praktis digunakan atau dijual” ujar Hendrik.
Ketua Koperasi Susu Desa Margo Makmur Mandiri M. Munir, memaparkan jika teknologi ini sangat membantu warga Desa Margo Makmur Mandiri. Berkaca dari kasus tahun lalu, di mana sempat terjadi kelangkaan gas alam kemasan 3 kg, yang sedianya sangat dibutuhkan warga.
“Kami sangat bergantung pada gas alam untuk masak. Setelah ada teknologi ini, kami sudah tidak lagi bergantung sepenuhnya pada konsumsi gas alam, anggaran untuk beli gas bisa dipakai untuk yang lain. Lumayanlah, jika dihitung kasar bisa hemat hingga Rp. 60,000,- sebulan” paparnya.
Munir menambahkan, kerja sama ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi di bidang teknologi bisa memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan secara holistik di tingkat desa.
“Semakin banyak pemakainya, turut mendorong keberlanjutan dan kemandirian ekonomi bagi masyarakat peternak sapi perah di Dusun Brau. Selain meningkatkan kualitas pupuk organik yang lebih ramah lingkungan, sistem ini juga menjadi solusi tepat guna untuk pengelolaan limbah yang lebih efisien” Imbuh Munir.
Munir berharap, meski masih di skala rumah tangga, namun ke depan teknologi ini dapat lebih dioptimalkan pemanfaatannya dengan memperbanyak instalasinya di titik-titik lainnya.
“Dengan terus mengembangkan teknologi ini, KSU Margo Makmur Mandiri berharap dapat terus meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Kota Wisata Batu” imbuhnya.
Kerja sama antara PENS dan KSU Margo Makmur Mandiri sendiri, saat ini telah memasuki tahun kedua, setelah sebelumnya pada tahun pertama kerja sama dilakukan dalam payung program Matching Fund Vokasi 2023, yang memfokuskan pada konversi limbah kotoran sapi menjadi biogas. [ren.ca]