Surabaya, Bhirawa.
Di tengah padatnya aktivitas warga Rusun dan lingkungan RT 7 RW 5 Kelurahan Menanggal, ada satu sudut menarik yang mulai mencuri perhatian: sebuah kolam ikan mini lab yang terletak di depan area rusun.
Kolam kecil itu awalnya dibuat sebagai sarana edukasi dan pemanfaatan ruang terbuka, namun belakangan menjadi tempat belajar sekaligus hiburan sederhana bagi anak-anak dan warga sekitar.
Meski ukurannya tidak besar, mini lab ini menghadapi masalah klasik yang sering dialami pembudidaya ikan skala kecil: pemberian pakan yang tidak teratur.
Warga ingin menjaganya tetap hidup dan bersih, tetapi waktu dan kesibukan sering kali membuat jadwal pemberian pakan tidak konsisten.
Terkadang ikan diberi makan terlalu banyak, terkadang terlambat, dan sering kali justru terlupakan. Padahal, ketidakteraturan ini sangat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan.
Berangkat dari persoalan sederhana namun penting ini, tim Pengabdian Masyarakat UNTAG Surabaya menghadirkan Teknologi Tepat Guna (TTG): alat pemberi makan ikan otomatis berbasis Arduino Uno R3 sebagai solusi. Walaupun terdengar rumit, kenyataannya alat ini sangat praktis dan mudah dioperasikan. Secara singkat, alat ini bekerja seperti jam alarm yang bertugas mengingatkan kapan pakan harus diberikan.
Bedanya, alat ini langsung menyalurkan pakan secara otomatis.
Dengan setting waktu yang sudah diprogram, alat ini membuka dan menutup wadah pakan menggunakan motor servo, memastikan pakan turun dalam jumlah yang pas dan tepat waktu. Warga hanya perlu mengisi pakan secara berkala, selebihnya alat bekerja sendiri tanpa perlu diawasi terus-menerus. Kehadirannya langsung membuat mini lab ikan di depan rusun menjadi lebih hidup dan terawat.
Anak-anak yang dulu sering penasaran melihat ikan makan, kini justru belajar hal baru: bagaimana teknologi sederhana bisa membantu menjaga makhluk hidup. Tidak jarang mereka berdiri mengamati alat saat bekerja, seolah melihat “robot kecil pemberi makan ikan”. Sementara bagi para orang tua dan pengurus rusun, alat ini membawa kelegaan karena tidak lagi terbebani jadwal pemberian pakan yang kadang terlupa.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa alat ini bekerja stabil selama tujuh hari tanpa gangguan. Pemberian pakan menjadi konsisten, ikan lebih sehat, dan penggunaan pakan lebih hemat karena tidak ada lagi pemberian pakan berlebihan. Hal ini membuktikan bahwa inovasi tidak harus mahal untuk memberikan dampak besar.

Teknologi Tepat Guna seperti ini punya potensi besar untuk diterapkan di banyak tempat lain: sekolah, taman lingkungan, kolam mini komunitas, hingga budidaya skala rumahan. Selain membantu efisiensi waktu, alat ini juga mengajarkan kita bahwa teknologi dapat berperan sebagai pendukung kehidupan sehari-hari, bukan menggantikan manusia, tetapi mempermudah serta menambah nilai fungsi sebuah ruang.
Mini lab ikan di depan rusun RT 7 RW 5 kini bukan hanya sekadar kolam kecil. Ia berubah menjadi ruang edukasi, tempat belajar teknologi, dan simbol kreativitas warga Menanggal dalam memanfaatkan inovasi untuk kebaikan bersama. Sebuah bukti bahwa ketika teknologi dan kebutuhan masyarakat bertemu di titik yang tepat, manfaatnya bisa dirasakan oleh semua.
Penulis:
Tim Pengabdian Masyarakat Subkel 6 NR 1, UNTAG Surabaya
Editor : Helmy Supriyatno.


