24 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Kadinsos Jatim Lepas PM UPT Klaster Disabilitas dan Resmikan Spa-Net


Pemprov, Bhirawa
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Sosial (Dinsos) Jatim kembali mengadakan pelepasan penerima manfaat (PM), yang kali ini dilaksanakan bagi PM Unit Pelaksana Teknis (UPT) klaster disabilitas. Pada kegiatan tersebut, Dinsos Jatim sekaligus meresmikan Spa-Net atau Spa dan Massage Netra, Senin (24/6).

Pelepasan ini diadakan di GOR Serbaguna UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang, Jl Beringin No 13, Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Pelepasan ini diikuti para PM dari UPT RSBN Malang, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Pasuruan, dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Rungu Wicara (RSBRW) Pasuruan.

Total terdapat 48 PM yang dinyatakan lulus setelah menerima pelayanan dan pembinaan fisik, mental, sosial, keterampilan selama kurang lebih dua tahun.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Kepala Dinsos Jatim, pejabat eselon III dan IV di lingkungan Dinsos Jatim, kepala/perwakilan Dinas Sosial kota/kabupaten, perwakilan OPD kota/kabupaten terkait, pilar-pilar sosial Malang Raya, dan para wali PM.

Dalam sambutannya, Kepala Dinsos Jatim Dra Retno Novi Widiani MM mengatakan, kelulusan bagi PM seperti ini memang kegiatan rutin. Namun, terdapat catatan yang ditekankan, yakni ketika PM telah kembali ke keluarganya.

“Beberapa PM yang biasa di UPT, ternyata kurang bisa mengembangkan kegiatan di tempat asalnya, tidak bisa maksimal memanfaatkan bantuannya. Untuk itu, harus ada satu tahapan lagi yang disediakan bagi mereka, semacam workshop. Agar mereka terlatih kerja,” kata Kepala Dinsos Jatim.

Berita Terkait :  Kemnaker Raih Penghargaan Popular Government Institution 2024

Pelatihan tambahan tersebut, kata Novi, merupakan bagian dari social investment yang harus dimatangkan. Workshop untuk mewadahi para PM yang telah lulus ini, sebelumnya sudah diinisiasi lewat Galeri Disabilitas Kinasih dan UPT (Gadisku) yang diresmikan pada April lalu. Dan cetusan workshop tersebut berhasil diteruskan oleh UPT RSBN Malang melalui inovasi barunya, yakni Spa-Net atau spa dan massage netra.

“Apabila kalian belum menerima atau mendapatkan tempat yang cocok untuk berwirausaha, terutama disabilitas netra, tidak usah kemana-mana, Spa-Net bersedia menerima kalian lagi,” lanjutnya.

Perlu diketahui, Spa-Net diperkenalkan oleh Kepala UPT RSBN Malang Firdaus Sulistijawan SSos MPSSp sebagai wadah bagi PM disabilitas netra yang merupakan terapis pijat. Selain itu, di Spa-Net juga terdapat etalase dari karya-karya para PM disabilitas lain yang diperjualbelikan, mirip Gadisku.

Masih perihal workshop, Novi juga membocorkan sedikit proyeksi pihaknya ke depan, yaitu dibukanya workshop bagi PM gelandangan-pengemis (gepeng). Dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya (RSBK) Madiun bakal mengemban tugas untuk melanjutkan cita-cita tersebut.

Novi mengungkapkan, bantuan kemandirian sosial bagi PM disabilitas merupakan suatu upaya besar yang telah diperjuangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Maka dari itu, ia berpesan hendaknya PM dapat benar-benar memanfaatkan bantuan senilai Rp 5 juta tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Kami pulangkan mereka hari ini ke pangkuan bapak/ibu semuanya. Semoga mereka menjadi pribadi yang bisa diandalkan, yang bisa menjadi tulang punggung keluarga, yang bisa mensejahterakan diri dan keluarganya,” pesan Novi pada wali PM.

Berita Terkait :  Bahas Pemberdayaan UMKM, Komisi A DPRD Jombang Kunker Ke Banjarbaru

Sedangkan, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih MPd berpesan pada para PM yang telah lulus untuk banyak mensyukuri momen kelulusan ini. Apalagi mereka telah banyak berkembang melalui UPT Dinsos Jatim. Dari yang sebelumnya merasa murung karena kekurangannya, menjadi pribadi yang lebih ceria dan optimis. “48 wisudawan ini merupakan orang-orang yang berhasil bermetamorfosis,” kata Hikmah.

Hikmah juga mengapresiasi kerja para kepala UPT hingga instruktur yang mampu memberikan pelayanan pada para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Jatim. Ia menilai, pekerjaan yang bersentuhan dengan kaum rentan bukanlah suatu hal yang mudah dan memerlukan dedikasi yang besar.

Wakil Ketua Komisi E itu juga menyampaikan pandangannya tentang sebutan ‘orang berkebutuhan khusus’ yang disematkan pada para disabilitas. “Saya tidak pernah setuju dengan sebutan itu. Mari kita ganti istilahnya dengan orang berkemampuan khusus,” ungkapnya.

“Menurut kami, hal-hal untuk orang yang berkemampuan khusus ini masih jauh dari yang dibutuhkan. Ada banyak cita-cita yang kami sedang rangkai bersama Bu Novi dan kawan-kawan, salah satunya menyapa para para perusahaaan untuk program Corporate Social Responsibility,” imbuh Hikmah.

Pada pelepasan ini, diserahkan sertifikat kelulusan dan bantuan kemandirian sosial sebesar Rp 5 juta secara simbolis pada 6 PM perwakilan dari ketiga UPT.

Sementara salah satu PM yang lulus, Steven Ervian Ardinata asal Sidoarjo (27) menyampaikan rasa syukurnya bisa menempuh berbagai hal termasuk pelatihan di UPT RSBRW Pasuruan. “Rencananya nanti saya ingin bekerja bidang las. Tapi juga ingin bekerja di cafe karena juga telah belajar di “Gadisku”, ujarnya.

Berita Terkait :  Diskominfo Nganjuk Gelar FGD untuk Penerapan SDI

Acara ini juga melibatkan PM UPT klaster disabilitas lainnya, yakni dari UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Pasuruan, UPT RSBL Kediri, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (RSBG) Tuban, dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Lara Kronis (RSBLK) Tuban. Di mana mereka juga ikut andil dalam menampilkan persembahan seperti nyanyian, band, hadrah, membacakan Al-Quran, fashion show, membacakan puisi, dan pencak silat. [rac.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img