Kab Pasuruan, Bhirawa.
Kekeringan di wilayah Kabupaten Pasuruan semakin meluas. Dari 13 desa terdampak bertambah 5 desa. Yang artinya saat ini menjadi 18 desa. Adanya tambahan 5 desa itu membuat BPBD Kabupaten Pasuruan mengusulkan kepada BPBD Provinsi Jawa Timur tentang tambahan pendistribusian air bersih ke desa yang mengalami kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi menyampaikan bahwa usulan tambahan 5 desa tersebut penting dilakukan. Mengingat, kondisi kelima desa sudah dinyatakan darurat kekeringan. Sehingga, upaya dropping air bersih bisa langsung dilakukan. “Kita usulkan ke BPBD Jatim. Karena anggaran daerah tidak mencukupi,” ujar Sugeng Hariyadi, Kamis (5/9).
Lima desa yang melaporkan kondisi ketersediaan sumber mata air bersih yang mulai menipis adalah Desa Sumberejo di Kecamatan Winongan. Lalu, ada Desa Mangguan di Kecamatan Pasrepan dan Desa Kedung Pengaron, Klangrong hingga Desa Ambal-ambil di Kecamatan Kejayan.
Saat ini, dropping air bersih terus dilakukan di semua desa terdampak kekeringan. Dalam sehari, ada tiga tangki yang disiagakan untuk melakukan pengiriman air bersih. Serta ditempatkan di satu lokasi yang bisa diakses seluruh warga. “Untuk tempatnya kita tempatkan di satu titik lokasi yang mudah dijangkau oleh warga. Sebab, setiap wilayah mempunyai perbedaan dari sisi topografi, kondisi alam dan lainnya,” jelas Sugeng Hariyadi.
Sedangkan ke 13 desa terdampak yang hingga saat menjadi prioritas pengiriman air bersih di setiap harinya antara lain Desa Watulumbung, Kedungrejo, Bulukandang, dan Pancur di Kecamatan Lumbang. Selanjutnya ada Desa Ngantungan, Pasrepan, Klakah, dan Sibon di Kecamatan Pasrepan. Kemudian, Desa Semedusari, Wates, Pasinan, dan Balonganyar di Kecamatan Lekok serta Desa Kedungrejo di Kecamatan Winongan.[hil.ca]
