24 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kemitraan Australia–Indonesia Gelar Knowledge & Innovation Exchange

Atasi Perubahan Iklim Lewat Riset dan Inovasi Solusi

Surabaya, Bhirawa
KONEKSI, kemitraan Pemerintah Australia–Indonesia di bidang pengetahuan, sains, dan inovasi, menggelar Knowledge and Innovation Exchange (KIE) sebagai forum dua hari pada 19–20 November 2025 lalu.

Dengan mengusung tema “Innovating for Climate Action and Sustainable Development”, acara yang digelar di Yogyakarta ini mempertemukan lebih dari 200 akademisi, pembuat kebijakan, mitra industri, dan komunitas untuk berdialog terkait kebijakan dampak perubahan iklim ke lingkungan dan masyarakat.

Penyelenggaraan konvensi ini diharapkan mendorong tumbuhnya solusi inovatif dari 15 riset kolaboratif peneliti Australia–Indonesia, yang didukung oleh KONEKSI di sektor pertanian, teknologi, kebijakan, dan kewirausahaan.

Dalam pembukaan KIE Yogyakarta, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, diwakili oleh Asisten Sekretariat Daerah Provinsi DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Drs. Tri Saktiyana menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara ini.

“Yogyakarta selama ini menjadi ruang, di mana kedekatan antara perguruan tinggi, birokrasi, komunitas, dan pelaku usaha terjalin menjadi pembelajaran sehari-hari. Karena itu, forum KIE ini saya pandang sebagai kelanjutan dari karakter Yogyakarta itu sendiri: tempat berkumpul untuk memahami apa yang berubah, apa yang tetap, dan apa yang harus kita kerjakan bersama. Semoga pertukaran pengetahuan hari ini tidak sekadar menjadi upaya berbagi praktik, tetapi juga membangun kepekaan bersama terhadap kompleksitas persoalan yang kita hadapi,” terangnya.

Berita Terkait :  KAI Daop 7 Madiun Bersama Regulator Perkeretaapian Laksanakan Rampcheck Stasiun dan Kereta Api

Sementara itu, sensitivitas dan urgensi untuk mengatasi kompleksitas dampak perubahan iklim pun menjadi salah satu fokus Pemerintah Australia.

“Pemerintah Australia dan Indonesia terus berkomitmen memperkuat hubungan diplomatik, mendorong hubungan antarmasyarakat, dan membangun jaringan kelembagaan antara kedua negara. Khususnya, yang berkaitan dengan pendidikan dan kemitraan penelitian untuk mengatasi tantangan pembangunan yang semakin kompleks, termasuk perubahan iklim,” tegas Utusan Khusus Australia untuk Urusan Samudra Hindia, Tim Watts.

Kemitraan penelitian tersebut, antara lain didorong Pemerintah Australia melalui KONEKSI, yang memberikan dukungan pendanaan untuk riset bersama peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Haryono menyebut, setelah beberapa tahun, dampak dari kolaborasi ini terlihat eksponensial. Sebelumnya berada di posisi keenam, kini Australia menempati posisi pertama untuk negara-negara yang melakukan riset kolaboratif di Indonesia, dengan 69 proyek penelitian.

“Kita membutuhkan banyak kemitraan global untuk mempercepat pembangunan nasional, meningkatkan kapabilitas periset Indonesia agar setara dengan komunitas peneliti global, serta mengakselerasi pemanfaatan sumber daya kita lewat riset dan inovasi. Di BRIN, kami sedang fokus mendorong percepatan penggunaan hasil penelitian untuk segera diekskalasi ke masyarakat, sehingga memberi dampak langsung yang relevan dan kontribusi bagi pembangunan, baik di level nasional hingga daerah. Penyelenggaraan KIE Yogyakarta ini menjadi kesempatan bagi para akademisi dan peneliti untuk mendekat ke pembuat kebijakan dan masyarakat, sebagai pengguna hasil riset ini di Provinsi DIY,” jelas Agus.

Berita Terkait :  Wujud Nyata Kontribusi TNI Jaga Stabilitas Pangan, Babinsa Koramil Gedeg Bantu Petani Tanam padi

Adapun penyelenggaraan KIE Yogyakarta juga dihadiri oleh Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Yos Sunitiyoso dan Minister Counsellor Economic, Investment, Infrastructure, Jonathan Gilbert.

Kemitraan Riset yang Inklusif untuk Mendukung Dampak di Masyarakat
Tiga tahun berdiri, KONEKSI berfokus mendukung kemitraan riset yang inklusif, mendorong partisipasi aktif peserta, serta keterlibatan bermakna dari perempuan, penyandang disabilitas, dan peneliti di Kawasan Timur Indonesia untuk mendesain dan mengimplementasikan risetnya, agar tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam pembangunan.

Dalam KIE Yogyakarta yang diselenggarakan KONEKSI, para pemangku kepentingan yang hadir turut mendukung aplikasi proyek-proyek riset yang nyata dan memberi solusi bermakna bagi pemerintah dan komunitas. [riq]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru