Surabaya, Bhirawa
Kartini Youth Festival 2025 resmi digelar sebagai ruang bagi perempuan muda untuk berdaya dan berbicara di Lobi Utama Trans Icon Mall Surabaya.
Acara yang bertajuk ‘Perempuan Muda Berda Dunia Maya Tanpa Bahaya’ diinisiasi oleh Komunitas Kartini Youth, dengan dukungan dari KPS2K, KAPAL Perempuan, dan PKBI melalui Program INKLUSI Indonesia, serta para peserta dapat mengikuti berbagai kegiatan, termasuk panel talkshow yang menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Timur serta perwakilan dari organisasi perempuan seperti KPS2K dan PKBI. Sabtu, (26/4).
Koordinator Komunitas Kartini Youth, Oktavia Firnanda, menjelaskan bahwa acara bertujuan mempertemukan perempuan muda untuk membentuk aksi kolektif. “Kita berkeinginan mendorong kebebasan berpendapat dan berkarya, serta mengingatkan pembuat kebijakan untuk lebih berpihak kepada perempuan muda,” jelasnya.
Lanjut Oktavia mengukapkan bagi generasi Z memiliki peran penting dalam melanjutkan semangat perjuangan Kartini dan berharap perempuan muda berani bersuara dan melawan berbagai bentuk kekerasan seksual. “Acara sebagai perayaan semangat Kartini yang menginspirasi perempuan muda untuk speak up, melawan kekerasan dalam berbagai bentuk,” Ujar Oktavia.
Perwakilan Bidang Pengarusutamaan Perempuan Dan Kualitas Gender DP3AK Provinsi Jawa Timur, Hasmaranti S Kom, M I Kom memaparkan tentang Peran pemerintah dalam perlindungan dari Kekerasan Berbasis Gender Online(KBGO), yang dimana Kekerasan perempuan di Jawa Timur sebanyak 771.
“Kekerasan terhadap perempuan di Jatim sebanyak 771 dari kabupaten kota, jumlah ini turun di tahun dari tahun sebelumnya, data tersebut terkadang berbeda sama yang ada di lapangan karena terkadang perempuan malu jika telah menghadapi kekerasan,” Tuturnya.
Hasmaranti mengukapkan bahwa jawa timur sebagai Provinsi balomenter kesetaraan gender, sudah 5 kali berturut-turut mendapatkan anugerah oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (TPPA).
“Kami punyak indek pembangunan gender (IPG) yang dimana jatim lebih besar dari pada nasional, yaitu nasional 91,85 dan Jawa Timur 92,15,” Pungkas Hasmaranti.
Satu program unggulan yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur ucap Hasmaranti yaitu menjadikan Unit Balai Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (UBTPPA) sebagai pusat pembelajaran perempuan, Program yang menargetkan kelompok perempuan rentan, termasuk penyintas kekerasan, kepala keluarga perempuan, dan komunitas marginal seperti perempuan ojek pamulan.
“Program pemberdayaan diberikan dalam bentuk kelas pelatihan berkelanjutan sesuai dengan passion masing-masing peserta, tidak semua pendaftar diterima karena setiap peserta akan melalui tahapan assessment, evaluasi, hingga tindak lanjut, salah satu contoh program yang diminati adalah beauty class, yang mengajarkan keterampilan merias diri secara profesional,” Jelasnya.
Perwakilan DP3AK menekankan pentingnya untuk menyadarkan masyarakat untuk tetap melapor, karena masih banyak kasus yang belum terungkap. “Laporan yang meningkat justru menunjukkan kesadaran masyarakat yang mulai berani bicara, ada laporan itu, kami bisa melakukan pendampingan, mulai dari assessment, advokasi, hingga pemulihan dan reintegrasi korban,” imbauan Hasmaranti.
Sementara itu, perwakilan dari KPS2K Iva Hasanah mengingatkan pentingnya menciptakan ruang aman bagi perempuan muda. “Kita berfokus terhadap kesetaraan dan mengadvokasi kebijakan responsif gender untuk menjamin hak perempuan baik di tingkat lokal maupun nasional,” Ujarnya.
Iva berharap dengan telah di selenggarakan nya Kartini Youth Fest 2025 untuk melawan kekerasan terhadap perempuan, sebagai bentuk komitmen kolektif para peserta dalam mewujudkan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua perempuan. [ren.wwn]