31 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kisah Sumarni Dari Desa Gondek, Mojowarno, Jombang


Perjuangan Single Mother Buruh Kupas Bawang Demi Pendidikan Sang Anak
Oleh:
Arif Yulianto, Kab Jombang

Semangat untuk tetap bekerja agar mendapatkan penghasilan demi membiayai pendidikan sang anak dilakukan oleh Sumarni (53), seorang ibu tunggal asal Dusun Wringinjejer, Desa Gondek, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang.

Demi untuk mendapatkan penghasilan yang diprioritaskan sebagai biaya pendidikan sang anak, Sumarni rela menjadi buruh kupas bawang merah. Sebagian lagi penghasilan dari mengupas bawang, digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari keluarganya. Pekerjaan ini dilakoni Sumarni beberapa tahun terakhir ini.

Setiap Subuh, Sumarni bangun. Dia mengawali aktivitasnya dengan memasak, mencuci pakaian, serta mempersiapkan sang anak sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah putrinya berangkat ke sekolah, Sumarni mengambil bawang merah di rumah seseorang di desa sebelah, kemudian dibawa pulang untuk dikupas. Sorenya, bawang yang telah dikupas kemudian dikembalikan lagi kepada pemiliknya.

Sumarni juga tak bisa bepergian atau bekerja terlalu lama di luar rumah karena sedang menjaga dan merawat ibunya yang berada di rumah.

Sumarni tak memiliki harapan muluk-muluk di tengah kehidupannya yang sederhana. Harapan terbesarnya adalah agar anaknya bisa terus sekolah. “Supaya anak pintar,” ungkapnya.

Selain memprioritaskan penghasilan untuk pendidikan sang anak, Sumarni juga mengajari anaknya agar selalu berhemat, memprioritaskan kebutuhan yang paling penting, dan mendorong anaknya belajar dengan rajin.

Sang anak kini tengah menempuh pendidikan di kelas 7 pada madrasah tsanawiyah di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Berita Terkait :  BKPSDM Pemkab Tuban Gelar Uji Kompetensi

Sepeninggal suaminya 3 tahun lalu, Sumarni bersama anaknya dan ibu kandungnya, tinggal di sebuah rumah sederhana yang berdinding bata merah dan beratap genting. Sementara lantainya masih berupa tanah dan sebagian dilapisi bata.

Menurut Sumarni, rumahnya tersebut selesai dibangun sejak sang suami meninggal dunia. “Kondisinya ya seperti ini,” kata Sumarni, Minggu (30/11).

Setiap hari, Sumarni mengambil bawang merah kepada seseorang di desa tetangga. Rata-rata, 20 Kilogram bawang merah kemudian dibawa pulang ke rumah untuk dikupas. Setelah dalam kondisi terkupas, bawang merah dikembalikan lagi kepada pemiliknya. Sumarni mendapatkan upah sebesar Rp. 1.800,- per Kilogram.

Rutinitas ini dilakukan oleh Sumarni setiap hari dengan menggunakan sepeda pancal kadang juga dengan berjalan kaki. Hal ini karena dia tak memiliki sepeda motor.

Keinginan Sumarni untuk memiliki sepeda motor pun terpaksa harus dipendam dalam-dalam, karena keterbatasan penghasilan yang dia prioritaskan untuk biaya pendidikan sang anak dan untuk kebutuhan makan sehari-hari.

“Sebenarnya berminat (beli sepeda motor), tapi uangnya yang gak ada. Kalaupun ada uang, ya buat kebutuhan sekolah anak saja,” tuturnya lagi.

Kebutuhan pendidikan sang anak yang dimaksud oleh Sumarni adalah buku LKS, uang saku harian, dan kebutuhan lainnya yang tidak ditanggung oleh pemerintah.

Sesekali Sumarni juga mengambil dan mengumpulkan bulu ayam untuk dijual, untuk tambahan penghasilan.

Sumarni mengatakan, keluarganya merupakan keluarga penerima manfaat dari program Bansos Sembako dan PKH pendidikan.

Berita Terkait :  Gabungan Fraksi DPRD Kota Batu Kritisi Tiga Raperda Prioritas

Untuk Bansos yang diterimanya, Sumarni mengaku tak mau sembrono. Prioritas pertamanya adalah menyelesaikan apa yang menjadi kebutuhan putrinya selama sekolah.

Ketika setiap 3 bulan mendapatkan Bansos itu, oleh Sumarni langsung digunakan menyelesaikan kebutuhan sekolah sang anak.

Namun, namanya tiba-tiba hilang dari daftar penerima Bansos. Sumarni pun akhirnya tidak lagi menerima pencairan sejak September 2025.

“Kalau yang pertama dan kedua masih dapat,” ucap Sumarni. “Tapi yang September dan November gak dapat,” imbuhnya.

Sumarni telah mengkonfirmasikan hal tersebut kepada pihak pemerintah desa setempat dan pendamping program Bansos.

Nama Sumarni diduga hilang dari daftar penerima Bansos akibat kesalahan input data yang menyebut dirinya telah berpindah alamat ke kecamatan lain. [rif]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru