25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kadindik Jatim Ajak Kepsek Optimalkam Lahan Tak Terpakai

Tak Sekadar Belajar, Sekolah Jadi Pusat Produksi Pangan

Dindik Jatim, Bhirawa
School Food Care (SFC) salah satu program unggulan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dalam membentuk ketahanan pangan dilingkungan sekolah. Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan di lingkungan sekolah, namun juga sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo dalam memperkuat Ketahanan Pangan Nasional.

Saat ini, program SFC telah dijalanaksn 29 SMA Negeri di Jawa Timur yang menjalankan program ini. Jika berhasil, program akan dikembangkan untuk seluruh SMA Negeri di Jawa Timur. Catatanya, satuan pendidikan harus memiliki lahan yang cukup untuk mengembangkan program School Food Care.

Sekolah yang menjalankan program SFC ini adalah SMAN 1 Dampit Malang yang baru diresmikan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai. Sebagai salah satu SMA program Double Track, Aries Agung meminta kepala sekolah untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan sekolah secara produktif.

Ia mengajak kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk melihat potensi besar di balik lahan sekolah yang selama ini mungkin terabaikan. “Kalau lahannya luas tapi dibiarkan menganggur, itu sangat disayangkan. Karena pada program SFC ini ada laboratorium alam nya. Hasil pertanian, perkebunan atau ternak ikan bisa dibagikan ke guru dan murid untuk perbaikan gizi. Atau bisa juga dijual di masyarakat sekitar,” ungkap Aries, Selasa (26/8).

Berita Terkait :  Pemkot Surabaya Siapkan Konsep Pengembangan Wisata dan Ekraf Tahun 2025

Menurut Aries, pendidikan tidak hanya sebatas teori di ruang kelas, namun juga harus menyentuh praktik langsung. Program SFC hadir sebagai jembatan antara kurikulum dan realitas. Guru mata pelajaran seperti biologi, kimia, hingga geografi, bisa langsung mengaitkan pembelajaran dengan kegiatan di lapangan melalui program ini.

Lebih dari sekadar kegiatan bercocok tanam, SFC juga mengajarkan murid tentang nilai produktivitas, tanggung jawab, dan wirausaha. Dengan program ini, murid dapat mengembangkan keterampilan praktis yang bisa mereka lanjutkan setelah lulus, terutama bagi mereka yang memilih tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Pendidikan di sekolah harus melampaui ruang kelas. Kita ingin murid punya semangat enterpreneur, dan sektor pertanian adalah salah satu ruang besar untuk itu,” kata Aries.

Ia juga menyoroti pentingnya peran kepala sekolah dalam menciptakan iklim yang mendukung. Leadership yang visioner dan kolaboratif, menurutnya, menjadi kunci agar seluruh elemen di sekolah dari guru hingga murid ikut bergerak dalam membangun mutu yang bekualitas.

“Kalau pemimpinnya punya visi besar, pasti seluruh jajaran di bawahnya akan tergerak. Ini soal semangat dan kemauan untuk mengembangkan sekolah secara produktif,” tambahnya.

Program SFC menjadi bukti bahwa sekolah bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang tumbuhnya nilai-nilai ketahanan pangan, kemandirian, dan kreativitas. Dengan semangat gotong royong dan visi yang kuat, sekolah dapat menjadi agen perubahan bukan hanya dalam dunia pendidikan, tapi juga untuk masa depan pangan bangsa. [ina.wwn]

Berita Terkait :  Bedah Buku KHM Hasyim Asy’ari Pemersatu Umat Islam Jelang Kongres XVIII Muslimat NU, Khofifah Gaungkan Kembali Qanun Asasi NU

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru